Sabtu, 27 Maret 2010

PUSAT BUDAYA INDONESIA BERDIRI DI BRUSSEL

PUSAT BUDAYA INDONESIA BERDIRI DI BRUSSEL

London, 28/3 (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Nadjib Riphat Kesoema meresmikan berdirinya Pusat Budaya Indonesia pertama di Eropa di Boulevard de la Woluwe 38 Brussel-Belgia.


Dalam acara pembukaan hadir Dubes ASEAN, Jepang, Eropa, anggota parlemen Uni Eropa, pimpinan lembaga sosial-budaya, museum, sineas dan kalangan wartawan Belgia, ujar Minister Counsellor Pensosbud/Diplomasi Publik KBRI Brussel, PLE Priatna, kepada koresponden ANTARA London, Minggu.


Menurut PLE Priatna, Lembaga Pusat Budaya Indonesia Brussel yang menaungi kegiatan lengkap kesenian, bahasa, kuliner, film dan diskusi budaya ini adalah yang pertama dibentuk di Eropa.


Dubes RI Brussel, Nadjib Riphat Kesoema mengatakan Lembaga Pusat Budaya Indonesia di Brussel ini akan menjadi jembatan kegiatan, tidak hanya mengenal budaya, kesenian dan bahasa tapi juga melihat dari dekat kemajuan Indonesia secara luas.


Dikatakannya, dibentuknya Pusat Budaya Indonesia adalah sebagai representatif ke Indonesian di jantung ibukota Uni Eropa.


Menurut Dubes, hadirkan lembaga pusat budaya dan promosi Indonesia di Eropa akan dapat mendekatkan keanekaragaman kekayaan Indonesia kepada masyarakat Eropa.


Dubes RI Brussel juga menyambut gembira dukungan Dirjen Pemasaran Pariwisata, Dr Sapta Nirwandar yang mengirimkan tim kesenian dari Kembudpar Jakarta khusus memeriahkan acara pembukaan.


Acara inagurasi Pusat Budaya dan Promosi Indonesia, di gedung berlantai tiga di jantung Boulevard de Woluwe 38 Brussel ini diisi serangkaian pagelaran kesenian, pameran dan demo membatik, konser Angklung, pameran kerajinan dan makanan jadi dari Indonesia serta sederet stand sate ayam, nasi goreng, mie goreng dan cendol.


Sederet karya cipta nenek moyang sebagai resep asli asal Indonesia, menjadi sajian lezat yang digemari undangan, ujar PLE Priatna.


Sineas lepas asal Perancis yang membuat film dokumenter Indonesia, di tengah acara pagelaran, Allain Woodey, mengatakan pusat budaya Indonesia sebagai instrumen memperluas jangkauannya kepada publik Eropa merupakan gagasan luar biasa dan KBRI Brussel telah memulainya.

Pusat Budaya Indonesia ini akan diisi kegiatan pelatihan (gamelan Bali dan tari), kursus bahasa Indonesia, kursus membatik, kursus memasak, Angklung, resep Indonesia, pagelaran kesenian, diskusi budaya dan juga diisi ruang display produk berbasis budaya maupun produk ekspor ke manca negara, ujar PLE Priatna.


Lembaga Pusat budaya ini adalah instrumen tambahan bagi fungsi Pensosbud untuk mengakomodasi keinginan masyarakat Belgia dalam mengenal Indonesia.


Menurut PLE Priatna, fungsi Pensosbud sekaligus menjadi penanggungjawab lembaga Pusat Budaya Indonesia di Brussel ini mengatakan mendekatkan Indonesia keseluruh Eropa dan menyebar informasi serta menggalang dukungan, simpati dan pengenalan yang baik bagi Tanah Air adalah suatu langkah dalam rangka menjemput bola. (U-ZG)
(T.H-ZG/B/S016/S016) 28-03-2010 06:14:59

Tidak ada komentar: