PENGAMAT: BANTUAN UNTUK SPANYOL
BERDAMPAK PADA MASYARAKAT
London, 12/6 (ANTARA) - Krisis
Eurozone yang diawali dari Yunani dan merembet ke Spanyol yang baru mendapat
bantuan sebesar 100 miliar euro mempunyai dampak dan implikasi bagi masyarakat
di negeri Matador tersebut, kata seorang pengamat.
Dosen Ekonomi Politik Internasional,
FISIP Universitas Indonesia, Vishnu Juwono mengatakan kepada ANTARA London
Selasa bahwa bantuan ini diberikan tentunya melalui proses negosiasi yang
panjang antara negara utama Uni Eropa dengan Spanyol.
Dikatakannya, mengacu pada pengalaman
di Yunani dan Irlandia, pemerintah Maiano Rajoy ingin membuat kesan bahwa
bantuan ini tidak merupakan bantuan "bail out" terhadap perekonomian
Spanyol akan tetapi hanya untuk menyelamatkan sektor perbankan.
Pemerintah Spanyol mendapat komitmen
bantuan dari sebanyak 100 miliar Euro yang diumumkan tanggal 9 Juni lalu akan
digunakan untuk menyelamatkan beberapa
bank pinjaman regional besar di Spanyol, dikenal dengan istilah Caja.
Bank yang sedang dilanda krisis
likuiditas akibat pasar properti yang menurun secara drastis dan diperparah
dengan pertumbuhan ekonomi, dimana diperkirakan Spanyol akan mengalami resesi
ekonomi yang kedua kali selama tiga tahun terakhr, ujar Vishnu yang sedang
mengambil gelar PhD di London School of Economy, Inggris.
Rasio hutang terhadap produk Domestik
Bruto (PDB) dari Spanyol saat ini sebesar 70 persen namun dengan adanya bantuan
ini rasionya diperkirakan akan meningkat menjadi 100 persen, ujar Vishnu.
Selain itu kondisi perekonomian juga
ditandai dengan tingkat pengangguran sebanyak
25 persen bagi yang berumur di atas 50 tahun dan sekitar 50 persen yang berumur 25 tahun ke bawah.
Menurut dia, dengan struktur tenaga
kerja seperti ini maka akan dapat menciptakan semacam bom waktu sosial bagi
pemerintah Spanyol yang dipimpin Maiano
Rajoy yakni kejahatan dan demonstrasi meningkat akibat jumlah pengangguran yang
tinggi.
Dana ini dberikan melalui dana
fasilitas yang disebut dengan European Financial Stability Facility (EFSF) dan
atau yang akan aktif bulan depan adalah European Stability Mechanism (ESM).
EFSF mempunyai kapasitas bantuan sebesar hampir 500 miliar euro. Untuk
mencairkan dana tersebut harus disetujui oleh anggota utama 17 negara anggota
Uni Eropa (EU).
Bedanya adalah jika melalui ESM maka negara-negara Uni Eropa akan
mendapat prioritas pertama dalam pengembalian pinjaman dibanding dengan
misalnya investor swasta dan tentunya negara Uni Eropa sedang melobi agar dana
bantuan disalurkan melalui fasilitas ESM.
Tentu saja pasar tidak dapat percaya
dengan penjelasan tersebut bahwa bantuan diberikan karena Pemerintah Spanyol
tidak mempunyai dana lagi untuk menyelamatkan banknya dan untuk menjaring dana
dari pasar mereka tidak akan mampu membayar karena terkena suku bunga yang
tinggi.
Sementara itu dari mekanisme pembayaran
dan pengembalian dana masih terjadi negosiasi yang sangat intens antara
pemerintah Spanyol serta negara-negara kreditor di Uni Eropa. Dana bantuan 100
miliar euro akan disalurkan melalui pemerintah Spanyol yang nanti digunakan
untuk merestrukturisasi bank-bank besar Spanyol.
Mengacu pada sensitivitas politik yang terjadi di Yunani, Irlandia dan
Portugal, Pemerintah Spanyol tidak menginginkan adanya mekanime monitoring
dimana pejabat dari Dana Moneter Internasional (IMF), komisi Eropa (EC) dan
Bank Sentral Uni Eropa yang dikenal dengan tiga serangkai `Troika¿ akan datang dalam sebuah misi secara
berkala memonitor perkembangan dari aksi pemerintah sebagai konsekuensi menerima
pinjaman.
Misi semacam ini biasanya akan dengan
mudah dieskploitasi oleh kubu oposisi dan aksi jalanan untuk mendelegitimasi
pemerintah yang `tunduk¿ pada kekuasaan kapitalis global, ujar Vishnu.
Di sisi lain pihak IMF, EC dan Bank
Sentral Eropa ingin agar mekanisme pengawasan dan monitoring tetap dilanjutkan
secara berkala dan kontinu.
Kekhawatiran utama dari pihak
"Troika" ini adalah dana pinjaman ini akan dimanfaatkan oleh
kroni-kroni pengusaha di belakang beberapa bank Caja untuk menyelamatkan usaha
masing-masing daripada menyelamatkan sistem perbankan dan perekonomian Spanyol.
Tentu saja tarik-menarik mengenai
mekansime pengawasan ini akan semakin intens beberapa hari mendatang, ujar
Vishnu.
Namun bantuan sebesar 100 miliar Euro
diperkirakan tidak akan cukup untuk menyelamatkan perekonomian Spanyol akibat
resesi perekonomian yang diperikarakan terjadi tahun ini. Implikasinya adalah
kerugian perbankan akibat krisis properti akan semakin besar lebih dari 180
miliar Euro yang diperkirakan saat ini.
Hal ini karena daya beli tidak ada
sehinggga nilai properti makin turun. Sehingga diperkirakan Spanyol akan
membutuhkan pinjaman baru yang tidak hanya meyelamatkan perbankan akan tetapi
untuk menyelamatkan ekonominya seperti yang terjadi di Yunani, Portugal, dan
Irlandia tidak dalam waktu yang lama, kata Vishnu.
(T.ZG/B/M016)
(T.H-ZG/B/M016/M016) 13-06-2012
00:31:12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar