Taman Mini Indonesia" di Belanda
Rabu, 6 Juni 2012 08:07 WIB | 1609 Views
London (ANTARA News) - Memasuki paviliun Indonesia pada
event 10 tahunan Floriade yang mengusung tema "Wonderful Islands" serasa
memasuki Taman Mini Indonesia Indah.
Pada
pameran Holtikultura Floriade dari April hingga Oktober 2012 di Desa
Venlo, Belanda. yang berbatasan dengan Jerman dan Brusel itu berbagai
rumah adat menghiasai Paviliun Indonesia.
Rumah-rumah
daerah seperti joglo, rumah Betawi, rumah Toraja, Dayak, lumbung beras
Bali dan bale bengong gazebo itu dirancang tim disain beranggotakan
Hengki Heksanto, Basuki Triwidodo, M Sinbed, Hari Hartono dan Arif
Munandar.
Miniatur candi Borobudur, gunungan
berukuran besar, Kul kul Tower, pintu gerbang Wringin Lawang dan Gupolo
Stupa menyambut pengunjung dari berbagai negara di dunia.
Lokasi paviliun Indonesia sendiri sangat strategis, di seberang panggung amphitheatre, dan dikelilingi taman.
"Indonesia
mendapat kehormatan untuk memilih lokasi yang diinginkan sebelum negara
lainnya," ujar Direktur Proyek Floriade Stven Stimac kepada ANTARA.
Memang
tidak selengkap Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta, namun paling
tidak telah terwakili beberapa rumah tradisional dari beberapa daerah,
kata Ir Hengki Heksanto yang juga Ketua Umum Ikatan Arsitektur Lansekap
Indonesia (IALI).
Wakil Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar yang juga aa di sana mengakui memang
sulit mengakomodasi seluruh daerah pada ajang Floriade.
"Memang
belum semua rumah adat daerah yang terwakili," ujar Sapta yang juga
menjabat Ketua Komite Floriade kepada ANTARA yang diundang khusus
meliput Floriade, pekan silam.
Kehadiran Sapta
di Venlo adalah untuk memimpin rapat teknis dan menindaklanjuti
penyelenggaraan Floriade bersama dengan 42 anggota dari berbagai negara
peserta Floriade.
Usai rapat, Sapta mengajak peserta rapat komite Floriade untuk menikmati kekayaan budaya Indonesia, dari seni sampai kuliner.
Dia mengatakan Indonesia harus bangga dengan kekayaan yang dimilikinya, apalagi dunia mengakui ketinggian budaya Indonesia ini.
Menurut Sapta, Floriade dimanfaatkan Indonesia untuk mempromosikan tidak saja holtikultura tetapi juga budaya.
Diajak menari
Seperti Taman Mini Indonesia Indah yang menampilkan tarian, begitupun paviliun Indonesia Floriade.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sampai mengundang kelompok Sangar tari Ayoub Zhikrah .
Para
penari Vetty Ramasita, Ardhiah Daryanti dan Mina Meylina si Putri
Malam, serta pemusik Armen Suwandi, Mukhlis Ansari dan Ayoub Asra Sykra
menghibur undangan dengan tari-tarian seperti tari topeng dan Japin.
Para undagan bahkan diajak menari, termasuk Stven Stimac, Project Director Floriade.
Selama
seminggu sangar tari Ayoub Zhikrah menampilkan Tari Kalenyek, Tari
Kembang Topeng Betawi, Lenggan Betawi, Tari Dayak, tari Pakkarena dari
Sulawesi, dan Tari Zarra Japin.
"Saya senang
bisa menampilkan kesenian Indonesia di pameran holtikultura Floriade
yang diadakan sepuluh tahun sekali," ujar pimpinan Sangar Ayoub Zhikrah
kepada ANTARA.
Mereka juga mendapat kehormatan
mengisi acara yang dihadiri tamu kehormatan para dubes dan pimpinan
ketika pameran itu dibuka April lalu.
Mina
Meylina si Putri Malam mengaku tampil Floriade adalah kehormatan
baginya. Mina juga senang mengajak undangan menari bersama.
"Suatu
prestise bagi penari bisa tampil di Floriade yang digelar setiap
sepuluh tahun sekali dan memperkenalkan budaya bangsa yang beraneka
ragam ke mata dunia," ujar Mina.
Batik dan Spa
Selain
itu juga digelar pameran kerajinan Indonesia dan demo membatik oleh
Hendra Kuswara dari Yogjakarta dan spa dari Martha Tilaar yang diberikan
Peni Fitrianingsih.
Para pengunjung mendapat
pelayanan spa selama beberapa menit, bahkan Duta Besar Israel untuk
Belanda pun ikut merasakan Spa Indonesia yang mengunakan ramuan
tradisional itu.
Indonesia berupaya menarik
wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Floriade, seperti pasangan dari
Jerman yang khusus mengunjungi paviliun Indonesia demi menyaksikan
keaneragaman rumah adat dan juga kesenian.
Sementara
suster Thecla MASF yang pernah mengabdi di pedalaman Kalimantan sebagai
missionaris berkata, "Saya kangen dengan kehidupan di pedesaan. Saya
pernah bertugas di pedalaman pada tahun 1965".
Suster
Thecla kini menetap di kota kecil di Belanda. Dia datang bersama
rombongan satu bus guna menyaksikan paviliun Indonesia.
Belanda
adalah salah satu tujuan utama wisata dunia. Berbagai event budaya,
pameran dan konvensi Internasional berskala besar banyak diselenggarakan
di negeri ini.
Bandara utama Belanda, bandara
Schiphol adalah salah satu pintu masuk utama ke Eropa. Bandara ini
adalah keempat terbesar dalam jumlah penumpang. 42.541.000 orang singgah
di bandara ini per tahun.
Untuk Indonesia,
penerbangan langsung Jakarta-Amsterdam kian membuka peluang meningkatnya
kunjungan wisatawan Eropa, khususnya Belanda, ke Indonesia.
Event
10 tahunan Floriade yang sudah tiga kali diikuti Indonesia --setelah
1992 di Zoetermeer, Rotterdam dan 2002 di Harlemmermeer, Amsterdam--
akan turut membuka Eropa untuk Indonesia.
Pada
Floriade tahun 2002, pavilion Indonesia meraih penghargaan sebagai
pavilion terbaik. Floriade sendiri telah berlangsung sejak 1964 yang
diadakan di Euromaas, Rotterdam.
(H-ZG/Z003)
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar