INDONESIA AKAN JADI HUB PRODUK BELARUSIA
London, 8/4 (ANTARA) - Posisi Indonesia yang stretegis dan
hubungan yang hangat, mendorong Pemerintah Belarusia menjadikan Indonesia hub
bagi produk-produknya.
Hal itu terungkap dalam pembicaraan antara Dubes RI Moskow
dan Menlu Belarusia, Sergei Martynov, di ibukota Minsk, ujar Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, M.
Aji Surya kepada ANTARA London, Minggu.
Dikatakannya kunjungan Dubes ke negeri pecahan Soviet itu
antara lain untuk perkenalan dengan counterparts sambil menyerahkan copy
surat-surat kepercayaan (credentials). Cuaca yang bersahabat di awal musim semi
menyertai pertemuan yang penuh keakraban tersebut.
Menlu Belarus, terkesan dengan perkembangan hubungan
bilateral RI-Belarus dalam beberapa tahun terakhir yang ditandai dengan saling
kunjung pejabat tinggi yang disertai misi bisnis, serta beberapa kesepakatan
kerjasama.
Pemerintah Belarusia bermaksud menjadikan Indonesia sebagai
headway kepentingan Belarusia dan sebagai hub bagi hasil-hasil produksi bersama
Indonesia-Belarus untuk pasar ASEAN.
Hal itu yang membuat Kedubes Belarusia di Jakarta merangkap
sejumlah negara ASEAN termasuk Australia.
“Jadi sangat tepat Pemerintah kami memilih Jakarta sebagai
tempat kedutaan kami yang merangkap beberapa negara ASEAN dan Australia,” ujar
Menlu Martynov, seperti disampaikan Dodo Sudrajat, Sekretaris Pertama KBRI
Moskow.
Menurut rencana Menlu Martynov akan berkunjung ke Jakarta pada
tanggal 13 Juni mendatang
Untuk merealisasikan aneka kerjasama di atas, Menlu Belarusia
mengajak Dubes RI untuk melakukan upaya
khusus untuk mencapai kualitas baru hubungan bilateral RI-Belarus, terutama di
bidang ekonomi.
Ia percaya, berdasar pengalamannya yang luas di dunia
diplomasi internasional, Dubes Djauhari memiliki kapasitas yang lebih dari
cukup untuk mewujdkannya.
Selain menerangkan berbagai kebijakan nasional Indonesia,
Dubes Djauhari menggarisbawahi kedua
bangsa memiliki pandangan dan posisi yang sama mengenai isu-isu global. Khusus
tentang kerjasama yang ditawarkan, dinyatakan bahwa KBRI Moskow akan melakukan
yang terbaik untuk merealisasikannya.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan KADIN Belarusia dan
Belarus Potash Company (BPC) disepakati perlunya diversifikasi format
perdagangan yang mencakup joint production seperti memproduksi alat-alat berat
pertambangan dan konstruksi alat pertanian, peralatan militer, dan Pupuk NPK.
“Indonesia berpotensi
menjadi hub dan pintu masuk bagi
produk-produk hasil joint production tersebut ke pasar ASEAN” ujar Ketua KADIN Sergei Aleinik
Dubes Djauhari menyatakan penilaian KADIN itu sangat tepat
mengingat Indonesia merupakan pusat ASEAN, dan pada tahun 2015 ASEAN akan
menjadi komunitas ekonomi dengan tariff bea masuk nol persen . “Jakarta adalah
ibukota ASEAN,” ujarnya mantap.
Total perdagangan antara Indonesia dan Belarus dalam kurun
waktu lima tahun terakhir menunjukkan tren meningkat. Pada tahun 2011
mencapai 163,03 juta dollar AS atau naik 27,03 persen dibandingkan
total perdagangan tahun 2010 hanya sekitar 128,3 juta dollar AS.
Di sektor pariwisata, pada tahun 2011, tercatat wisatawan
Belarus ke Indonesia mencapai 679 orang atau naik lebih dari dua kali lipat
dibandingkan tahun 2009.
Menurut catatan, hubungan bilateral kedua negara mengalami
peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, namun masih belum merefleksikan
potensi potensi yang ada. Wakil Menlu Belarusia membawa sejumlah delegasi
bisnis ke Jakarta bulan lalu yang antara lain menyepakati produksi bersama
alat-alat berat. Adapun salah satu impor terbesar Indonesia dari Belarusia adalah
potashium, bahan pembuat pupuk. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar