Senin, 01 Maret 2010

INDONESIA BERI KONTRIBUSI SELESAIKAN MASALAH DUNIA

INDONESIA BERI KONTRIBUSI SELESAIKAN MASALAH DUNIA

London, 1/3 (ANTARA) - Dubes RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Jerman, Eddy Pratomo, menilai berbagai kemajuan yang dicapai memungkinkan Indonesia memberi kontribusi dalam penyelesaian masalah dunia, seperti krisis keuangan dan perubahan iklim.

Dubes menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema "Asia and Europe - Partnership for the 21 Century" di Jacobs University Bremen, Jerman, Senin, bersama Dubes India, Sudhir Vyas, Dubes Australia, Peter Martin Tesch, dan Klaus Dames-Willers dari Asia-Pacific Association (OAV).

"Diskusi dihadiri sekitar 150 sivitas akademika Jacobs University Bremen dan anggota Bremen Asia-Pacific Association (OAV) dengan dipandu Prof. Dr. Stephen Nay dan dihadiri Dubes Brunei Darussalam, Malaysia, Nepal, dan Sri Lanka," kata Konsul Sosbud KBRI Berlin, Agus Priono, kepada koresponden ANTARA London.

Menurut Dubes Eddy Pratomo, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika dan India, Indonesia menunjukkan kemampuannya dalam menciptakan keharmonisan antara Islam, demokrasi, dan modernitas.

Indonesia juga telah membuktikan sebagai bangsa yang bersatu, pluralis, stabil, dinamis, dan berhasil melaksanakan proses demokrasi pemilu legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden secara lancar, transparan, dan aman.

"Kondisi itu sangat penting artinya bagi Indonesia untuk turut menciptakan ketertiban dan keamanan, baik di kawasan regional maupun internasional," katanya.

Dubes menyampaikan keyakinannya sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara serta penduduk muslim terbesar di dunia, maka Islam, demokrasi, dan modernitas dapat berkembang bersama-sama.

"Indonesia dapat memainkan peran strategis dalam pembahasan dan penyelesaian berbagai permasalahan dunia, termasuk membangun kemitraan dengan negara Eropa khususnya Jerman," ujarnya.

Ia mengatakan pondasi ekonomi makro Indonesia yang kuat dan mampu bertahan dalam menghadapi krisis keuangan global itu merupakan "emerging economies" dalam reformasi arsitektur keuangan internasional melalui keanggotaannya di G-20.

Pada tingkat regional, Indonesia memainkan peran yang menentukan dalam memajukan berbagai kerjasama di kawasan, khususnya kerja sama dengan anggota negara ASEAN.

"Pada tataran internasional, Indonesia telah memberikan kontribusi secara signifikan," ujarnya.

Selain menjadi tuan rumah Konferensi UNFCCC di Bali 2007 yang menghasilkan Bali Roadmap, Indonesia berpartisipasi aktif dalam berbagai Konferensi Tingkat Tinggi antara lain The Hokkaido Summit 8+8, KTT G-20 di Washington D.C, KTT OKI, KTT ASEM, KTT ASEAN+3 dan KTT APEC.

Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan harapan untuk terus mempererat hubungannya dengan negara-negara Uni Eropa, khususnya Jerman, melalui konsultasi dan pertemuan bilateral serta forum ASEM.


Forum ASEM
Bagi Indonesia, kata Dubes, ASEM merupakan forum yang sangat tepat untuk membahas berbagai masalah penting pada tingkat regional maupun global.

Untuk itu, Indonesia akan tetap sebagai mitra yang aktif dalam kerangka ASEM dan the ASEAN-EU dalam meningkatkan kerja sama di bidang politik, ekonomi dan sosial-budaya.

Dubes juga menyampaikan hubungan bilateral antara Indonesia dan Jerman telah membuat komitmen dan kesepakatan untuk makin meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, di antaranya ekonomi, interfaith dialogue dan perubahan iklim.

Kesepakatan tersebut dicapai pada saat pertemuan antara Presiden RI dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Desember lalu.

Pada kesempatan ramah tamah, Dubes Eddy memberikan informasi mengenai peluang dalam meningkatan kerja sama antara universitas Jerman dan Indonesia dan kemungkinan meningkatkan pertukaran mahasiswa dan staf pengajar di masa datang.

Jacobs University Bremen yang merepresentasikan 98 negara di dunia itu didirikan tahun 1999 dengan jumlah mahasiswa sekitar 1.254 orang dengan 675 diantaranya mengikuti program undergraduate dan 579 program graduate.

Mahasiswa Jacobs University Bremen mayoritas berasal dari negara-negara sedang berkembang, khususnya dari Eropa Timur dan Asia yang mengutamakan memberian wahana mempertemukan berbagai bangsa untuk saling menghormati berbagai budaya yang ada di dunia. (U-ZG)
(T.H-ZG/B/E011/E011) 01-03-2010 20:58:00

Tidak ada komentar: