MALAM
BUDAYA INDONESIA PUKAU LONDON
Oleh Zeynita Gibbon
London, 28/3 (Antara) - Pementasan drama musikal "Two Worlds
Apart" yang ditampilkan pelajar Indonesia di London memukau lebih dari 500
penonton termasuk Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Hamzah Thayeb dalam
acara malam budaya Indonesia di Great Hall, Imperial College, London.
Pembawa acara dalam malam budaya
Indonesia Steven Marcelino kepada Antara di London, Kamis, mengatakan bahwa
Imperial College Indonesian Society sukses mengkombinasikan keanekaragaman
budaya Indonesia dengan keunikan drama musikal yang menghibur dan mendapat
sambutan hangat penonton dari berbagai bangsa.
Bakat akting pelajar Indonesia yang
tengah menuntut ilmu di Kerajaan Inggris di berbagai bidang mulai dari akting,
seni tari tradisional seperti Tari Saman dan musik dangdut serta musik pop
Indonesia dapat tersalurkan, kata dia.
Hentakan penari tarian Saman yang
menjadi primadona pada malam budaya ini memukau ratusan penonton dari
mancanegara dari berbagai kota di Inggris dalam acara tahunan yang dinilai
fenomenal dan sukses dalam satu dekade di London.
Pada malam itu, para tamu dihidangkan
sajian santap malam berupa hidangan khas Indonesia, yaitu nasi kuning komplit
dengan ayam bumbu kuning.
Sebanyak 500 hadirin termasuk para
pelajar yang tengah menuntut ilmu di Imperial Collage mengisi tempat duduk di
Great Hall, Imperial College, dan seperti tidak sabar untuk menyaksikan drama
musikal legendaris itu.
Two Worlds Apart berkisah tentang
seorang pemuda pribumi bernama Rangga di zaman kolonial Belanda.
Dia memiliki impian untuk menjelajahi
dunia dan mengenyam pendidikan, sesuatu yang cukup mustahil di zaman itu untuk
seorang seperti Rangga.
Namun semuanya itu berubah ketika dia
dipercayai oleh seorang pemilik perkebunan Belanda, untuk menjadi penjaga anak
perempuannya, Anne, seorang gadis Belanda yang mampu memikat hati Rangga.
Rangga pun menyadari bahwa pekerjaan
barunya ini dan ditambah dengan hubungan rakyat Jawa dengan pemerintah Belanda
yang semakin memanas, akan membuat hidupnya berubah secara drastis.
Penulis naskah dan sutradara drama
musikal ini, Ramdisa Agasi bersama rekannya Samuel Starlight Simanjuntak,
bekerja keras hampir setengah tahun lamanya untuk membuahkan maha karya ini.
"Saya bangga melihat semua orang berbakat
ini berkumpul dan mempersembahkan sebuah pertunjukkan yang begitu kolosal.
Sebuah kesempatan istimewa bagi saya untuk terlibat dalam acara ini," ujar
mahasiswa S-1 dari Imperial College tersebut.
Presiden Imperial College Indonesian
Society, Ardhito Gitoyo Hendranata juga menyatakan puas dengan acara yang telah
dipersiapkan oleh timnya sejak musim panas tahun lalu.
"Saya percaya bahwa persiapan yang
matang merupakan faktor utama dalam kesuksesan menyelenggarakan acara
tersebut," katanya.
Ia tidak lupa untuk mengucapkan terima
kasih kepada KBRI London, Garuda Indonesia, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk yang ikut mensponsori acara tersebut.
"Terima kasih kepada sponsor,
panitia, dan semua pihak yang terlibat di acara tersebut. Tanpa kalian semua,
acara ini tidak dapat terlaksana dan berjalan dengan baik," ujar kandidat
Master of Engineering di bidang Computer Science tersebut.
Penampilan pelajar di Imperial Collage yang
merupakan universitas yang cukup dikenal di Inggris adalah momentum anak bangsa
untuk mempopulerkan budaya Indonesia yang membuat pengunjung dari mancanegara
berdercak kagum.
"Kami bangga menjadi duta bangsa
untuk Ibu Pertiwi," ujar Ramdisa A, salah seorang panitia malam budaya
Indonesia itu pula.***4***
Budisantoso Budiman
(T.H-ZG/B/B. Budiman/B. Budiman)
28-03-2013 02:53:40
Tidak ada komentar:
Posting Komentar