Tulus, Indonesia suarakan perlindungan gajah di Paris
News ID: 603255
London (ANTARA) - WWF Indonesia berkolaborasi dengan KBRI Paris mengadakan acara bertajuk “A night for wildlife preservation in Indonesia” dalam rangka membangun awareness dan menggalang dukungan bagi program-program perlindungan gajah Indonesia, di KBRI Paris, Rabu (13/11)
Penyanyi papan atas Indonesia, Tulus, yang juga pendiri gerakan ‘Teman Gajah’, hadir berbagi pengalamannya membantu pelestarian gajah Sumatera. Salah satunya melalui kalung ber-GPS untuk memonitor pergerakan gajah-gajah. “Ini bisa mencegah konflik gajah dan manusia,” ujar Tulus.
Pensosbud KBRI Paris Jane Runkat kepada Antara London, Kamis menyebutkan Program pelestarian gajah Sumatera oleh WWF Indonesia merupakan salah satu dari 120 program yang terpilih untuk tampil pada Paris Peace Forum (PPF) ke-2, yang berlangsung pada tanggal 12-13 November di La Grande Halle de La Villete, Paris.
Sementara itu, Muslim, aktivis perlindungan gajah dari Gayo, menekankan pentingnya perhatian dan dukungan semua pihak untuk gajah Sumatera, khususnya di Aceh. Disampaikan alam Aceh yang indah sangat menarik untuk dikunjungi, terutama pecinta satwa
Dubes Indonesia, Arrmanatha C. Nasir menyampaikan harapan agar lebih banyak masyarakat Prancis yang memahami langkah-langkah yang dilakukan Indonesia untuk menjaga kelestarian lingkungan. “Komitmen Pemerintah Indonesian tegas untuk melawan deforestasi dan melakukan restorasi, ini perlu kita sebarkan,” ujarnya.
Selama ini banyak capaian atau inisiatif Indonesia di bidang lingkungan tidak diberitakan, kurang diekspos.
Para undangan yang hadir di KBRI, dari kalangan senat, pemerintah, bisnis, media, dan budayawan tampak memberikan perhatian yang sangat baik juga hadir Ibu Yenny Wahid, Ibu Shinta Kamdani, dan Anggun.
Setiap tahunnya, PPF menyeleksi dan menampilkan berbagai program yang dinilai berkontribusi dalam mengatasi berbagai tantangan global.
PPF dihadiri pejabat tinggi pemerintahan, organisasi internasional, LSM, lembaga donor atau organisasi filantropi, dan tokoh dunia lainnya. PPF memberikan sarana bagi para inisiator program untuk memperluas jejaringnya dengan para pengambil kebijakan dan lembaga donor guna meningkatkan dampak positif dari program yang telah dilaksanakan.
PPF ke-2 dibuka oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan dihadiri sejumlah kepala negara, pejabat tinggi, dan pemimpin organisasi internasional. Ibu Yenny Wahid adalah salah satu anggota Steering Committee PPF.
Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, adalah rumah bagi banyak flora dan fauna unik. Banyak diantaranya merupakan tumbuhan dan satwa yang diliindungi. Sayangnya, kehidupan flora-fauna di alam bebas terancam karena berbagai faktor, mulai dari lahan hutan yang beralih fungsi, wildlife crime, hingga perubahan iklim.
Untuk gajah, WWF Indonesia mencatat bahwa ketersediaan habitat dan luasan ruang jelajah gajah kini semakin terbatas. Akibatnya, makin banyak gajah yang terpaksa keluar dari habitatnya untuk mencari makan, sehingga muncul konflik antara gajah dan manusia.
Penyanyi papan atas Indonesia, Tulus, yang juga pendiri gerakan ‘Teman Gajah’, hadir berbagi pengalamannya membantu pelestarian gajah Sumatera. Salah satunya melalui kalung ber-GPS untuk memonitor pergerakan gajah-gajah. “Ini bisa mencegah konflik gajah dan manusia,” ujar Tulus.
Pensosbud KBRI Paris Jane Runkat kepada Antara London, Kamis menyebutkan Program pelestarian gajah Sumatera oleh WWF Indonesia merupakan salah satu dari 120 program yang terpilih untuk tampil pada Paris Peace Forum (PPF) ke-2, yang berlangsung pada tanggal 12-13 November di La Grande Halle de La Villete, Paris.
Sementara itu, Muslim, aktivis perlindungan gajah dari Gayo, menekankan pentingnya perhatian dan dukungan semua pihak untuk gajah Sumatera, khususnya di Aceh. Disampaikan alam Aceh yang indah sangat menarik untuk dikunjungi, terutama pecinta satwa
Dubes Indonesia, Arrmanatha C. Nasir menyampaikan harapan agar lebih banyak masyarakat Prancis yang memahami langkah-langkah yang dilakukan Indonesia untuk menjaga kelestarian lingkungan. “Komitmen Pemerintah Indonesian tegas untuk melawan deforestasi dan melakukan restorasi, ini perlu kita sebarkan,” ujarnya.
Selama ini banyak capaian atau inisiatif Indonesia di bidang lingkungan tidak diberitakan, kurang diekspos.
Para undangan yang hadir di KBRI, dari kalangan senat, pemerintah, bisnis, media, dan budayawan tampak memberikan perhatian yang sangat baik juga hadir Ibu Yenny Wahid, Ibu Shinta Kamdani, dan Anggun.
Setiap tahunnya, PPF menyeleksi dan menampilkan berbagai program yang dinilai berkontribusi dalam mengatasi berbagai tantangan global.
PPF dihadiri pejabat tinggi pemerintahan, organisasi internasional, LSM, lembaga donor atau organisasi filantropi, dan tokoh dunia lainnya. PPF memberikan sarana bagi para inisiator program untuk memperluas jejaringnya dengan para pengambil kebijakan dan lembaga donor guna meningkatkan dampak positif dari program yang telah dilaksanakan.
PPF ke-2 dibuka oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan dihadiri sejumlah kepala negara, pejabat tinggi, dan pemimpin organisasi internasional. Ibu Yenny Wahid adalah salah satu anggota Steering Committee PPF.
Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, adalah rumah bagi banyak flora dan fauna unik. Banyak diantaranya merupakan tumbuhan dan satwa yang diliindungi. Sayangnya, kehidupan flora-fauna di alam bebas terancam karena berbagai faktor, mulai dari lahan hutan yang beralih fungsi, wildlife crime, hingga perubahan iklim.
Untuk gajah, WWF Indonesia mencatat bahwa ketersediaan habitat dan luasan ruang jelajah gajah kini semakin terbatas. Akibatnya, makin banyak gajah yang terpaksa keluar dari habitatnya untuk mencari makan, sehingga muncul konflik antara gajah dan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar