Gastronomi Tourism Indonesia naik daun di WTM London
News ID: 590336
London (ANTARA) - Gastronomi Tourism atau dikenal dengan wisata kuliner Indonesia menarik perhatian pengunjung pameran pariwisata WTM London yang berlangsung di gedung pameran Excel London yang digelar dari tanggal 4 hingga 6 November lalu.
World Food Travel Association (WFTA) yang diketuai Erik Wolf menilai wisata kuliner Indonesia tengah naik daun, demikian Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja kemenparekraf, Vita Datau kepada Antara London, Jumat.
Pendiri Indonesia Gastronomi Network tampil sebagai pembicara dalam Forum yang diadakan WFTA dalam rangkaian penyelenggaraan WTM London diadakan setiap tahun, menjadi perhatian pelaku industri food travel, media, food writer dan food blogger.
Paviliun Wonderful Indonesia di WTM London menarik perhatian seluruh pengunjung London World Travel Mart 2019. Bukan saja stand dan penampilan tim kesenian yang menjdi perhatian, melainkan Indonesia juga terpilih menjadi satu dari delapan pembicara di Gastronomi forum yang dilaksanakan mitra WTM yaitu WFTA.
Deputi Pemasaran II, Kemenparekraf Nia Niscaya yang juga ketua delegasi Wonderful Indonesia di Pameran Pariwisata kedua terbesar dunia ini menghadiri Forum yang menarik perhatian peserta.
Vita Datau yang mewakili Indonesia dalam Forum yang dilakukan dengan format panel dengan moderator Ketua WFTA Erik Wolf. WTFA adalah institusi yang melakukan banyak riset mengenai Food atau Culinary Tourism.
Pada pembukaan acara Erik mengatakan Indonesia sedang naik daun apalagi tahun ini Indonesia menyabet tiga dari tujuh penghargaan Food Trekking Awards 2019. Dimana bahan pangan lokal yang membuat penasaran para pemerhati wisata gastronomi dunia.
Indonesia mengisi sesi ketiga dihari terakhir WTM bersama dengan India dan Nepal dalam sesi ini berjudul " Latest Trend in Gastro Tourism: Asia"
Menurut Vita Datau, salah satu kriteria Indonesia diundang menjadi narasumber karena WFTA melihat pergerakan yang masif di gastronomi Indonesia dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia melakukan strategi khusus sehingga mampu menggerakan semua stakeholders secara bersama sama. B
Pergerakan ini dilihat melalui social media khususnya, kongres Internasional dimana Indonesia selalu tampil sebagai pembicara di panel utama.
Badan PPB yang bergerak dibidang pariwisata UNWTO menetapkan Ubud, Bali sebagai Destinasi Gastronomi percontohan, menjadi pencapaian yang dianggap luar biasa oleh para stakeholders dunia. Mereka ingin tau apa yang ada dipikiran Indonesia sehingga melakukan langkah masif yang berani dan dilihat banyak orang, ujar Vita Datau.
Dikatakannya trend wisata gastronomi di Indonesia dipengaruhi oleh sebuah pergerakan masif hasil penerapan sinergitas pemangku kepentingan yang tergabung dalam pentahelix ABCGM.
Gastronomi Indonesia yang memiliki aset besar, potensi berlimpah, karena keragaman budaya dan sumber kekayaan alamnya. Modal tersebut yang menjadikan semangat bagi pemangku kepentingan untuk bersama sama menjadikannya sebagai salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia.
Menurut Vita, hal ini sangat mungkin terjadi karena dalam tiga tahun terakhir kuliner menjadi penyumbang PDB ekonomi kreatif terbesar. Pengeluaran wisatawan mencapai 30 hingga 35% adalah untuk kuliner dan belanja oleh-oleh.
Vita mengatakan didalam berwisata gastronomi, wisatawan mencari pengalaman otentik yang sarat kearifan lokal, bukan hanya menikmati makanan lokal melainkan mencari tau elemen dalam ekosistem yang menyertainya.
Sejak tahun 2017 Indonesia memilih beberapa destinasi wisata kuliner yang dinilai Tim Percepatan Wisata Kuliner Belanja Kemenpar saat itu, berdasarkan kriteria UNWTO dimana wisata gastronomi adalah suatu pengalaman menyangkut makanan sebagai gaya hidup lokal, warisan, budaya, bahan lokal dan resep tradisional, cerita cerita dibalik makanan, nutrisi dan kesehatan.
“Jika ditelaah Indonesia memiliki banyak destinasi yang berpotensi, walaupun Tim menetapkan 10 terbaik dan tiga teratas adalah Bali, Joglosemar dan Bandung.
Di forum gastronomi WTM inilah Vita Datau menjelaskan apa saja yang menjadi strategi kementerian dalam mendorong pengembangan wisata gastronomi. Bahan lokal menjadi kekuatan yang menarik perhatian moderator dan hadirin peserta forum. Apalagi beberapa produk Javara yang sudah punya nilai tambah ekonomi kreatif ikut di display saat sesi ini berlangsung.
Vita Datau menjelaskan letak geografi Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki laut, gunung menjadikan faktor penentu yang mempengaruhi kebiasaan makan di masing-masing daerah.
Peran makanan dalam upacara adat dan keagaman juga menjadi sebuah cerita menarik bagi wisatawan saat berada di Indonesia. Kelas memasak yang mengangkat resep dan cara masak tradisional menjadi hal yang paling dicari wisatawan kuliner. Pertanian, perikanan sebagai ekosistem paling hulu menjadi atraksi edukasi yang menarik, demikian pula pasar tradisional.
Sesi tanya jawab menjadi saat paling menarik dimana peserta forum yang bertanya mendapat hadiah garam, bumbu dan kopi yang dipamerkan.
Deputi Pemasaran II, Kemenparekraf Nia Niscaya, ketua delegasi Wonderful Indonesia mengatakan usaha Indonesia memposisikan gastronomi Indonesia di peta wisata dunia membuahkan hasil dengan diundangnya Indonesia di forum bergengsi dunia.
Diharapkan dimasa datang bagaimana Indonesia dapat mengembangkan destinasi unggulan dengan prinsip pariwisata berkelanjutan, agar dapat menarik wisatawan kuliner, gastronomi sesuai target kita kedepan.
World Food Travel Association (WFTA) yang diketuai Erik Wolf menilai wisata kuliner Indonesia tengah naik daun, demikian Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja kemenparekraf, Vita Datau kepada Antara London, Jumat.
Pendiri Indonesia Gastronomi Network tampil sebagai pembicara dalam Forum yang diadakan WFTA dalam rangkaian penyelenggaraan WTM London diadakan setiap tahun, menjadi perhatian pelaku industri food travel, media, food writer dan food blogger.
Paviliun Wonderful Indonesia di WTM London menarik perhatian seluruh pengunjung London World Travel Mart 2019. Bukan saja stand dan penampilan tim kesenian yang menjdi perhatian, melainkan Indonesia juga terpilih menjadi satu dari delapan pembicara di Gastronomi forum yang dilaksanakan mitra WTM yaitu WFTA.
Deputi Pemasaran II, Kemenparekraf Nia Niscaya yang juga ketua delegasi Wonderful Indonesia di Pameran Pariwisata kedua terbesar dunia ini menghadiri Forum yang menarik perhatian peserta.
Vita Datau yang mewakili Indonesia dalam Forum yang dilakukan dengan format panel dengan moderator Ketua WFTA Erik Wolf. WTFA adalah institusi yang melakukan banyak riset mengenai Food atau Culinary Tourism.
Pada pembukaan acara Erik mengatakan Indonesia sedang naik daun apalagi tahun ini Indonesia menyabet tiga dari tujuh penghargaan Food Trekking Awards 2019. Dimana bahan pangan lokal yang membuat penasaran para pemerhati wisata gastronomi dunia.
Indonesia mengisi sesi ketiga dihari terakhir WTM bersama dengan India dan Nepal dalam sesi ini berjudul " Latest Trend in Gastro Tourism: Asia"
Menurut Vita Datau, salah satu kriteria Indonesia diundang menjadi narasumber karena WFTA melihat pergerakan yang masif di gastronomi Indonesia dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia melakukan strategi khusus sehingga mampu menggerakan semua stakeholders secara bersama sama. B
Pergerakan ini dilihat melalui social media khususnya, kongres Internasional dimana Indonesia selalu tampil sebagai pembicara di panel utama.
Badan PPB yang bergerak dibidang pariwisata UNWTO menetapkan Ubud, Bali sebagai Destinasi Gastronomi percontohan, menjadi pencapaian yang dianggap luar biasa oleh para stakeholders dunia. Mereka ingin tau apa yang ada dipikiran Indonesia sehingga melakukan langkah masif yang berani dan dilihat banyak orang, ujar Vita Datau.
Dikatakannya trend wisata gastronomi di Indonesia dipengaruhi oleh sebuah pergerakan masif hasil penerapan sinergitas pemangku kepentingan yang tergabung dalam pentahelix ABCGM.
Gastronomi Indonesia yang memiliki aset besar, potensi berlimpah, karena keragaman budaya dan sumber kekayaan alamnya. Modal tersebut yang menjadikan semangat bagi pemangku kepentingan untuk bersama sama menjadikannya sebagai salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia.
Menurut Vita, hal ini sangat mungkin terjadi karena dalam tiga tahun terakhir kuliner menjadi penyumbang PDB ekonomi kreatif terbesar. Pengeluaran wisatawan mencapai 30 hingga 35% adalah untuk kuliner dan belanja oleh-oleh.
Vita mengatakan didalam berwisata gastronomi, wisatawan mencari pengalaman otentik yang sarat kearifan lokal, bukan hanya menikmati makanan lokal melainkan mencari tau elemen dalam ekosistem yang menyertainya.
Sejak tahun 2017 Indonesia memilih beberapa destinasi wisata kuliner yang dinilai Tim Percepatan Wisata Kuliner Belanja Kemenpar saat itu, berdasarkan kriteria UNWTO dimana wisata gastronomi adalah suatu pengalaman menyangkut makanan sebagai gaya hidup lokal, warisan, budaya, bahan lokal dan resep tradisional, cerita cerita dibalik makanan, nutrisi dan kesehatan.
“Jika ditelaah Indonesia memiliki banyak destinasi yang berpotensi, walaupun Tim menetapkan 10 terbaik dan tiga teratas adalah Bali, Joglosemar dan Bandung.
Di forum gastronomi WTM inilah Vita Datau menjelaskan apa saja yang menjadi strategi kementerian dalam mendorong pengembangan wisata gastronomi. Bahan lokal menjadi kekuatan yang menarik perhatian moderator dan hadirin peserta forum. Apalagi beberapa produk Javara yang sudah punya nilai tambah ekonomi kreatif ikut di display saat sesi ini berlangsung.
Vita Datau menjelaskan letak geografi Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki laut, gunung menjadikan faktor penentu yang mempengaruhi kebiasaan makan di masing-masing daerah.
Peran makanan dalam upacara adat dan keagaman juga menjadi sebuah cerita menarik bagi wisatawan saat berada di Indonesia. Kelas memasak yang mengangkat resep dan cara masak tradisional menjadi hal yang paling dicari wisatawan kuliner. Pertanian, perikanan sebagai ekosistem paling hulu menjadi atraksi edukasi yang menarik, demikian pula pasar tradisional.
Sesi tanya jawab menjadi saat paling menarik dimana peserta forum yang bertanya mendapat hadiah garam, bumbu dan kopi yang dipamerkan.
Deputi Pemasaran II, Kemenparekraf Nia Niscaya, ketua delegasi Wonderful Indonesia mengatakan usaha Indonesia memposisikan gastronomi Indonesia di peta wisata dunia membuahkan hasil dengan diundangnya Indonesia di forum bergengsi dunia.
Diharapkan dimasa datang bagaimana Indonesia dapat mengembangkan destinasi unggulan dengan prinsip pariwisata berkelanjutan, agar dapat menarik wisatawan kuliner, gastronomi sesuai target kita kedepan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar