Senin, 18 Juni 2012

10 SENIMAN



            10 SENIMAN INDONESIA PAMERAN DI LIECHTENSTEIN

         London, 17/6 (ANTARA) - Sebanyak sepuluh seniman Indonesia memamerkan hasil karya seni kontemporernya di gedung pameran barang seni di Liechtenstein negeri kecil di dekat Swiss mulai 15 Juni-15 Agustus 2012.

        "Lebih dari 100 undangan memenuhi gedung  Kunstraum Englanderbaum, untuk menghadiri acara pembukaan termasuk Dubes RI di Bern Djoko Susilo," ujar Pensosbud KBRI Bern, Mohammad Budiman Wiriakusumah kepada ANTARA London, Minggu.

        Dubes RI Djoko Susilo untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein , berharap pameran ini dapat dijadikan sebagai pembuka jalan bagi kerjasama dibidang perdagangan, investasi dan wisata kedua negara yang sudah berjalan dengan baik selama ini.

        "Diharapkannya pada akhirnya dapat meningkatkan hubungan diplomati," katanya.

        Asisten Menteri Kebudayaan Liechtenstein Kirstin Apple-Houston, mengatakan kegiatan ini bukan pertama kali yang dilakukan antara Indonesia dan Liechtenstein dan juga bukan yang terakhir.

        "Banyak hal yang dapat dilakukan negara kepulauan terbesar didunia dengan penduduk lebih dari dua ratus juta jiwa dengan negara terkecil didunia namun mempunya peran ekonomi yang besar di Eropa sebagai pusat perbankan dunia," ujarnya.

        Dikatakannya setiap kegiatan yang dilakukan KBRI Bern dan Fauzie As'Ad, seniman Indonesia yang bermukim di Vaduz, Ibukota Liechtenstein, selalu menjadi pendobrak dan dicontoh negara lainya dalam mengadakan kegiatan bersama antara Pemerintah Liechtenstein dan negara-negara sabatnya.

        Bermula dari tawaran pemerintah Keharyapatihan Liechtenstein, negara kerajaan kecil yang berada diantara Swiss dan Austria kepada Fauzie As'ad.

        Pemerintah mengharapkan Fauzie As'ad memamerkan karya seninya di Kunstraum Englanderbau, tempat pameran karya seni yang diperuntukan bagi seniman negara kecil itu atau seniman negara sekitarnya sekitar dua tahun lalu.

        Namun kesempatan emas itu tidak serta merta diterima Fauzie, ia malah mempunyai ide untuk mengajak seniman Indonesia lainnya khususnya yang datang dari Yogyakarta, untuk memamerkan karya seni mereka ditempat itu.

        Direksi pengelola Kunstraum Englanderbaum menyetujui ide Fauzie dengan catatan harus dicarikan bantuan dari pihak lain yang dapat meringankan beban pembiayaan.

        Fauzie pun mengontak KBRI Bern untuk minta bantuan mencarikan sponsor untuk membantu seniman Indonesia memperlihatkan hasil karya mereka di negara yang luasnya tidak lebih besar dari kecamatan di Jakarta, namun mempunyai peran ekonomi yang cukup besar di Eropa.

        KBRI Bern mengandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perdagangan RI serta beberapa pihak swasta dan pihak perorangan untuk ikut membantu sehingga berhasil terselenggaranya pameran ini.

        Ke-10 seniman tersebut adalah Melati Suryadarma, Jumaldi Alfi, Fauzie As'Ad,Heri Dono, Edi Prabandobo, Angki Purbandono, S. Teddy, Budi Ubrux, Ugo untoro dan Entang Wiharso dengan kurator Jim Supangkat.

        Jim Supangkat  menjelaskan tentang definisi kata "seni" atau Art, yang dalam bahasa Indonesia nilai seni dimengerti sebagai nilai metaphysical condition, kondisi mental yang dapat menangkap berbagai macam ekpresi terkandung didalam karya seni dan sumber kretivitas.

        Acara pameran ini banyak diliput mass media Liechtenstein dan Swiss bahkan stasiun swasta besar dari Jakarta ikut meliput acara yang disambut hangat  masyarakat setempat.

    ***3***

(T.H-ZG/B/A025/A025) 17-06-2012 20:39:48

            

           

Tidak ada komentar: