Dubes: ISIC analisa masalah Indonesia lebih obyektif
News ID: 290399
London (ANTARA) - Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya dan Irlandia, Dr. Rizal Sukma, mengakui acara temu ilmiah dikenal dengan Indonesian Scholars International Convention (ISIC) yang berlangsung di Nottingham peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan jaringan internasional.
Selain menjadi tempat untuk melihat Indonesia dari jauh sehingga akan jauh lebih objektif untuk mengetahui dan menganalisis masalah tertentu di Indonesia kemudian menghasilkan beberapa solusi yang mungkin untuk itu.
Hal itu disampaikan Dubes pada pembukaan acara Indonesian Scholars International Convention (ISIC) yang berlangsung di Universitas Nottingham, Inggris yang berlangsung selama dua hari 23 sampai 24 Juni.
Dikatakannya ISIC sebagai kegiatan utama yang memberikan manfaat tidak hanya kepada pelajar Indonesia, tetapi juga pelajar-pelajar di negara lain.
Menuru Dubes, tahun ini, topik ISIC sangat komprehensif dan strategis, yang mencerminkan semakin meningkatnya minat siswa terhadap ISIC.
Topiknya cukup beragam dan sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia yaitu kemiskinan, Penyediaan dan kebijakan layanan kesehatan, pendidikan dan data besar, demikian Dubes Rizal Sukma.
Indonesian Scholars International Convention (ISIC) 2019 mengusung tema utama “Embracing Indonesia Resilience 2045: A triple-helix approach of economic, social and infrastructure developments from Indonesia-UK perspective”. dibuka Vice Chancellor University of Nottingham, Shearer West.
Dalam sambutannya Shearer West menekankan kerjasama University of Nottingham dengan ISIC19 dari PPI UK merupakan salah satu bentuk dukungan dan kerjasama antara UK dan Indonesia dalam membangun resiliensi Indonesia 2045 melalui pendekatan triple-helix.
Pada sesi Plenary selanjutnya, beberapa pembicara kunci seperti Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti M.Sc., Ph.D yang memaparkan mengenai rencana jangka panjang pendidikan tinggi, “The role of education is to escape middle income…by improving competitiveness and increasing people’s prosperity through education”, urgency governance bagi Indonesia oleh Lely Peltasari serta keynote speaker lainnya.
Ketua Panitia ISIC 19th PPI-UK, Lury Sofyan dalam keterangan yang diterima Antara London, Minggu menyebutkan berbagai Plenary Session, parallel session dengan tema pendidikan dasar, perkembangan sains, gaya hidup hijau, serta korupsi dan kemiskinan dibahas bersama presentasi penelitian yang telah sebelumnya lolos dalam proses seleksi call for paper yang diselenggarakan ISIC 19.
Hasil penelitian juga ditampilkan dalam bentuk 40 poster yang dapat dilihat di berbagai lokasi kegiatan. Pada hari pertama pelaksanaan ISIC 19 di University of Nottingham, United Kingdom, berbagai lembaga, sosok, dan ide berkumpul membagikan kontribusi mereka dalam bidang akademik. (ZG)
Selain menjadi tempat untuk melihat Indonesia dari jauh sehingga akan jauh lebih objektif untuk mengetahui dan menganalisis masalah tertentu di Indonesia kemudian menghasilkan beberapa solusi yang mungkin untuk itu.
Hal itu disampaikan Dubes pada pembukaan acara Indonesian Scholars International Convention (ISIC) yang berlangsung di Universitas Nottingham, Inggris yang berlangsung selama dua hari 23 sampai 24 Juni.
Dikatakannya ISIC sebagai kegiatan utama yang memberikan manfaat tidak hanya kepada pelajar Indonesia, tetapi juga pelajar-pelajar di negara lain.
Menuru Dubes, tahun ini, topik ISIC sangat komprehensif dan strategis, yang mencerminkan semakin meningkatnya minat siswa terhadap ISIC.
Topiknya cukup beragam dan sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia yaitu kemiskinan, Penyediaan dan kebijakan layanan kesehatan, pendidikan dan data besar, demikian Dubes Rizal Sukma.
Indonesian Scholars International Convention (ISIC) 2019 mengusung tema utama “Embracing Indonesia Resilience 2045: A triple-helix approach of economic, social and infrastructure developments from Indonesia-UK perspective”. dibuka Vice Chancellor University of Nottingham, Shearer West.
Dalam sambutannya Shearer West menekankan kerjasama University of Nottingham dengan ISIC19 dari PPI UK merupakan salah satu bentuk dukungan dan kerjasama antara UK dan Indonesia dalam membangun resiliensi Indonesia 2045 melalui pendekatan triple-helix.
Pada sesi Plenary selanjutnya, beberapa pembicara kunci seperti Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti M.Sc., Ph.D yang memaparkan mengenai rencana jangka panjang pendidikan tinggi, “The role of education is to escape middle income…by improving competitiveness and increasing people’s prosperity through education”, urgency governance bagi Indonesia oleh Lely Peltasari serta keynote speaker lainnya.
Ketua Panitia ISIC 19th PPI-UK, Lury Sofyan dalam keterangan yang diterima Antara London, Minggu menyebutkan berbagai Plenary Session, parallel session dengan tema pendidikan dasar, perkembangan sains, gaya hidup hijau, serta korupsi dan kemiskinan dibahas bersama presentasi penelitian yang telah sebelumnya lolos dalam proses seleksi call for paper yang diselenggarakan ISIC 19.
Hasil penelitian juga ditampilkan dalam bentuk 40 poster yang dapat dilihat di berbagai lokasi kegiatan. Pada hari pertama pelaksanaan ISIC 19 di University of Nottingham, United Kingdom, berbagai lembaga, sosok, dan ide berkumpul membagikan kontribusi mereka dalam bidang akademik. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar