DUBES HAVAS: BAMBU SUMBER ENERGI TERBARUKAN
London,
13/4 (ANTARA) - Dubes RI di Brussel, Arif Havas Oegroseno mengatakan prospek
industri bambu sangat menjanjikan pemanfaatan bambu tidak lagi terbatas pada
kerajinan tangan dan industri kecil melainkan sampai kepada pembangunan
infrastruktur dan sumber energi terbarukan.
Hal itu
disampaikan dubes pada investment meeting di sela-sela penyelenggaraan The 9th
World Bamboo Congress di University of Antwerp, Antwerp, Belgia, kata Minister
Counsellor Pensosbud dan Diplomasi Publik, Palupi S. Mustajab kepada ANTARA
London, Jumat.
Pertemuan ke
9th World Bamboo Congress; Investment Meeting yang diadakan World Bamboo
Organization itu mempertemukan wakil dari pemerintah, investor dan juga
masyarakat dalam membahas tentang prospek industri bambu.
Lebih lanjut
Dubes Arif Havas Oegroseno menyampaikan potensi bambu sebagai produk yang ramah
lingkungan, multi-fungsi, dan menguntungkan, sangatlah besar apabila
diperhatikan secara serius seluruh pemangku kepentingan industri bambu.
Dalam
pidatonya Dubes membahas berbagai indikator ekonomi Indonesia, manfaat dan
penggunaan bambu, prospek investasi di Indonesia, peluang dan tantangan dalam
bisnis bambu serta hal-hal yang dilakukan Indonesia.
Dikatakannya
prospek industri bambu sangat menjanjikan dimana saat ini pemanfaatan bambu
tidak lagi terbatas pada kerajinan tangan dan industri kecil lainnya, melainkan
telah meluas sampai kepada pembangunan infrastruktur dan sumber energi
terbarukan.
Potensi bambu
sebagai produk yang ramah lingkungan, multi-fungsi, dan menguntungkan,
sangatlah besar apabila diperhatikan secara serius oleh seluruh pemangku
kepentingan industri bambu.
Bambu mampu
melepas 35 persen oksigen dan merupakan tumbuhan yang sangat berguna dalam
menghijaukan tanah-tanah yang tidak produktif atau telah terdegradasi.
Perkebunan bambu juga memberikan manfaat yang luas, tumbuh cepat, dan dapat
dipanen dalam waktu singkat.
Bambu dapat
menjadi panel, lantai, bio-fuel, furnitur dan kebun bambu itu sendiri dapat
menjadi lokasi "carbon catchment" yang memiliki nilai ekonomi. Bambu
memiliki image sangat bagus yaitu "bamboo is the green
material".
Pengusaha dan
investor bambu yang hadir pada pertemuan ini, antara lain Oprins NV dan
Fiberstrength USA, nilai bisnis bambu di dunia mencapai tujuh miliar dollar AS
dimana kebutuhan bambu di dunia dari waktu ke waktu menjadi sangat besar.
Eropa
membutuhkan 700 ton bambu panel per bulan, sementara AS membutuhkan 20 juta ton
per tahun. Namun demikian, bambu bagi masyarakat di Indonesia masih terbatas
pada pemanfaatan tradisional dan lebih bersifat kultural.
Selain itu, pelaku usaha juga masih
terfokus pada penanaman kelapa sawit dan belum banyak yang membuka pusat
penanaman bambu.
Dalam pertemuan
itu Indonesia mengirimkan delegasi terdiri dari Kementerian Kehutanan,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian
Parekraf, yang dipimpin Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan, Iman Santoso.
Tujuan utama
partisipasi Indonesia dalam kongres ini adalah untuk meningkatkan pemahaman
kepada pelaku industri dan juga masyarakat tentang potensi besar bambu dan
produk-produk terkait dengan bambu.
***2***
(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar