Kamis, 25 Maret 2010

GAMELAN LOKANANTA "GOYANG" CONSERVATORIUM SANTA CECILIA ROMA

GAMELAN LOKANANTA "GOYANG" CONSERVATORIUM SANTA CECILIA ROMA

London, 25/3 (ANTARA) - Penampilan Gamelan Lokananta, kelompok Gamelan Wisnuwara asuhan KBRI Vatikan, memukau sekitar 200 penonton yang memadati Conservatorium Santa Cecilia, Vatikan, Roma.

Sekretaris Ketiga Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Vatikan, Bonifacius Riwi Wijayanto kepada koresponden ANTARA London, Kamis, mengatakan, pementasan berlangsung selama dua jam, diawali gendhing Pambuko Yogyakarta Berhati Nyaman dan kemudian dilanjutkan dengan Tari Ngremo Putri, Tari Mijil Satriyo Nuswantara.

Profesor Giovanni Giuriati, dosen Fakultas Etnomusikologi Universitas La Sapienza memaparkan mengenai makna dari masing-masing komposisi yang dibawakan kelompok Gamelan Lokananta.

Pementasan dilanjutkan dengan penampilan komposisi-komposisi gendhing Megamendung, Tari Pertobatan, Tari Surung Dayung, serta komposisi kreasi Widodo Kusnantyo yang berjudul Sita Murca.

Acara pementasan Gamelan Lokananta diakhiri dengan penampilan Rampak Kendhang yang sangat rancak.

Penampilan kelompok gamelan Wisnuwara mengundang decak kagum dan aplaus yang panjang dari para penonton. Banyak pengunjung yang menyatakan tertarik untuk mempelajari kesenian tradisional Indonesia, khususnya gamelan dan tarian Jawa secara lebih jauh, usai berakhirnya pementasan Gamelan Lokananta.

KBRI Vatikan melihat keinginan penonton dan menanggapi dengan membuka kesempatan bagi warga yang ingin mempelajari kesenian tradisional Indonesia untuk bergabung dan berlatih di KBRI Vatikan.
Sebagai salah satu conservatorium yang tertua dan terbaik di Italia, Santa Cecilia selama ini senantiasa menampilkan pementasan musik-musik klasik.

Pementasan gamelan dan tari Jawa di Conservatorium Santa Cecilia adalah yang pertama kalinya sejak gamelan hadir di Italia.

Seusai pementasan, Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan, Suprapto Martosetomo menyampaikan apresiasinya dan harapannya dengan hadirnya kesenian tradisional Indonesia di tengah-tengah musik klasik Eropa akan menjadi angin bagi kesinambungan kehadiran kesenian tradisional Indonesia dalam memperkaya khazanah seni di kancah Eropa dan Italia. (U-ZG)

(T.H-ZG/B/R014/R014) 25-03-2010 08:25:42

Tidak ada komentar: