Rabu, 11 April 2012

BELARUSIA



INDONESIA AKAN JADI HUB PRODUK BELARUSIA

London, 8/4 (ANTARA) - Posisi Indonesia yang stretegis dan hubungan yang hangat, mendorong Pemerintah Belarusia menjadikan Indonesia hub bagi produk-produknya.


Hal itu terungkap dalam pembicaraan antara Dubes RI Moskow dan Menlu Belarusia, Sergei Martynov, di ibukota Minsk, ujar  Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, M. Aji Surya kepada ANTARA London, Minggu.

Dikatakannya kunjungan Dubes ke negeri pecahan Soviet itu antara lain untuk perkenalan dengan counterparts sambil menyerahkan copy surat-surat kepercayaan (credentials). Cuaca yang bersahabat di awal musim semi menyertai pertemuan yang penuh keakraban tersebut.

Menlu Belarus, terkesan dengan perkembangan hubungan bilateral RI-Belarus dalam beberapa tahun terakhir yang ditandai dengan saling kunjung pejabat tinggi yang disertai misi bisnis, serta beberapa kesepakatan kerjasama.

Pemerintah Belarusia bermaksud menjadikan Indonesia sebagai headway kepentingan Belarusia dan sebagai hub bagi hasil-hasil produksi bersama Indonesia-Belarus untuk pasar ASEAN.

Hal itu yang membuat Kedubes Belarusia di Jakarta merangkap sejumlah negara ASEAN termasuk Australia.

“Jadi sangat tepat Pemerintah kami memilih Jakarta sebagai tempat kedutaan kami yang merangkap beberapa negara ASEAN dan Australia,” ujar Menlu Martynov, seperti disampaikan Dodo Sudrajat, Sekretaris Pertama KBRI Moskow.

Menurut rencana Menlu Martynov akan berkunjung ke Jakarta pada tanggal 13 Juni mendatang
Untuk merealisasikan aneka kerjasama di atas, Menlu Belarusia mengajak Dubes RI  untuk melakukan upaya khusus untuk mencapai kualitas baru hubungan bilateral RI-Belarus, terutama di bidang ekonomi.

Ia percaya, berdasar pengalamannya yang luas di dunia diplomasi internasional, Dubes Djauhari memiliki kapasitas yang lebih dari cukup untuk mewujdkannya.

Selain menerangkan berbagai kebijakan nasional Indonesia, Dubes Djauhari menggarisbawahi  kedua bangsa memiliki pandangan dan posisi yang sama mengenai isu-isu global. Khusus tentang kerjasama yang ditawarkan, dinyatakan bahwa KBRI Moskow akan melakukan yang terbaik untuk merealisasikannya.

Sementara itu, dalam pertemuan dengan KADIN Belarusia dan Belarus Potash Company (BPC) disepakati perlunya diversifikasi format perdagangan yang mencakup joint production seperti memproduksi alat-alat berat pertambangan dan konstruksi alat pertanian, peralatan militer, dan Pupuk NPK.

 “Indonesia berpotensi menjadi hub  dan pintu masuk bagi produk-produk hasil joint production tersebut ke pasar ASEAN”  ujar Ketua KADIN Sergei Aleinik

Dubes Djauhari menyatakan penilaian KADIN itu sangat tepat mengingat Indonesia merupakan pusat ASEAN, dan pada tahun 2015 ASEAN akan menjadi komunitas ekonomi dengan tariff bea masuk nol persen . “Jakarta adalah ibukota ASEAN,” ujarnya mantap.

Total perdagangan antara Indonesia dan Belarus dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan tren meningkat. Pada tahun 2011 mencapai  163,03 juta  dollar AS atau naik 27,03 persen dibandingkan total perdagangan tahun 2010 hanya sekitar 128,3 juta dollar AS.

Di sektor pariwisata, pada tahun 2011, tercatat wisatawan Belarus ke Indonesia mencapai 679 orang atau naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2009.


Menurut catatan, hubungan bilateral kedua negara mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, namun masih belum merefleksikan potensi potensi yang ada. Wakil Menlu Belarusia membawa sejumlah delegasi bisnis ke Jakarta bulan lalu yang antara lain menyepakati produksi bersama alat-alat berat. Adapun salah satu impor terbesar Indonesia dari Belarusia adalah potashium, bahan pembuat pupuk. (ZG)

Tidak ada komentar: