INDONESIA
USULKAN KARTU PERJALANAN BAGI RELAWAN BENCANA
London, 1/6
(ANTARA) - Delegasi Indonesia pada SOM II APEC di Kota Kazan, Rusia
menyampaikan usulan awal tentang perlunya kartu perjalanan bagi relawan yang
mengurusi bencana.
Konsep
tersebut langsung disambut positif sejumlah besar ekonomi APEC yang hadir pada
pertemuan Emergency Preparedness Working Group APEC, ujar Koordinator Fungsi
Pensosbud dan Pendidikan KBRI Moskow, M. Aji Surya kepada ANTARA London, Jumat.
Setelah pada SOM I APEC di Moskow
Indonesia menggagaskan Blue Economy, kini delegasi RI maju selangkah lagi
dengan konsep kartu perjalanan bagi personel bencana yang berasal dari ekonomi
APEC.
Mereka yang
terlibat dalam kegiatan bantuan penanganan bencana diharapkan tidak terkendala
oleh masalah kelengkapan dokumen perjalanan sehingga ketika bencana terjadi di
salah satu negara APEC akan dengan cepat dibantu oleh negara lainnya.
Persoalan
pemenuhan kelengkapan dokumen perjalanan sering kali dianggap sebagai salah
satu hambatan telatnya bantuan dan mengakibatkan lebih banyak orang menjadi
korban bencana, katanya.
Konsep
mengekor apa yang disebut APEC Business Travel Card (ABTC), pengusaha bonafit
dari negara APEC yang terdaftar masing-masing pihak otoritas imigrasi anggota
ekonomi APEC dibebaskan untuk lalu lalang di semua anggota ekonomi APEC tanpa
harus mengajukan visa pada setiap kunjungan.
Bahkan, kepada
mereka disiapkan jalur imigrasi tersendiri agar urusannya menjadi lancar.
Konsep ABTC
dianggap telah berhasil meningkatkan interaksi antarpengusaha APEC dan
berdampak positif bagi peningkatan investasi serta kerja sama dan pertumbuhan
ekonomi.
"ABTC
telah menginspirasi Indonesia untuk menggagaskan ABTC khusus untuk masalah
bencana," ujar Arto Suryodipuro, Direktur Kerja Sama Intra Kawasan Asia
Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri.
Kartu khusus
bagi relawan diyakini dapat menjadi kunci bagi percepatan pengerahan relawan
dari berbagai anggota ekonomi APEC lainnya ketika bencana baru saja terjadi,
atau pada 72 jam pertama.
Melalui
mekanisme yang akan dibahas kemudian, diharapkan jumlah korban pada bencana
dapat segera terbantu melalui pemudahan akses masuk bagi relawan yang mengurusi
bencana dari anggota ekonomi APEC.
Berdasarkan
riset tim APEC Indonesia yang terdiri atas Kementerian Luar Negeri, BNPB,
Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, dan Dirjen Bea Cukai Kementerian
Keuangan, wilayah Asia Pasifik mewarisi 52 persen permukaan dunia, 40 persen
penduduk, dan sekaligus 70 persen bencana alam.
Bahkan, kata
dia, para ilmuan sudah memprediksi bahwa bencana alam di wilayah ini akan
meningkat pada masa-masa mendatang sebagai konsekuensi urbaninasi dan perubahan
iklim.
"Kita
tengah mengusulkan pembahasan konsep yang lebih detail tentang travel card bagi
relawan dengan tetap mengedepankan kedaulatan dan izin dari negara yang terkena
bencana, sebagaimana yang selama ini diterapkan Indonesia saat menerima relawan
yang mengurusi bencana dari luar negeri," kata Arto.
Usulan
Indonesia dibahas selama SOM II APEC di kota tengah Rusia, Kazan, yang
berlangsung mulai 20 Mei lalu hingga 5 Juni mendatang mendapat sambutan positif
dari banyak Senior Official Leader beberapa anggota ekonomi, seperti Vietnam,
Australia, China, Selandia Baru, Thailand, PNG, Jepang, dan China Taipeh yang
memberikan acungan jempol atas inisiatif Indonesia. Bahkan, sejauh ini tidak
ada yang menentang.
Sementara itu,
Dubes RI untuk Rusia yang juga bertindak sebagai Senior Official Meeting Leader
Indonesia dalam pertemuan SOM II APEC ini, Djauhari Oratmangun, menyatakan lega
atas dukungan banyak pihak atas inisiatif Indonesia tersebut.
Menurut dia,
konsep itu perlu dikawal terus agar pada saat implementasi memberikan manfaat
banyak bagi Indonesia yang rentan terjadinya bencana alam.
"Karena
Indonesia yang mengusulkan, sudah barang tentu kita harus meraup keuntungan terbesar,"
katanya. ***3***
(T.H-ZG/B/D007/D007) 01-06-2012 23:29:59
Tidak ada komentar:
Posting Komentar