INDONESIA JADI BINTANG DI
FESTIVAL ANAK NORWEGIA
London, 6/6 (ANTARA) - Indonesia selalu menjadi bintang pada
penyelenggaraan Festival Anak Stoppested Verden (SVF) yang diadakan di kota
Hamar, sekitar 120 km di utara Oslo, Norwegia.
Berbagai aktivitas yang digelar KBRI Oslo menarik dan
diminati oleh anak-anak di selruh dunia, ujar ujar Pensosbud KBRI Oslo Dyah
Kusumawardani kepada ANTARA London, Rabu.
Dalam festival yang diikuti untuk
kelima kali ini, KBRI Oslo menawarkan berbagai aktivitas anak-anak, antara lain
workshop wayang kulit, batik jumputan, mini gamelan, dan berbagai permainan
tradisional seperti congklak, gasing, dan permainan yoyo.
Dalam testival yang diadakan panitia
SVF bekerja sama dengan Musium Kereta Api di Hamar, Hamar Kommune dan berbagai
institusi dan kelompok masyakarat di Norwegia, KBRI Oslo berupaya melancarkan diplomasi melalui anak-anak.
Ketua Standing Committee on Local
Government and Public Administration Aksel Hagen, menharapkan melalui festival
ini, anak-anak semakin mengenal dan memahami keanekaragaman budaya
internasional melalui berbagai aktivitas dan pertunjukan budaya yang
ditawarkan.
Mantan wakil walikota Hamar yang kini
menjabat sebagai salah satu anggota Dewan Kota, Christel Meyer, mengharapkan
festival anak anak ini akan dapat digelar setiap tahun bahkan dimasa dating.
Sementara itu Ketua Umum Kowani, Dewi
Motik Pramono dalam kunjungannya ke Oslo mengakui diplomasi yang terbaik adalah
melalui anak anak.
Dubes RI untuk Norwegia, Esti Andayani,
sepakat dengan Dewi Motik dan menegaskan pemahaman keanekaragaman budaya untuk
anak-anak sangat penting.
Melalui festival semacam ini, anak-anak
dikenalkan kepada berbagai budaya yang berbeda, yang akan tidak hanya akan
menambah pengetahuan mereka, namun juga memupuk rasa toleransi mereka, ujar
Dubes Esti.
KBRI Oslo selama ini mendukung festival
anak Barnas Verdendager, yang digelar di lebih dari 10 kota di Norwegia setiap
tahunnya, dengan puncanya digelar di Oslo pada Oslo World Music Festival awal
November mendatang.
Sementara itu Ketua penyelenggara
festival, Mocci Ryen, mengungkapkan
festival tahun ini menjadi sangat penting guna meningkatkan aspek integrasi
paska tragedi bom di Oslo dan penembakan massal di Pulau Utoya 22 Juli tahun
lalu.
Mocci Ryen, mengatakan aspek inklusi
berkembang dalam upaya meningkatkan pemahaman dan toleransi keaneka-ragaman
budaya.
"Saya senang semakin banyak pihak
yang berpartisipasi dalam begitupun jumlah pengunjung meningkat sebanyak 9.000
pengunjung hadir pada festival tahun ini, kenaikan yang cukup signifikan dari jumlah tahun lalu 8.000
orang," katanya.
Antusiasme anak-anak pada berbagai
budaya dunia ini menginspirasi Dewi Motik untuk menjajaki ide serupa di
Indonesia dan tertarik dengan konsep penyelenggaraan festival di kompleks
musium kereta api.
"Indonesia mempunyai potensi untuk
mengelar acara serupa," ujar Dewi Motik kepada Mocci, dan kami juga
memiliki Musium Kereta Api di Jawa Tengah, dan akan sangat bagus untuk
menyelenggarakan festival seperti ini di sana,
seraya menjajaki kemungkinan kerja sama dengan panitia, yang disambut
antusias oleh Mocci.
SVF kali ini diramaikan oleh aneka kegiatan dan penampilan budaya dari
berbagai institusi dan kelompok masyarakat di Norwegia, yang mewakili 38
kebudayaan dunia, termasuk dari Indonesia yang diwakili oleh KBRI Oslo.
Beberapa peserta antara lain berasal
dari Afghanistan, Argentina, Brasil, Bulgaria, Myanmar, Burundi, Kuba, Denmark,
Mesir, Eritrea, Guatemala, India, Irak, Iran, Jepang, Kenya, Kosovo, Meksiko,
Belanda, Pakistan, Rusia, Nepal, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Selain itu, Anak Indonesia, yang
kembali tampil sebagai bintang pertunjukan di panggung utama dengan tari
Bajidor Kahot dan Merak, juga turut berpartisipasi mengajarkan tari Bajidor
Kahot yang sangat ramai diminati anak-anak.
Sementara workshop tari poco-poco yang
baru pertama kali diajarkan oleh staf KBRI juga mendapatkan sambutan yang cukup
meriah. Begitupun Workshop batik jumputan menjadi salah satu favorit anak-anak.
Stasiun TV NRK lokal untuk meliput stand
Indonesia khususnya workshop batik
jumputan yang menggunakan teknologi yang berbeda dari batik yang merupakan
salah satu warisan budaya bangsa Indonesia.***3***(ZG)
(T.H-ZG/B/S006/S006) 06-06-2012
20:23:54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar