Lontong dan opor ayam sajian Hari Raya di Warsawa
News ID: 262291
Jakarta (ANTARA) - Setelah menunaikan ibadah di bulan Ramadan, perayaan Idul Fitri pada tanggal 1 Syawal 1440 H menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk masyarakat Indonesia yang tinggal di Warsawa, Polandia dan sekitarnya yang menunaikan shalat Idul Fitri, di Wisma Duta, kediaman Duta Besar RI Siti Nugraha Mauludiah dan keluarga, Selasa pagi satu hari lebih awal dari Tanah air, (4/6)
Sekitar 100 warga Indonesia berdatangan ke Wisma Duta sejak pukul 7 pagi. Mereka bersemangat bersama-sama menunaikan ibadah shalat Idul Fitri di bawah langit Warsawa yang cerah dipimpin Gery Maulana Muhammad sebagai imam dan khutbah Idul Fitri oleh Taufiq Lamsuhur, Counsellor Fungsi Ekonomi KBRI Warsawa.
Dalam ceramahnya, Taufiq Lamsuhur menyampaikan takbir merupakan manifestasi kebahagiaan umat Islam yang kembali mendapat fitrah, kemenangan setelah selama sebulan menjalankan ibadah puasa. Pelajaran yang bisa dipetik adalah bahwa segala sesuatu harus dicapai melalui proses, “kita harus mampu mengendalikan diri, dan puasa tidak menjadi alasan untuk menurunkan kinerja.
Tahun ini KBRI Warsawa mengelar shalat Idul Fitri di Wisma Duta. Hal ini sejalan dengan harapan Duta Besar Siti Nugraha Mauludiah. "Saya ingin menciptakan "rumah Indonesia" di Warsawa dimana masyarakat Indonesia di Polandia dapat berkumpul merayakan hari raya Idul Fitri dalam semangat kebersamaan dan kerukunan serta kekeluargaan, walaupun jauh dari tanah air", katanya.
Tentu saja, perayaan hari raya Idul Fitri khas Indonesia tidak akan lengkap tanpa sajian khas kuliner Indonesia. Lontong, opor ayam, sambal goreng ati, bakso, kambing guling, dan sate ayam serta es teler siap memanjakan lidah para pengunjung acara open house yang diadakan setelah shalat Idul Fitri. Para tamu yang hadir pun menikmati kue-khas Lebaran di tanah air seperti kue nastar, kaastangel, putri salju, lapis Surabaya, dan lidah kucing.
"Saya senang karena bisa melaksanakan shalat Ied dan berkumpul dengan sesama masyarakat Indonesia di sini, serta menikmati sajian khas Lebaran sebagai pengobat rasa rindu kepada tanah air", kata Dwi, mahasiswa Indonesia asal Sumbawa, NTB, yang telah 8 bulan menempuh pendidikan S2 di Warsawa dan hari ini sengaja datang bersama-sama teman-teman sesama mahasiswa asal NTB ke Wisma Duta. Ia menyebut bakso dan es teler sebagai hidangan favoritnya.
"Saya selalu bersemangat untuk menghadiri acara open house di Wisma Duta antara lain adalah karena adanya kesempatan untuk berkumpul dengan sesama masyarakat Indonesia sambil menikmati lontong dan kambing guling", kata Zulfikar, salah seorang WNI yang aktif dalam kelompok Warsaw Gamelan Group.
Jauh dari tanah air, keluarga, dan kerabat, tidak mengurangi makna perayaan Idul Fitri bagi sebagian masyarakat Indonesia di Polandia. Kebersamaan di Wisma Duta pada hari yang penuh kebahagiaan ini niscaya menyebarkan pesan kerukunan dan perdamaian bagi kita semua. (ZG)
Sekitar 100 warga Indonesia berdatangan ke Wisma Duta sejak pukul 7 pagi. Mereka bersemangat bersama-sama menunaikan ibadah shalat Idul Fitri di bawah langit Warsawa yang cerah dipimpin Gery Maulana Muhammad sebagai imam dan khutbah Idul Fitri oleh Taufiq Lamsuhur, Counsellor Fungsi Ekonomi KBRI Warsawa.
Dalam ceramahnya, Taufiq Lamsuhur menyampaikan takbir merupakan manifestasi kebahagiaan umat Islam yang kembali mendapat fitrah, kemenangan setelah selama sebulan menjalankan ibadah puasa. Pelajaran yang bisa dipetik adalah bahwa segala sesuatu harus dicapai melalui proses, “kita harus mampu mengendalikan diri, dan puasa tidak menjadi alasan untuk menurunkan kinerja.
Tahun ini KBRI Warsawa mengelar shalat Idul Fitri di Wisma Duta. Hal ini sejalan dengan harapan Duta Besar Siti Nugraha Mauludiah. "Saya ingin menciptakan "rumah Indonesia" di Warsawa dimana masyarakat Indonesia di Polandia dapat berkumpul merayakan hari raya Idul Fitri dalam semangat kebersamaan dan kerukunan serta kekeluargaan, walaupun jauh dari tanah air", katanya.
Tentu saja, perayaan hari raya Idul Fitri khas Indonesia tidak akan lengkap tanpa sajian khas kuliner Indonesia. Lontong, opor ayam, sambal goreng ati, bakso, kambing guling, dan sate ayam serta es teler siap memanjakan lidah para pengunjung acara open house yang diadakan setelah shalat Idul Fitri. Para tamu yang hadir pun menikmati kue-khas Lebaran di tanah air seperti kue nastar, kaastangel, putri salju, lapis Surabaya, dan lidah kucing.
"Saya senang karena bisa melaksanakan shalat Ied dan berkumpul dengan sesama masyarakat Indonesia di sini, serta menikmati sajian khas Lebaran sebagai pengobat rasa rindu kepada tanah air", kata Dwi, mahasiswa Indonesia asal Sumbawa, NTB, yang telah 8 bulan menempuh pendidikan S2 di Warsawa dan hari ini sengaja datang bersama-sama teman-teman sesama mahasiswa asal NTB ke Wisma Duta. Ia menyebut bakso dan es teler sebagai hidangan favoritnya.
"Saya selalu bersemangat untuk menghadiri acara open house di Wisma Duta antara lain adalah karena adanya kesempatan untuk berkumpul dengan sesama masyarakat Indonesia sambil menikmati lontong dan kambing guling", kata Zulfikar, salah seorang WNI yang aktif dalam kelompok Warsaw Gamelan Group.
Jauh dari tanah air, keluarga, dan kerabat, tidak mengurangi makna perayaan Idul Fitri bagi sebagian masyarakat Indonesia di Polandia. Kebersamaan di Wisma Duta pada hari yang penuh kebahagiaan ini niscaya menyebarkan pesan kerukunan dan perdamaian bagi kita semua. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar