ISIC Temu ilmiah Pelajar dan Diaspora di Inggris
News ID: 289242
London (ANTARA) - Persatuan Pelajar Indonesia United Kingdom (PPI UK) didukung KBRI London mengelar temu ilmiah yang dikenal dengan Scholars International Convention (ISIC) yang berfungsi sebagai ruang diskusi membahas isu terkini di pelbagai bidang, baik bagi masyarakat ilmiah, umumnya, dan mahasiswa Indonesia, khususnya yang digelar di University of Nottingham, Nottingham selama dua hari pada tanggal 22 dan 23 Juni .
Ketua ISIC Lury Sofyan kepada Antara London, Sabtu mengatakan tema Embracing Indonesia Resilience 2045: A Triple-Helix Approach of Economic, Social and Infrastructure Developments from Indonesia-UK Perspective telah ditetapkan panitia ISIC 2019.
Acara ini juga ingin mempromosikan inovasi terkini yang sedang dipelajari atau yang tengah dikembangkan di Indonesia. Forum diskusi ilmiah terbesar se-Britania Raya ini diharapkan dapat menghasilkan gagasan dan masukan bagi berbagai pihak terkait dalam menghadapi tantangan di era globalisasi ini
Panitia dan segenap pihak yang mendukung berharap dapat berkontribusi nyata dalam mempersiapkan dan mendukung perkembangan di Indonesia menuju usianya yang ke-100 pada tahun 2045 nanti.
Ada empat kegiatan utama ISIC 2019, yaitu sesi plenary, sesi diskusi paralel, presentasi lisan, serta presentasi poster. Sekitar 200 peserta yang merupakan akademisi, ahli serta diaspora Indonesia dari berbagai negara selain bermukim di Indonesia dan Inggris, ada juga dari Belanda, Saudi Arabia, Korea, Amerika, Australia dan Swedia menyampaikan gagasannya melalui tulisan ilmiah, presentasi dan diskusi.
Panitia menyediakan penghargaan untuk dua peserta terbaik kategori paper presentation dan dua penghargaan lainnya untuk dua peserta terbaik kategori poster presentation.
Sejumlah pembicara dan narasumber ahli, dan peneliti senior pun akan turut hadir baik yang berasal dari Indonesia maupun Inggris. Mereka akan urun pandangan dan gagasan mereka sesuai dengan kompetensi di bidang masing-masing.
Narasumber yang mengisi acara diantaranya, Prof. HE Aminudin, Prof. Ali Gufron, Arif Satria, Sarah Sharples, Lely Pelitasari, Dayu Nirma, Ahmad Yuniarto, Iswandaru Widiatmoko. Mereka merupakan wakil dari Badan pemerintahan dan lembaga Internasional seperti Kementrian Riset dan Teknologi, Kementrian Pendidikan dan KBRI, World Bank, atau pun dari institusi pendidikan diantaranya Institut Pertanian Bogor, University of Nottingham serta universitas lain dari Indonesia dan Inggris.
Sebagian pembicara mewakili bidang industri, diantaranya AECOM, MRT Jakarta, dan Schlumberger. Informasi mengenai ISIC 2019 atau ingin turut berpartisipasi di dalam kegiatan bisa langsung mengunjungi laman resmi melalui tautan berikut http://isic2019.ppiuk.org/. Selain itu informasi lainnya juga bisa diakses melalui akun media sosial Instagram resmi ISIC @isic_ppiuk, demikian
Angga Fauzan yang menuntut ilmu di Edinburgh University, salah satu panitia ISIC. (ZG)
Ketua ISIC Lury Sofyan kepada Antara London, Sabtu mengatakan tema Embracing Indonesia Resilience 2045: A Triple-Helix Approach of Economic, Social and Infrastructure Developments from Indonesia-UK Perspective telah ditetapkan panitia ISIC 2019.
Acara ini juga ingin mempromosikan inovasi terkini yang sedang dipelajari atau yang tengah dikembangkan di Indonesia. Forum diskusi ilmiah terbesar se-Britania Raya ini diharapkan dapat menghasilkan gagasan dan masukan bagi berbagai pihak terkait dalam menghadapi tantangan di era globalisasi ini
Panitia dan segenap pihak yang mendukung berharap dapat berkontribusi nyata dalam mempersiapkan dan mendukung perkembangan di Indonesia menuju usianya yang ke-100 pada tahun 2045 nanti.
Ada empat kegiatan utama ISIC 2019, yaitu sesi plenary, sesi diskusi paralel, presentasi lisan, serta presentasi poster. Sekitar 200 peserta yang merupakan akademisi, ahli serta diaspora Indonesia dari berbagai negara selain bermukim di Indonesia dan Inggris, ada juga dari Belanda, Saudi Arabia, Korea, Amerika, Australia dan Swedia menyampaikan gagasannya melalui tulisan ilmiah, presentasi dan diskusi.
Panitia menyediakan penghargaan untuk dua peserta terbaik kategori paper presentation dan dua penghargaan lainnya untuk dua peserta terbaik kategori poster presentation.
Sejumlah pembicara dan narasumber ahli, dan peneliti senior pun akan turut hadir baik yang berasal dari Indonesia maupun Inggris. Mereka akan urun pandangan dan gagasan mereka sesuai dengan kompetensi di bidang masing-masing.
Narasumber yang mengisi acara diantaranya, Prof. HE Aminudin, Prof. Ali Gufron, Arif Satria, Sarah Sharples, Lely Pelitasari, Dayu Nirma, Ahmad Yuniarto, Iswandaru Widiatmoko. Mereka merupakan wakil dari Badan pemerintahan dan lembaga Internasional seperti Kementrian Riset dan Teknologi, Kementrian Pendidikan dan KBRI, World Bank, atau pun dari institusi pendidikan diantaranya Institut Pertanian Bogor, University of Nottingham serta universitas lain dari Indonesia dan Inggris.
Sebagian pembicara mewakili bidang industri, diantaranya AECOM, MRT Jakarta, dan Schlumberger. Informasi mengenai ISIC 2019 atau ingin turut berpartisipasi di dalam kegiatan bisa langsung mengunjungi laman resmi melalui tautan berikut http://isic2019.ppiuk.org/. Selain itu informasi lainnya juga bisa diakses melalui akun media sosial Instagram resmi ISIC @isic_ppiuk, demikian
Angga Fauzan yang menuntut ilmu di Edinburgh University, salah satu panitia ISIC. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar