Wakil NU dan Muhammadiyah Bertemu Paus
News ID: 571215
London (ANTARA) - Wakil dari Nahdlatul Ulama, Dr. KH Marsudi Syuhud dan Prof. Syamsul Anwar mewakili Muhammadiyah mendapat kesempatan bertemu dengan Paus Fransiskus di Istana Kepausan, Vatikan pada Senin lalu (28/10)
Dalam pertemuan, kedua tokoh didampingi Dubes RI untuk Takhta Suci, A. Agus Sriyono, demikian Pensosbud KBRI Tata Suci Vatikan, Muhammad Ferdien kepada Antara London, Kamis.
Kedua wakil Indonesia tersebut hadir di Vatikan memenuhi undangan Pontifical Academy for Life dari Vatikan, dalam rangka penandatanganan “Posisi Dasar Agama-agama Monoteisme Ibrahim mengenai Hal-hal Terkait Pengakhiran Hidup” (Position Paper of the Abrahamic Monotheistic Religions on Matters Concerning the End of Life). Selain dua wakil Indonesia, dokumen ini juga ditandatangani wakil dari Kepausan, Patriarkat Konstantinopel, para Rabi agama Yahudi, dan sejumlah Ulama dari berbagai negara yang mewakili agama Islam.
Dokumen ini pada dasarnya berisi imbauan bagi pengambil keputusan dan pelaku bidang kesehatan untuk memahami perspektif agama-agama monoteisme dalam pelayanan kepada para pasien yang menghadapi kematian. Diharapkan para keluarga pasien juga memahami norma-norma agama yang berkaitan dengan pengakhiran hidup.
Dalam sambutannya, Mgr Vincenzo Paglia, Presiden Pontifical Academy for Life, menyatakan bahwa penandatanganan dokumen ini merupakan hal yang bersejarah bukan saja karena arti pentingnya bagi profesi kedokteran dan kesehatan, namun juga kuatnya dimensi ekumenis atau komitmen penganut agama Ibrahim. (ZG)
Dalam pertemuan, kedua tokoh didampingi Dubes RI untuk Takhta Suci, A. Agus Sriyono, demikian Pensosbud KBRI Tata Suci Vatikan, Muhammad Ferdien kepada Antara London, Kamis.
Kedua wakil Indonesia tersebut hadir di Vatikan memenuhi undangan Pontifical Academy for Life dari Vatikan, dalam rangka penandatanganan “Posisi Dasar Agama-agama Monoteisme Ibrahim mengenai Hal-hal Terkait Pengakhiran Hidup” (Position Paper of the Abrahamic Monotheistic Religions on Matters Concerning the End of Life). Selain dua wakil Indonesia, dokumen ini juga ditandatangani wakil dari Kepausan, Patriarkat Konstantinopel, para Rabi agama Yahudi, dan sejumlah Ulama dari berbagai negara yang mewakili agama Islam.
Dokumen ini pada dasarnya berisi imbauan bagi pengambil keputusan dan pelaku bidang kesehatan untuk memahami perspektif agama-agama monoteisme dalam pelayanan kepada para pasien yang menghadapi kematian. Diharapkan para keluarga pasien juga memahami norma-norma agama yang berkaitan dengan pengakhiran hidup.
Dalam sambutannya, Mgr Vincenzo Paglia, Presiden Pontifical Academy for Life, menyatakan bahwa penandatanganan dokumen ini merupakan hal yang bersejarah bukan saja karena arti pentingnya bagi profesi kedokteran dan kesehatan, namun juga kuatnya dimensi ekumenis atau komitmen penganut agama Ibrahim. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar