Pendekar Silat Denmark Tampil Memukau di Kota Horsens
News ID: 290391
London (ANTARA) -
Pendekar Silat Denmark Aliran Setia Hati Anoman, Martin Sangill, warga negara Denmark, dan team-nya berhasil memukau warga kota Horsens saat menampilkan berbagai jurus silat Setia Hati Anoman, diadakan di Vitus Berings Plads yang merupakan alun-alun kota Horsens, Sabtu (22/6)
Atraksi pencak silat tersebut merupakan bagian dari acara "Indonesian Bazaar and Cultural Day" yang diadakan KBRI Kopenhagen bekerja sama dengan Dini's Restaurant dan masyarakat Indonesia di wilayah Jutland, Denmark, demikian Sekretaris Kedua, Fungsi Ekonomi KBRI Kopenhagen, Dieny Maya Sari kepada Antara London, Minggu.
Duta Besar RI untuk Denmark. M. Ibnu Said, mengatakan tahun ini kami menampilkan pencak silat yang merupakan warisan budaya Indonesia, namun uniknya didalami oleh warga Denmark.
Dikatakannya acara bazaar dan hari budaya diselenggarakan untuk memperkuat dan meningkatkan people-to-people contact antara warga Indonesia dan Denmark.
Tidak hanya dengan tangan kosong, Martin Sangill dan murid-muridnya juga menunjukkan kebolehannya dengan menggunakan tongkat dan golok. Setiap jurus yang diatraksikan menimbulkan decak kagum penonton yang sibuk merekam adegan dengan hand phone.
Wakil Pemerintah Kota Horsens, Peter Sinding Poulsen, mengatakan acara seperti ini sangat penting bagi kedua bangsa. Kita dapat saling mengenal dan menperkaya hidup kita dengan budaya lain. Seperti pencak silat sebagai bukti nyata, warisan budaya Indonesia, juga dapat didalami warga Denmark, ujarnya.
Martin Sangill telah mempelajari pencak silat lebih dari 30 tahun sejak tahun 1988. Pada tahun 2012 membuka klub pencak silat pertama di Denmark dan memiliki murid warga Denmark.
Selain pencak silat, ditampilkan berbagai tarian nusantara mulai alusi au dari Sumatera Utara, Lancang Kuning dari Riau, Lenggang Nyai dan Nandak dari Jakarta, Jaipong dari Jawa Barat, Tanduk Majeng dari Madura, Tenun dan Condong dari Bali, Gantar dari Kalimantan, hingga tari dari daerah Timur Indonesia, seperti Poco-poco, Maumere, Tobelo, dan Sajojo.
Selain promosi budaya, berbagai kuliner Indonesia diperkenalkan kepada warga setempat. Mulai dari bakso, mie ayam, nasi kuning, rendang, masakan Manado, Bali, kupat tahu Bandung, sate, martabak telur hingga mpek-mpek. Berbagai produk makanan Indonesia, seperti kecap, gudeg Bu Tjitro, Sambal Bu Rudi, dan produk P.T. Mayora, seperti kopiko, bengbeng dan coffee joy laris manis diminati tidak hanya oleh masyarakat Indonesia tetapi juga warga setempat.
Dini Banowati, pemilik restoran Indonesia di kota Horsens merupakan satu-satunya restoran Indonesia di Denmark saat ini, mengatakan acara tersebut tidak hanya bertujuan mempromosikan budaya dan kuliner, tapi juga ajang silaturahim yang ditunggu masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Jutland.
Sebagai kick off pesta rakyat 17 Agustus nanti, acara juga dimeriahkan dengan berbagai permainan tradisional, seperti lomba bawa kelereng untuk anak-anak. Sedangkan bagi orang dewasa mengikuti lomba balap bakiak, memasukkan pulpen ke dalam botol, dan joged jeruk diiringi dangdut, serta lomba membuat lumpia. Lomba-lomba ini tidak hanya diikuti warga Indonesia, namun juga warga setempat.
Persatuan Pelajar Indonesia juga ikut memeriahkan dengan menampilkan berbagai lagu modern Indonesia. Ini juga untuk memperkenalkan kepada warga Denmark bahwa Indonesia tidak hanya memiliki musik tradisional, seperti gamelan atau angklung, namun juga kaya akan berbagai jenis musik, seperti dangdut dan modern.
Rasa haru menyelimuti ketika seluruh WNI yang hadir menyanyikan bersama lagu Tanah Airku dan Kebyar-kebyar sebagai penutup acara.
Kota Horsens terletak di pesisir timur wilayah Jutland, Denmark, atau sekitar 200 kilometer dari ibukota Kopenhagen dan memiliki populasi sebesar 58.646 orang pada tahun 2018. Saat ini terdapat sekitar 800 orang WNI yang menetap di Denmark.(ZG)
Pendekar Silat Denmark Aliran Setia Hati Anoman, Martin Sangill, warga negara Denmark, dan team-nya berhasil memukau warga kota Horsens saat menampilkan berbagai jurus silat Setia Hati Anoman, diadakan di Vitus Berings Plads yang merupakan alun-alun kota Horsens, Sabtu (22/6)
Atraksi pencak silat tersebut merupakan bagian dari acara "Indonesian Bazaar and Cultural Day" yang diadakan KBRI Kopenhagen bekerja sama dengan Dini's Restaurant dan masyarakat Indonesia di wilayah Jutland, Denmark, demikian Sekretaris Kedua, Fungsi Ekonomi KBRI Kopenhagen, Dieny Maya Sari kepada Antara London, Minggu.
Duta Besar RI untuk Denmark. M. Ibnu Said, mengatakan tahun ini kami menampilkan pencak silat yang merupakan warisan budaya Indonesia, namun uniknya didalami oleh warga Denmark.
Dikatakannya acara bazaar dan hari budaya diselenggarakan untuk memperkuat dan meningkatkan people-to-people contact antara warga Indonesia dan Denmark.
Tidak hanya dengan tangan kosong, Martin Sangill dan murid-muridnya juga menunjukkan kebolehannya dengan menggunakan tongkat dan golok. Setiap jurus yang diatraksikan menimbulkan decak kagum penonton yang sibuk merekam adegan dengan hand phone.
Wakil Pemerintah Kota Horsens, Peter Sinding Poulsen, mengatakan acara seperti ini sangat penting bagi kedua bangsa. Kita dapat saling mengenal dan menperkaya hidup kita dengan budaya lain. Seperti pencak silat sebagai bukti nyata, warisan budaya Indonesia, juga dapat didalami warga Denmark, ujarnya.
Martin Sangill telah mempelajari pencak silat lebih dari 30 tahun sejak tahun 1988. Pada tahun 2012 membuka klub pencak silat pertama di Denmark dan memiliki murid warga Denmark.
Selain pencak silat, ditampilkan berbagai tarian nusantara mulai alusi au dari Sumatera Utara, Lancang Kuning dari Riau, Lenggang Nyai dan Nandak dari Jakarta, Jaipong dari Jawa Barat, Tanduk Majeng dari Madura, Tenun dan Condong dari Bali, Gantar dari Kalimantan, hingga tari dari daerah Timur Indonesia, seperti Poco-poco, Maumere, Tobelo, dan Sajojo.
Selain promosi budaya, berbagai kuliner Indonesia diperkenalkan kepada warga setempat. Mulai dari bakso, mie ayam, nasi kuning, rendang, masakan Manado, Bali, kupat tahu Bandung, sate, martabak telur hingga mpek-mpek. Berbagai produk makanan Indonesia, seperti kecap, gudeg Bu Tjitro, Sambal Bu Rudi, dan produk P.T. Mayora, seperti kopiko, bengbeng dan coffee joy laris manis diminati tidak hanya oleh masyarakat Indonesia tetapi juga warga setempat.
Dini Banowati, pemilik restoran Indonesia di kota Horsens merupakan satu-satunya restoran Indonesia di Denmark saat ini, mengatakan acara tersebut tidak hanya bertujuan mempromosikan budaya dan kuliner, tapi juga ajang silaturahim yang ditunggu masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Jutland.
Sebagai kick off pesta rakyat 17 Agustus nanti, acara juga dimeriahkan dengan berbagai permainan tradisional, seperti lomba bawa kelereng untuk anak-anak. Sedangkan bagi orang dewasa mengikuti lomba balap bakiak, memasukkan pulpen ke dalam botol, dan joged jeruk diiringi dangdut, serta lomba membuat lumpia. Lomba-lomba ini tidak hanya diikuti warga Indonesia, namun juga warga setempat.
Persatuan Pelajar Indonesia juga ikut memeriahkan dengan menampilkan berbagai lagu modern Indonesia. Ini juga untuk memperkenalkan kepada warga Denmark bahwa Indonesia tidak hanya memiliki musik tradisional, seperti gamelan atau angklung, namun juga kaya akan berbagai jenis musik, seperti dangdut dan modern.
Rasa haru menyelimuti ketika seluruh WNI yang hadir menyanyikan bersama lagu Tanah Airku dan Kebyar-kebyar sebagai penutup acara.
Kota Horsens terletak di pesisir timur wilayah Jutland, Denmark, atau sekitar 200 kilometer dari ibukota Kopenhagen dan memiliki populasi sebesar 58.646 orang pada tahun 2018. Saat ini terdapat sekitar 800 orang WNI yang menetap di Denmark.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar