MAHASISWA AKADEMI MUSIK FINLANDIA BELAJAR GAMELAN
London, 6/3 (ANTARA) - Sebanyak 10 mahasiswa akademi musik "Sibelius Academy" Finlandia melakukan latihan praktik seni musik karawitan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Helsinki.
"Latihan praktik tersebut merupakan kelanjutan dari kuliah teori dasar seni musik tradisional Indonesia yang disampaikan Reijo Lainela dari KBRI Helsinki," kata Sekretaris III Pensosbud KBRI Helsinki Andy Aron kepada koresponden ANTARA London, Sabtu.
Ia menjelaskan, sebanyak 10 mahasiswa dan dua dosen Fakultas Pendidikan Musik "Sibelius Academy" Finlandia itu, sebelum melakukan praktik mengikuti kuliah dasar seni musik tradisional Indonesia.
Menurut Andy Aron, "Sibelius Academy" merupakan satu-satunya akademi musik yang menawarkan pendalaman ilmu dan riset di bidang musik di Finlandia.
Nama "Sibelius Academy" juga dikenal sebagai salah satu akademi musik terbaik di Eropa, khususnya di belahan Utara Eropa. Lebih dari 1.400 mahasiswa menimba ilmu musik di akademi tersebut.
Dalam kuliahnya, Reijo Lainela memaparkan sejarah musik tradisional Indonesia, teori musik gamelan, dan pengenalan konsep dan peralatan musik klasik Jawa serta Bali, serta seni wayang kulit, gamelan Bali, serta filsafat musik tradisional Indonesia.
Ke-10 calon guru musik Finlandia tersebut melakukan latihan praktik karawitan dengan mempelajari dan membawakan tiga buah gending, yakni Kebo Giro dengan laras slendro dan pelog, Ladrang Pangkur, dan Sampak.
Di akhir latihan praktik karawitan tersebut, Reijo Lainela juga memperkenalkan seni pedalangan Jawa dengan peralatan wayang kulit Purwa.
Lulusan "Sibelius Academy", kata dia, banyak yang menjadi seniman musik ternama dunia. Bahkan, diantara lulusan tersebut banyak yang menjadi tenaga guru musik yang handal.
Dikatakannya pengenalan musik tradisional Indonesia kepada mahasiswa perguruan tinggi di Finlandia merupakan salah satu wujud upaya aktif KBRI Helsinki dalam memanfaatkan "soft power" diplomasi Indonesia, mempromosikan kekayaan khazanah seni dan budaya Indonesia di negara akreditasi.
Dalam praktik karawitan tersebut, kata Andy Aron, ke-10 calon guru musik tersebut menunjukkan keinginan kuat dan apresiasi yang mendalam terhadap keanekaragaman seni Indonesia.
Hal itu, ditunjukkan dengan keseriusan dan ketekunan mereka dalam memainkan gending karawitan yang dikenal cukup rumit.
Dari pengalaman baik yang diterima kalangan masyarakat setempat terhadap seni budaya Indonesia kerap kali menjelma menjadi agen diplomasi Indonesia yang baik dan efektif di negara akreditasi, katanya.
(T.H-ZG/B/A035/C/A035) 06-03-2010 10:15:19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar