10 SENIMAN
INDONESIA PAMERAN DI LIECHTENSTEIN
London, 17/6
(ANTARA) - Sebanyak sepuluh seniman Indonesia memamerkan hasil karya seni
kontemporernya di gedung pameran barang seni di Liechtenstein negeri kecil di
dekat Swiss mulai 15 Juni-15 Agustus 2012.
"Lebih
dari 100 undangan memenuhi gedung
Kunstraum Englanderbaum, untuk menghadiri acara pembukaan termasuk Dubes
RI di Bern Djoko Susilo," ujar Pensosbud KBRI Bern, Mohammad Budiman
Wiriakusumah kepada ANTARA London, Minggu.
Dubes RI Djoko
Susilo untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein , berharap
pameran ini dapat dijadikan sebagai pembuka jalan bagi kerjasama dibidang
perdagangan, investasi dan wisata kedua negara yang sudah berjalan dengan baik
selama ini.
"Diharapkannya pada akhirnya dapat meningkatkan hubungan
diplomati," katanya.
Asisten Menteri
Kebudayaan Liechtenstein Kirstin Apple-Houston, mengatakan kegiatan ini bukan
pertama kali yang dilakukan antara Indonesia dan Liechtenstein dan juga bukan
yang terakhir.
"Banyak
hal yang dapat dilakukan negara kepulauan terbesar didunia dengan penduduk
lebih dari dua ratus juta jiwa dengan negara terkecil didunia namun mempunya
peran ekonomi yang besar di Eropa sebagai pusat perbankan dunia," ujarnya.
Dikatakannya
setiap kegiatan yang dilakukan KBRI Bern dan Fauzie As'Ad, seniman Indonesia
yang bermukim di Vaduz, Ibukota Liechtenstein, selalu menjadi pendobrak dan
dicontoh negara lainya dalam mengadakan kegiatan bersama antara Pemerintah
Liechtenstein dan negara-negara sabatnya.
Bermula dari
tawaran pemerintah Keharyapatihan Liechtenstein, negara kerajaan kecil yang
berada diantara Swiss dan Austria kepada Fauzie As'ad.
Pemerintah
mengharapkan Fauzie As'ad memamerkan karya seninya di Kunstraum Englanderbau,
tempat pameran karya seni yang diperuntukan bagi seniman negara kecil itu atau
seniman negara sekitarnya sekitar dua tahun lalu.
Namun
kesempatan emas itu tidak serta merta diterima Fauzie, ia malah mempunyai ide
untuk mengajak seniman Indonesia lainnya khususnya yang datang dari Yogyakarta,
untuk memamerkan karya seni mereka ditempat itu.
Direksi
pengelola Kunstraum Englanderbaum menyetujui ide Fauzie dengan catatan harus
dicarikan bantuan dari pihak lain yang dapat meringankan beban pembiayaan.
Fauzie pun
mengontak KBRI Bern untuk minta bantuan mencarikan sponsor untuk membantu
seniman Indonesia memperlihatkan hasil karya mereka di negara yang luasnya
tidak lebih besar dari kecamatan di Jakarta, namun mempunyai peran ekonomi yang
cukup besar di Eropa.
KBRI Bern
mengandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perdagangan
RI serta beberapa pihak swasta dan pihak perorangan untuk ikut membantu
sehingga berhasil terselenggaranya pameran ini.
Ke-10 seniman
tersebut adalah Melati Suryadarma, Jumaldi Alfi, Fauzie As'Ad,Heri Dono, Edi
Prabandobo, Angki Purbandono, S. Teddy, Budi Ubrux, Ugo untoro dan Entang
Wiharso dengan kurator Jim Supangkat.
Jim
Supangkat menjelaskan tentang definisi
kata "seni" atau Art, yang dalam bahasa Indonesia nilai seni
dimengerti sebagai nilai metaphysical condition, kondisi mental yang dapat menangkap
berbagai macam ekpresi terkandung didalam karya seni dan sumber kretivitas.
Acara pameran
ini banyak diliput mass media Liechtenstein dan Swiss bahkan stasiun swasta
besar dari Jakarta ikut meliput acara yang disambut hangat masyarakat setempat.
***3***
(T.H-ZG/B/A025/A025) 17-06-2012 20:39:48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar