Film Dua Garis Biru buka London Mini Indonesia film festival
News ID: 621299
London (ANTARA) - London Mini Indonesian Film Festival untuk pertama kalinya di diselenggarakan dengan mengambil tempat di salah satu jaringan bioskop terpenting di Inggris, Curzon sinema di daerah West End, Bloomsburry, London, yang diadakan dari tanggal 22 hingga 24 November .
Festival dibuka dengan film Dua Garis Biru yang mendapat nominasi Piala Citra untuk 12 kategori. Film lain yang akan diputar adalah Turah, Nyanyian Akar Rumput dan 27 Steps of May. Festival ditutup dengan pemutaran Bumi Manusia yang diangkat dari novel Pramoedya Ananta Toer yang sempat dilarang peredarannya pada masa orde baru.
Pendiri IFS dan direktur festival, Patrick Tantra, mengatakan festival diadakan atas prakarsa Indonesian Film Society (IFS) dengan dukungan dari KBRI London, sebagai bagian dari rangkaian peringatan 70 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Inggris.
Dubes Indonesia di London Dr Rizal Sukma mengatakan selama 70 tahun terakhir, mencatat dinamika hubungan yang sempat mengalami pasang-surut, namun sejarah menunjukkan hubungan kedua negara semakin kokoh melalui nilai-nilai persahabatan, saling menghormati dan kerjasama. “Festival film memiliki berbagai dimensi yang penting, pertama sebagai diplomasi seni dan budaya yang efektif, kedua sebagai wahana memperkenalkan film Indonesia ke pasar di Inggris yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di tanah air” ujar Dubes Rizal Sukma.
IFS adalah komunitas berbasis di London yang berdiri tahun 2018 dan rutin memutarkan film-film Indonesia. Sejumlah film yang mengandung kritik sosial pernah diputar di acara IFS, seperti Mata Tertutup (Garin Nugroho), Istirahatlah Kata-Kata (Yosep Anggi Noen) dan film documenter Negeri Di Bawah Kabut (Shalahuddin Siregar)
“Kami menjadikan film sebagai medium untuk melihat berbagai persoalan di Indonesia untuk kemudian menciptakan ruang-ruang diskusi, “ ujar Patrick Tantra.
Selain ingin mendekatkan film-film Indonesia kepada masyarakat di Inggris, Patrick juga berharap dapat menyumbangkan percakapan kritis di tanah air, karena semua diskusi itu diunggah juga di situs mereka dan dapat diakses oleh publik yang lebih luas.(ZG)
Festival dibuka dengan film Dua Garis Biru yang mendapat nominasi Piala Citra untuk 12 kategori. Film lain yang akan diputar adalah Turah, Nyanyian Akar Rumput dan 27 Steps of May. Festival ditutup dengan pemutaran Bumi Manusia yang diangkat dari novel Pramoedya Ananta Toer yang sempat dilarang peredarannya pada masa orde baru.
Pendiri IFS dan direktur festival, Patrick Tantra, mengatakan festival diadakan atas prakarsa Indonesian Film Society (IFS) dengan dukungan dari KBRI London, sebagai bagian dari rangkaian peringatan 70 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Inggris.
Dubes Indonesia di London Dr Rizal Sukma mengatakan selama 70 tahun terakhir, mencatat dinamika hubungan yang sempat mengalami pasang-surut, namun sejarah menunjukkan hubungan kedua negara semakin kokoh melalui nilai-nilai persahabatan, saling menghormati dan kerjasama. “Festival film memiliki berbagai dimensi yang penting, pertama sebagai diplomasi seni dan budaya yang efektif, kedua sebagai wahana memperkenalkan film Indonesia ke pasar di Inggris yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di tanah air” ujar Dubes Rizal Sukma.
IFS adalah komunitas berbasis di London yang berdiri tahun 2018 dan rutin memutarkan film-film Indonesia. Sejumlah film yang mengandung kritik sosial pernah diputar di acara IFS, seperti Mata Tertutup (Garin Nugroho), Istirahatlah Kata-Kata (Yosep Anggi Noen) dan film documenter Negeri Di Bawah Kabut (Shalahuddin Siregar)
“Kami menjadikan film sebagai medium untuk melihat berbagai persoalan di Indonesia untuk kemudian menciptakan ruang-ruang diskusi, “ ujar Patrick Tantra.
Selain ingin mendekatkan film-film Indonesia kepada masyarakat di Inggris, Patrick juga berharap dapat menyumbangkan percakapan kritis di tanah air, karena semua diskusi itu diunggah juga di situs mereka dan dapat diakses oleh publik yang lebih luas.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar