INDONESIA INTEGRATED LUNCURKAN "HASSELT PLAN OF
ACTION"
Hasselt,
Belgia, 24/ 6 (ANTARA) - Indonesia
Integrated yang terdiri dari professional dari berbagai negara di Eropa
meluncurkan "Hasselt Plan of Action" sebagai langkah awal dari hasil
konferensi yang digelar di Hotel
Radisson Blu, Hasselt, Belgia, Sabtu(23/6).
Konferensi
yang dibuka Dubes RI untuk Kerajaan
Belgia dan Luxembourg dan Uni Eropa Arif Havas Oegroseno diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari
berbagai negara diantaranya Jerman, Perancis, Austria, Belanda, Inggris dan Belgia.
Dalam
diskusi yang berlangsung selama sehari penuh di daerah wisata Hasslet di
dibahas berbagai topik diantaranya
penerapan "Light Rail, the Green Solution to Improve the Public
Transportation System in Indonesia" yang disampaikan Widoyoko dari
Belanda.
Widoyoko
dalam makalahnya membahas mengenai pengunaan sistem transporasi "light
rail" seperti tram yang dapat mengatasi kemacetan yang selama ini dialami
di Jakarta.
Sebenarnya
pengunaan tram di Jakarta lebih dulu ketimbang
di Belanda, ujar W Widoyoko yang menjadi representative PT INKA di
Belanda. "Sayangnya angkutan yang dapat mengangkut banyak penumpang itu
dihapuskan bahkan rel tram yang dulu melingkar di luar pusat kota itu sudah tidak ada bekasnya,"
ujarnya.
Padahal
banyak keunggulan dari angkutan masal, selain bisa mengurangi emisi juga dapat membantu
penghijauan seperti yang dilakukan di Belanda.
Sementara
itu Dr Nurul Taufiqu Rochman dari Masyarakat Nano Indonesia menyampaikan paparannya mengenai
"Transfer of NANO Technology: Towards an Independent Nation" ,
mengatakan banyak yang bisa dilakukan
professional dalam melakukan penerapan teknologi bagi kesejahteraan
rakyat.
Konferensi
Indonesia Integrated semakin menarik dengan berbagai paparan oleh para
professional Indonesia baik yang bekerja sebagai di Eropa maupun di tanah air,
khususnya dalam pemanfaatan energy.
Diantaranya
paparan "Energy and Its Related Issues" oleh
Muhammad Nadjib dari Total
Indonesie Perancis. Dalam kesempatan itu juga disampaikan masalah "Pertamina's
Role and Strategy to Safeguard National's Energy Seecurity" oleh Director of Planning, Investment and
Risk Management, Pertamina, M. Afdal Bahaudin.
Dalam
konferensi selain membahas Risk Appetite and Public Awareness Issues: Life
Cycles for Investment in Indonesia oleh Eddy Setiohandono/Practitioner and
Business Consultant, juga pemanfaatan teknologi serta peluang tenaga kesehatan
khususnya perawat yang bekerja di Eropa.
Pada akhir
konferensi para peserta sepakat meluncurkan "Hasselt Plan of Action
dan Soft Launching website The Indonesia
Integrated".
Pland of Action
Dalam Hasselt
Plan of Action 2012 disepakati mempromosikan pertukaran ide, pengalaman dan
pengetahuan dalam berbagai sektor masyarakat,
merangsang aliran investasi dari luar negeri ke Indonesia dan
sebaliknya.
Selain
itu peserta juga sepakat mendukung
ekspansi pasar yang sehat bagi perusahaan indonesian bermanfaat bagi semua,
mengembangkan sarana komunikasi yang diperlukan, pembuatan database sesuai
dengan keahlian dan kompetensi, mailing
list, website, media atau jaringan social.
Hasselt Plan
of Action itu juga mencakup perencanaan langkah-langkah untuk memberikan
kontribusi pada pembangunan Indonesia oleh para professional Indonesia dan
juga digelarnya pertemuan rutin yang berfungsi sebagai
mekanisme meninjau semua kegiatan.
Disainer
engineer dari Luthansa Technik, Triyoga Waskito kepada ANTARA usai konferensi
mengakui bahwa dengan dibentuknya Indonesia Integrated bagi professional
Indonesia di Eropa merupakan suatu terobosan.
Ide tidak
saja datang dari atas tetapi juga dari bawah dimana para professional di Eropa
mempunyai suatu wadah yang dapat dimanfaatkan bagi kemajuan Indonesia, demikian
Triyoga Waskito.
Sementara
itu Ahmad Aki Baihaki mengakui bahwa tenaga professional Indonesia bisa
bersaing dengan professional asal India, asal saja kita bisa bersatu dan mau
saling bekerjasama.
Ahmad Aku
Baihaki yang memiliki spesialis dalam "content Management System Web
application Mobile Site" merasa yakin profesional mempunyai kemampuan yang
lebih dari Profesional Indonesia.
Enik
Meidiati, seorang perawat yang bekerja di Belanda mengakui bahwa permintaan
tenaga ahli di bidang keperawatan khususnya bagi manula di Belanda cukup besar.
Kini tinggal bagaimana perawat Indonesia meraih peluang yang ada apalagi
Indonesia dan Belanda mempunyai hubungan sejarah yang panjang.
***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/M019/M019) 24-06-2012 06:35:41
Tidak ada komentar:
Posting Komentar