Rabu, 06 Juni 2012

INDONESIA BINTANG


INDONESIA JADI BINTANG DI FESTIVAL ANAK NORWEGIA

          London, 6/6 (ANTARA) -  Indonesia selalu menjadi bintang pada penyelenggaraan Festival Anak Stoppested Verden (SVF) yang diadakan di kota Hamar, sekitar 120 km di utara Oslo, Norwegia.

         Berbagai  aktivitas yang digelar KBRI Oslo menarik dan diminati oleh anak-anak di selruh dunia, ujar ujar Pensosbud KBRI Oslo Dyah Kusumawardani kepada ANTARA London, Rabu.

         Dalam festival yang diikuti untuk kelima kali ini, KBRI Oslo menawarkan berbagai aktivitas anak-anak, antara lain workshop wayang kulit, batik jumputan, mini gamelan, dan berbagai permainan tradisional seperti congklak, gasing, dan permainan yoyo.

         Dalam testival yang diadakan panitia SVF bekerja sama dengan Musium Kereta Api di Hamar, Hamar Kommune dan berbagai institusi dan kelompok masyakarat di Norwegia, KBRI Oslo berupaya  melancarkan diplomasi melalui anak-anak.

         Ketua Standing Committee on Local Government and Public Administration Aksel Hagen, menharapkan melalui festival ini, anak-anak semakin mengenal dan memahami keanekaragaman budaya internasional melalui berbagai aktivitas dan pertunjukan budaya yang ditawarkan.

        Mantan wakil walikota Hamar yang kini menjabat sebagai salah satu anggota Dewan Kota, Christel Meyer, mengharapkan festival anak anak ini akan dapat digelar setiap tahun bahkan dimasa dating.

        Sementara itu Ketua Umum Kowani, Dewi Motik Pramono dalam kunjungannya ke Oslo mengakui diplomasi yang terbaik adalah melalui anak anak.

        Dubes RI untuk Norwegia, Esti Andayani, sepakat dengan Dewi Motik dan menegaskan pemahaman keanekaragaman budaya untuk anak-anak sangat penting.

        Melalui festival semacam ini, anak-anak dikenalkan kepada berbagai budaya yang berbeda, yang akan tidak hanya akan menambah pengetahuan mereka, namun juga memupuk rasa toleransi mereka, ujar Dubes  Esti.

        KBRI Oslo selama ini mendukung festival anak Barnas Verdendager, yang digelar di lebih dari 10 kota di Norwegia setiap tahunnya, dengan puncanya digelar di Oslo pada Oslo World Music Festival awal November mendatang.

        Sementara itu Ketua penyelenggara festival, Mocci Ryen,  mengungkapkan festival tahun ini menjadi sangat penting guna meningkatkan aspek integrasi paska tragedi bom di Oslo dan penembakan massal di Pulau Utoya 22 Juli tahun lalu.

        Mocci Ryen, mengatakan aspek inklusi berkembang dalam upaya meningkatkan pemahaman dan toleransi keaneka-ragaman budaya.

        "Saya senang semakin banyak pihak yang berpartisipasi dalam begitupun jumlah pengunjung meningkat sebanyak 9.000 pengunjung hadir pada festival tahun ini, kenaikan yang  cukup signifikan dari jumlah tahun lalu 8.000 orang," katanya.

        Antusiasme anak-anak pada berbagai budaya dunia ini menginspirasi Dewi Motik untuk menjajaki ide serupa di Indonesia dan tertarik dengan konsep penyelenggaraan festival di kompleks musium kereta api.

        "Indonesia mempunyai potensi untuk mengelar acara serupa," ujar Dewi Motik kepada Mocci, dan kami juga memiliki Musium Kereta Api di Jawa Tengah, dan akan sangat bagus untuk menyelenggarakan festival seperti ini di sana,  seraya menjajaki kemungkinan kerja sama dengan panitia, yang disambut antusias oleh Mocci.   
   SVF kali ini diramaikan oleh aneka kegiatan dan penampilan budaya dari berbagai institusi dan kelompok masyarakat di Norwegia, yang mewakili 38 kebudayaan dunia, termasuk dari Indonesia yang diwakili oleh KBRI Oslo.

        Beberapa peserta antara lain berasal dari Afghanistan, Argentina, Brasil, Bulgaria, Myanmar, Burundi, Kuba, Denmark, Mesir, Eritrea, Guatemala, India, Irak, Iran, Jepang, Kenya, Kosovo, Meksiko, Belanda, Pakistan, Rusia, Nepal, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.

        Selain itu, Anak Indonesia, yang kembali tampil sebagai bintang pertunjukan di panggung utama dengan tari Bajidor Kahot dan Merak, juga turut berpartisipasi mengajarkan tari Bajidor Kahot yang sangat ramai diminati anak-anak.

        Sementara workshop tari poco-poco yang baru pertama kali diajarkan oleh staf KBRI juga mendapatkan sambutan yang cukup meriah. Begitupun Workshop batik jumputan menjadi salah satu favorit anak-anak.

        Stasiun TV NRK lokal untuk meliput stand Indonesia  khususnya workshop batik jumputan yang menggunakan teknologi yang berbeda dari batik yang merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia.***3***(ZG)
(T.H-ZG/B/S006/S006) 06-06-2012 20:23:54

Tidak ada komentar: