PPI
LYON GELAR MALAM BUDAYA INDONESIA
London, 23/4 (ANTARA) - Perhimpunan
Pelajar Indonesia (PPI) Lyon bekerja sama dengan KBRI Paris menyelenggarakan
malam budaya Indonesia "Soirée Culturelle Indonésienne" yang diadakan
di gedung Amphitheatre ENTPE (Ecole Nationale des Travaux Publics de l'Etat)
Lyon, Prancis, akhir pekan.
Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI
Paris Arifi Saiman yang hadir mewakili
KBRI Paris kepada ANTARA London, Minggu menyampaikan apresiasi atas prakarsa
dan keberhasilan PPI Lyon dalam mendukung terselenggaranya acara Soirée
Culturelle Indonésienne.
Sesuai pepatah "Tak Kenal Maka Tak
Sayang" (Savoir, C'est Croire),
kegiatan promosi seni-budaya semacam ini diharapkan menjadikan nama
Indonesia semakin lebih dikenal di kalangan
masyarakat Prancis, ujar Arifi Saiman.
Malam budaya Indonesia dihadiri
sekitar 300 tamu undangan, termasuk Wali
Kota Lissieu Jean-Louis Schuk, Direktur Kerja Sama Internasional ENTPE Nicolas
Farges dan Kepala Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) di Lyon Bambang
Purnomo. Selain itu juga tampak hadir pejabat pemerintah, akademisi, travel
agents/tour operator serta kalangan anggota Association Franco-Indonésie dan
PPI di Lyon dan sekitarnya.
Acara Soirée Culturelle Indonésienne
bertujuan membantu mempromosikan Indonesia kepada masyarakat Prancis melalui
jalur seni-budaya. Sesuai misi promosi dalam acara malam budaya Indonesia
menyajikan beragam promosi tentang Indonesia, seperti pameran foto tentang
keindahan alam Indonesia dan benda-benda budaya khas Indonesia.
Selain itu ditampilkan berbagai
atraksi tarian tradisional, sajian aneka lagu daerah, peragaan busana adat
nusantara, penayangan film dokumenter tentang kepariwisataan dan kebudayaan
Indonesia serta sajian informasi mengenai kekhasan busana Batik serta cara dan
proses pembuatannya. Tarian tradisional yang ditampilkan meliputi Tari Sigeh
Pengunten dari Lampung, Tari Piring dari
Sumatera Barat, Tari Yapong Jakarta, Tari Bedana dari Lampung dan Tari Puspanjali asal Bali.
Sementara itu, sejumlah lagu khas
Indonesia juga ditampilkan di antaranya lagu "Rayuan Pulau Kelapa"
dan "Es Lilin" yang dibawakan secara "live" dengan iringan
musik gitar akustik dan kecapi. Selain sajian karya seni-budaya, acara juga
diisi dengan promosi gastronomi khas Indonesia, seperti rendang, kue pandan,
cendol dan bakwan.
Khusus peragaan pakaian adat nusantara,
acara ini merupakan penutup yang
mendapat sambutan hangat dari para pengunjung. Pakaian daerah yang ditampilkan
pada acara ini meliputi pakaian adat Papua, Lampung, Betawi, Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Jawa Barat
dan Jawa Tengah.
Pakaian-pakaian daerah ini
diperagakan secara berpasangan oleh para peragawan/peragawati yang berasal dari
kalangan pelajar Indonesia dan Prancis.
Acara Soirée Culturelle Indonésienne
ditutup dengan santap malam bersama dan pengundian tombola, panitia menyediakan sebanyak lima hadiah berupa barang-barang kerajinan khas
Indonesia. Proses undian tombola berjalan meriah dan para tamu undangan yang
beruntung mendapat hadiah tombola semuanya warga masyarakat Prancis.
Penyelenggaraan malam promosi budaya
Indonesia di Lyon berlangsung sukses karena kepiawaian pemandu acara yang
tampil dengan pakaian adat Minang mampu menjadikan suasana semakin lebih hidup,
semarak dan bernuansa.
Minat warga masyarakat setempat
untuk datang melihat pertunjukkan ini sangat besar dan banyak dari mereka belum
pernah berkunjung ke Indonesia. Keragaman dan keindahan pakaian adat nusantara
memikat perhatian pengunjung.
Hal ini tampak dari tingginya animo
pengunjung untuk berpose bersama dengan para peragawan dan peragawati seusai
berakhirnya acara peragaan busana daerah. ***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/S023/S023)
23-04-2012 00:26:10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar