London, 2/6 (ANTARA) - Belgia siap
menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam riset biologi dan menyalurkan
hasilnya ke industri melalui kontrak industri farmasi serta investasi kepada
perusahaan yang akan dibangun.
Hal itu diungkapkan Direktur Lembaga Riset VIB, Jo Bury, PhD, MBA
kepada Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, MSc., PhD, di
Belgia , ujar Dubes RI untuk Brusel Arif Havas Oegroseno kepada ANTARA London,
Sabtu.
Wakil Menteri Kesehatan yang didampingi
delegasi Kementerian Kesehatan RI dan Dubes Arif Havas Oegroseno melakukan
pertemuan di kantor pusat VIB di Ghent, serta meninjau fasilitas riset yang
dimiliki oleh VIB.
VIB memiliki 1249 ilmuwan yang berasal
dari 57 negara dan jumlah warga Belgia hanya 29 persen. Sayangnya, belum ada
ilmuwan Indonesia yang bekerja di VIB. Para ilmuwan VIB menulis di 108
publikasi biologi top dunia.
Dari sisi bisnis, VIB memiliki
kerjasama industri sejumlah 653 proyek dan memperkerjakan 471 orang di
perusahaan-perusahaan "start-up".
Empat universitas unggulan dari Belgia, yakni K.U. Leuven, Ghent
University, Brussels University dan Hasselt University, berkolaborasi dan
membentuk satu lembaga riset bersama VIB (Vlaams Institute of Biotechnology:
www.vib.be).
VIB mampu mengirimkan artikel ilmiah
sejumlah 2 artikel per minggu dan menghasilkan 1 orang PhD per minggu. Saat ini
VIB tercatat sebagai co-founder dari 12 perusahaan "start-up" yang
dikembangkan melalui mekanisme spin-off.
Pola pengembangan hasil riset seperti
yang dilakukan VIB adalah unik dan efektif. Di dalam VIB selain terdapat
ilmuwan juga terdapat pengacara hak kekayaan intelektual dan pakar pengembangan
bisnis dan investasi.
Pola ini memungkinkan diselenggarakan
suatu kegiatan riset yang terarah dan menghasilkan produk-produk bioteknologi
yang dapat segera dipasarkan ke masyarakat.
Menurut Dubes Havas, VIB membuka diri
kepada Indonesia melalui Wakil Menteri Kesehatan RI untuk bekerjasama di bidang
pengiriman SDM Indonesia untuk mengikuti program PhD atau postdoctoral di VIB.
Selain kemungkinan riset bersama dan
transfer pengetahuan tentang manajemen lembaga riset biologi yang mampu
menghasilkan dana melalui mekanisme pasar dan spin off.
Selama kunjungan kerja ke Belgia,
Wakil Menteri Kesehatan RI bertemu dengan Putri Astrid, putri Raja Albert II dan Ratu Paola, Special
Representative to the Roll Back Malaria Partnership yang pada April lalu
berkunjung ke Indonesia dalam rangka World Malaria Day.
Putri Astrid memberikan apresiasi
positif atas rencana pengembangan Pusat Penanggulangan Malaria di Kalimantan
Tengah. ***3***
(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar