Kamis, 19 April 2012

APTIKOM


INDRAJIT: TEKNOLOGI DORONG PEMERATAAN PENDIDIKAN

            London, 18/4 (ANTARA) -  Berbagi materi pendidikan dari  penjuru dunia secara terbuka diyakini akan dapat mendorong pertumbuhan dan pemerataan pendidikan secara signifikan bagi kemajuan teknologi informasi.

   
      Hal itu disampaikan Presiden Asosiasi Perguruan Tinggi Komputer Indonesia (Aptikom)  Prof Dr Eko Indrajit, pada pertemuan tahunan komunitas Open Courseware Consortium (OCWC)  2012 yang diadakan di Queens's College University of Cambridge, salah satu ikon historis pendidikan di Inggris yang berlangsung  dari tanggal 16 hingga 18 April mendatang.

   
      Dalam perhelatan yang diikuti lebih dari 250 pemerhati, penggiat, dan praktisi pendidikan dari berbagai lembaga terkemuka dunia seperti Unesco, MIT, Oxford University, The Open University UK, Kyoto University, dan Nottingham University ini, digelar kurang lebih 22 sesi diskusi panel dan tiga sesi pleno.

   
      Dalam konferensi yang bertema ¿Cambridge 2012: Innovation and Impact ¿ Openly Collaborating to Enhance Education¿,  Prof Dr Eko Indrajit tampil sebagai Keynote speaker pertemuan tahunan komunitas ¿Open Education,¿ menyampaikan presentasi berjudul ¿Developing Open Education Ecosystem in Campus¿ yang merupakan hasil penelitian terhadap 350 perguruan tinggi di Indonesia, Prof Indrajid mengakui partisipasi Indonesia dalam Open Courseware Consortium sangat penting.

   
     Secara rinci Prof Indrajit memaparkan ekosistem Open Education di Indonesia yang memberikan akses secara luas dan gratis terhadap konten pembelajaran, materi kuliah, sumber daya pendidikan, maupun hasil karya intelektual akademisi.       Hal ini diyakini akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan secara luas ¿ terutama dalam kaitannya memperluas cakupan akses pendidikan berkualitas bagi masyarakat dunia dimanapun berada.

   
      Presentasi Prof Indrajit  mendapatkan sambutan dan pujian dari berbagai peserta yang mewakili sejumlah negara seperti Jepang, Amerika, Inggris, Korea, Belanda, Mauritius, Spanyol, Kanada, Polandia, Afrika Selatan, Slovenia, Irlandia, dan Jerman. Melalui berbagai kesempatan, delegasi negara lain menyatakan bahwa pada dasarnya Indonesia cukup maju dalam mel aksanakan konsep ¿open education¿ dibandingkan negara-negara besar lainnya.

   
      Pemerintah Indonesia mendukung inisiatif terkait melalui berbagai kebijakan dan programnya seperti buku teks pelajaran elektronik, portal e-journal Garuda, infrastruktur INHERENT/Jardiknas, jejaring perpustakaan nasional, dan lain sebagainya.

   

                             
                                                     Indonesia akan jadi tuan rumah

     Hal membanggakan lainnya adalah ditetapkannya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan konferensi serupa tahun 2013 oleh Open Courseware Consortium Board.  Chairman dari Open Courseware Consortium, Mary Lou Forward, secara simbolis penyerahan kepercayaan sebagai tuan rumah kepada Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London, Prof. T. A. Fauzi Soelaiman, mewakili pemerintah dan delegasi Indonesia.

   
      Dalam kesempatan itu Atase Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia untuk Inggris, Prof T.A. Dr Fauzi Soelaiman  menyampaikan undangan secara terbuka kepada semua undangan untuk menghadiri konferensi berikutnya di Bali, pada tahun 2013.

   
      Dikatakannya salah satu alasan Indonesia terpilih sebagai tuan rumah OCWC karena adanya fenomena yang terjadi di Aptikom dan dunia informatika di tanah air, dimana banyak dosen, mahasiswa, praktisi, dan birokrat saling bekerjasama dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara sharing materi, konten dan  dosen.

   
      Dua perguruan tinggi terbaik di dunia, University of Cambridge dan Massachusetts Institute of Technology, merupakan sebagian dari banyak institusi elit yang tergabung dalam OCWC,  komunitas yang memiliki misi untuk memperkenalkan sekaligus mensosialisasikan konsep keterbukaan dalam konteks penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran moderen.

   
      Konsorsium ini bergerak dalam upaya untuk memajukan pendidikan di seluruh dunia, yang percaya bahwa pengetahuan adalah hak semua orang.

   
      Para peserta konferensi terlihat antusias dan terkesan, setelah di kesempatan yang sama rombongan Indonesia membagikan cinderamata khas Bali berupa Udeng untuk peserta pria, dan bunga untuk peserta wanita, yang dikenakan peserta dalam kesempatan tersebut.

   
     Delegasi Indonesia diwakili Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) mewakili Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Poltek Telkom, IT Telkom, Institut Perbanas, Universitas Budi Luhur, STIKOM Bali, STMIK Widya Cipta Dharma Samarinda, STMIK Poltek Cirebon, Smart IT School Medan, STMIK Banjarbaru Banjarmasin, dan STMIK Tunas Bangsa Lampung.

   
     Delegasi Indonesia yang berjumlah 21 orang dalam pertemuan itu diantaranya wakil dari Badan Standar Nasional Pendidikan, Badan Nasional Sertifikasi Profesi, Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional.

   
      Prof. Dr.  Zaenal Hasibuan, yang turut ikut dalam rombongan mengungkapkan dengan kondisi geografis dan demografis Indonesia, mustahil melakukan akselerasi peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan di nusantara tanpa menggunakan teknologi.

   
      Sementara itu Prof. Dr. Jazi Eko Istiyanto yang juga ikut dalam rombongan, menambahkan Indonesia tidak hanya mendapatkan materi kuliah dalam aktivitas ini, tetapi juga pengalaman yang berharga terkait dengan visi, regulasi, teknologi, relasi, dan strategi dalam mewujudkan Open Education.

   
      Selain mengikuti konferensi OCWC di Cambridge, rombongan Aptikom juga berkunjung ke University of Essex yang dalam kesempatan itu Prof Eko Indrajit menyampaikan pentingnya kunjungan tersebut sebagai sarana observasi, berbagi pengalaman, dan benchmarking bagi peserta kunjungan yang kebanyakan berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

   
      Menurut Idham Ananta,  PhD ¿ School of Computer Science and Electronic Engineering, University of Essex, Colchester mengatakan dalam kunjungan tersebut rombongan melihat langsung fasilitas moderen penelitian yang dimiliki University of Essex, seperti iSpace (rumah cerdas) dan iClassroom (ruang kelas cerdas) yang menjadi basis penelitian di bidang intelligent Environment yang saat ini sedang marak di lakukan.  (ZG)     

(T.H-ZG/B/M009/M009) 18-04-2012 08:05:12

Tidak ada komentar: