INDONESIA
IKUTI PARADE BUDAYA DI FRANKFURT
London, 25/6
(ANTARA) - Perkumpulan Organisasi Masyarakat Indonesia di Frankfurt (PERMIF e.V
) mengikuti "Parade Budaya" yang diadakan oleh Pemerintah daerah
Frankfurt akhir pekan lalu.
Lebih dari
1600 orang peserta dari sekitar 100 budaya mengikuti acara yang dimulai dari
pukul 12.00 hingga sore berlangung di pusat kota, disaksikan sekitar 70.000
penonton disepanjang ruas jalan utama di kota Frankfurt.
Indonesia
diwakili kelompok Perkumpulan Organisasi Masyarakat Indonesia di Frankfurt di
antara 52 peserta/group terdaftar, ujar Amey Adriana dari Permif e.V kepada
ANTARA London, Senin.
Amey Adriana
mengatakan dalam parade budaya yang
melibatkan sekitar 110 berbagai organisasi dan elemen Masyarakat di
Frankfurt dan sekitarnya itu Indonesia menampilkan busana dari Nusantara
yang Bhineka Tunggal Ika.
Di bagian
kulinaris, tidak ketinggalan anggota Dharma Wanita dan ibu-ibu yang Indonesia
menyediakan berbagai memasakan Indonesia sekaligus mempromosikan kekhasan kuliner
Indonesia.
Menurut Amel,
masyarakat Indonesia di Frankfurt seluruhnya bersatu, para pelajar,anak anak,
anggota Dharma Wanita para staf diplomat KJRI, bahkan Konjen Damos Agusman
turut jalan berbaur dengan peserta parade.
Sementara itu
Ketua Permif e.V , Roselinda Adriana mengatakan anggota Permif dengan penuh
suka cita mengikuti parade yang berthema
"Respect" dalam melawan suku ras dan eksklusif di Frankfurt.
Indonesia
dalam parade budaya menampilkan salah satu cerita legenda seorang putri yang
bernama Roro Jonggrang yang artinya "Gadis Langsing". Legenda Roro Jonggrang sangat terkenal dengan
Candi Sewu atau Candi yang berjumlah 1000.
Sementara batik
busana asli tradisional Indonesia yang telah diakui sebagai "Warisan
Budaya Dunia" digunakan sejak zaman
raja yang berkuasa pada abad XVIII
dikenakan oleh dayang dayang, penjaga dan peri , baik sang putri maupun
dayang-dayang memakai busana batik dan para Penjaga memakai busana pengawal
kerajaan.
Batik merupakan
bagian dari budaya Indonesia yang digambarkan di atas kain yang awalnya dibuat
hanya terbatas dalam lingkungan keraton dipakai raja dan keluarga serta para
pengikutnya. Keistimewaan dari kostum disini bisa anda lihat pada bentuk
Mahkotanya yang berbentuk seperti Candi,
demikian Amey Adriana .
***3***
(ZG/c/a011)
(T.H-ZG/C/A011/A011) 25-06-2012 07:36:51
Tidak ada komentar:
Posting Komentar