Jumat, 01 Juni 2012

KARTU RELAWAN

          INDONESIA USULKAN KARTU PERJALANAN BAGI RELAWAN BENCANA

          London, 1/6 (ANTARA) - Delegasi Indonesia pada SOM II APEC di Kota Kazan, Rusia menyampaikan usulan awal tentang perlunya kartu perjalanan bagi relawan yang mengurusi bencana.

         Konsep tersebut langsung disambut positif sejumlah besar ekonomi APEC yang hadir pada pertemuan Emergency Preparedness Working Group APEC, ujar Koordinator Fungsi Pensosbud dan Pendidikan KBRI Moskow, M. Aji Surya kepada ANTARA London, Jumat.

         Setelah pada SOM I APEC di Moskow Indonesia menggagaskan Blue Economy, kini delegasi RI maju selangkah lagi dengan konsep kartu perjalanan bagi personel bencana yang berasal dari ekonomi APEC.

         Mereka yang terlibat dalam kegiatan bantuan penanganan bencana diharapkan tidak terkendala oleh masalah kelengkapan dokumen perjalanan sehingga ketika bencana terjadi di salah satu negara APEC akan dengan cepat dibantu oleh negara lainnya.

         Persoalan pemenuhan kelengkapan dokumen perjalanan sering kali dianggap sebagai salah satu hambatan telatnya bantuan dan mengakibatkan lebih banyak orang menjadi korban bencana, katanya.

         Konsep mengekor apa yang disebut APEC Business Travel Card (ABTC), pengusaha bonafit dari negara APEC yang terdaftar masing-masing pihak otoritas imigrasi anggota ekonomi APEC dibebaskan untuk lalu lalang di semua anggota ekonomi APEC tanpa harus mengajukan visa pada setiap kunjungan.

         Bahkan, kepada mereka disiapkan jalur imigrasi tersendiri agar urusannya menjadi lancar.

         Konsep ABTC dianggap telah berhasil meningkatkan interaksi antarpengusaha APEC dan berdampak positif bagi peningkatan investasi serta kerja sama dan pertumbuhan ekonomi.

         "ABTC telah menginspirasi Indonesia untuk menggagaskan ABTC khusus untuk masalah bencana," ujar Arto Suryodipuro, Direktur Kerja Sama Intra Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri.

         Kartu khusus bagi relawan diyakini dapat menjadi kunci bagi percepatan pengerahan relawan dari berbagai anggota ekonomi APEC lainnya ketika bencana baru saja terjadi, atau pada 72 jam pertama.

         Melalui mekanisme yang akan dibahas kemudian, diharapkan jumlah korban pada bencana dapat segera terbantu melalui pemudahan akses masuk bagi relawan yang mengurusi bencana dari anggota ekonomi APEC.

         Berdasarkan riset tim APEC Indonesia yang terdiri atas Kementerian Luar Negeri, BNPB, Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, dan Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, wilayah Asia Pasifik mewarisi 52 persen permukaan dunia, 40 persen penduduk, dan sekaligus 70 persen bencana alam.

         Bahkan, kata dia, para ilmuan sudah memprediksi bahwa bencana alam di wilayah ini akan meningkat pada masa-masa mendatang sebagai konsekuensi urbaninasi dan perubahan iklim.

         "Kita tengah mengusulkan pembahasan konsep yang lebih detail tentang travel card bagi relawan dengan tetap mengedepankan kedaulatan dan izin dari negara yang terkena bencana, sebagaimana yang selama ini diterapkan Indonesia saat menerima relawan yang mengurusi bencana dari luar negeri," kata Arto.

         Usulan Indonesia dibahas selama SOM II APEC di kota tengah Rusia, Kazan, yang berlangsung mulai 20 Mei lalu hingga 5 Juni mendatang mendapat sambutan positif dari banyak Senior Official Leader beberapa anggota ekonomi, seperti Vietnam, Australia, China, Selandia Baru, Thailand, PNG, Jepang, dan China Taipeh yang memberikan acungan jempol atas inisiatif Indonesia. Bahkan, sejauh ini tidak ada yang menentang.

         Sementara itu, Dubes RI untuk Rusia yang juga bertindak sebagai Senior Official Meeting Leader Indonesia dalam pertemuan SOM II APEC ini, Djauhari Oratmangun, menyatakan lega atas dukungan banyak pihak atas inisiatif Indonesia tersebut.

         Menurut dia, konsep itu perlu dikawal terus agar pada saat implementasi memberikan manfaat banyak bagi Indonesia yang rentan terjadinya bencana alam.

         "Karena Indonesia yang mengusulkan, sudah barang tentu kita harus meraup keuntungan terbesar," katanya. ***3***
(T.H-ZG/B/D007/D007) 01-06-2012 23:29:59

Tidak ada komentar: