Menko Perekonomian ke Grasse tingkatkan hubungan dagang
News ID: 275167
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution berkunjung ke Grasse, Prancis untuk bertemu dengan Walikota Grasse , Asosiasi essential oil Prodarom, dan kelompok usaha dan industri Accords & Parfums, Pôle de Compétitivité, Mane, Robertet, Payan Bertrand, Bernardi, Tournaire, Firmenich, Asemer Demarest, SFA Romani.
Konjen RI Marseille Asianto Sinambela dalam keterangan kepada Antara di Jakarta, Jumat mengatakan ia bersama
Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional, Rizal Affandi Lukman turut mendampingi kunjungan dan mengasilitasi pertemuan dengan Walikota Grasse, Jêrome Viaud dan kalangan usaha.
Hubungan kerjasama Grasse dengan Indonesia berjalan baik, khususnya komoditi minyak atsiri yang diserap industri parfum di Grasse.
Walikota Jêrome Viaud menyambut baik keinginan Indonesia untuk menjalin kerjasama dengan Grasse sebagai ibukota produsen parfum di Prancis, dan secara tradisional mengimpor bahan baku minyak atsiri dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kunjungan Menko Perekonomian adalah untuk mendorong peningkatan kerjasama Indonesia dengan Grasse, dalam hal ini promosi hubungan langsung produsen minyak nilam, serai wangi, kemenyan et kapur barus Indonesia dengan pelaku usaha dan industri Grasse.
Produsen di Indonesia menginginkan adanya kerjasama langsung ekspor ke Prancis dan memperoleh referensi teknologi yang dapat diterapkan untuk memenuhi standar kualitas industri parfum di Perancis. Terbuka kesempatan investasi proses produksi minyak atsiri di Indonesia.
Disamping minyak atsiri, komoditas kopi menjadi topik bahasan utama yang lain dalam pertemuan. Walikota Grasse, Jêrome Viaud menjamu delegasi Indonesia pada Cocktail Reception yang dihadiri petinggi Komunitas Aglomerasi Pays de Grasse, Wakil Presiden Dewan Departemen Alpes Maritime, asosiasi Prodarom, perusahaan kopi Malongo, perusahaan Fragonard , SFA Romani, Accords & Parfums.
Presiden asosiasi Prodarom, Phillip Massè menanggapi bahwa raw material dari Indonesia sebagian besar diperoleh melalui negara ketiga, dan sebagian kecil lainnya diperoleh langsung. Sementara kerjasama sudah terjalin lama dan meningkat dalam 10 tahun Industri parfum Grasse membutuhkan data pendukung, baik kuantitas dan kualitas minyak atsiri Indonesia.
Dengan demikian dapat dipetakan ketersediaan dan kebutuhan bahan baku dengan baik.
Wakil dari perusahaan kopi Malongo menyatakan keinginannya menjajaki MoU untuk pelatihan, pertukaran, seleksi kopi organik. Malongo ingin membuka kerjasama ingin dengan produsen kopi Indonesia.
Menko Perekonomian memaparkan, Indonesia salah satu penghasil kopi terbaik di dunia, bahkan sejak abad 19 telah dikenal kopi Mandailing dan Lingtong.
Dalam tiga tahun terakhir, teknologi dikembangkan lebih baik dengan bibit kopi unggul yang pernah menjadi primadona dunia. Disamping itu, Indonesia penghasil essential oil kualitas tinggi seperti Ctrinonela (serai wangi), kemenyan, kapur barus dan minyak nilam.
Peluang pasar untuk produk unggulan ekspor Indonesia di wilayah Grasse masih terbuka lebar, serta terdapat kebutuhan besar minyak atsiri dan kopi dari Indonesia yang dapat diserap di pasar Prancis Selatan. (ZG)
Konjen RI Marseille Asianto Sinambela dalam keterangan kepada Antara di Jakarta, Jumat mengatakan ia bersama
Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional, Rizal Affandi Lukman turut mendampingi kunjungan dan mengasilitasi pertemuan dengan Walikota Grasse, Jêrome Viaud dan kalangan usaha.
Hubungan kerjasama Grasse dengan Indonesia berjalan baik, khususnya komoditi minyak atsiri yang diserap industri parfum di Grasse.
Walikota Jêrome Viaud menyambut baik keinginan Indonesia untuk menjalin kerjasama dengan Grasse sebagai ibukota produsen parfum di Prancis, dan secara tradisional mengimpor bahan baku minyak atsiri dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kunjungan Menko Perekonomian adalah untuk mendorong peningkatan kerjasama Indonesia dengan Grasse, dalam hal ini promosi hubungan langsung produsen minyak nilam, serai wangi, kemenyan et kapur barus Indonesia dengan pelaku usaha dan industri Grasse.
Produsen di Indonesia menginginkan adanya kerjasama langsung ekspor ke Prancis dan memperoleh referensi teknologi yang dapat diterapkan untuk memenuhi standar kualitas industri parfum di Perancis. Terbuka kesempatan investasi proses produksi minyak atsiri di Indonesia.
Disamping minyak atsiri, komoditas kopi menjadi topik bahasan utama yang lain dalam pertemuan. Walikota Grasse, Jêrome Viaud menjamu delegasi Indonesia pada Cocktail Reception yang dihadiri petinggi Komunitas Aglomerasi Pays de Grasse, Wakil Presiden Dewan Departemen Alpes Maritime, asosiasi Prodarom, perusahaan kopi Malongo, perusahaan Fragonard , SFA Romani, Accords & Parfums.
Presiden asosiasi Prodarom, Phillip Massè menanggapi bahwa raw material dari Indonesia sebagian besar diperoleh melalui negara ketiga, dan sebagian kecil lainnya diperoleh langsung. Sementara kerjasama sudah terjalin lama dan meningkat dalam 10 tahun Industri parfum Grasse membutuhkan data pendukung, baik kuantitas dan kualitas minyak atsiri Indonesia.
Dengan demikian dapat dipetakan ketersediaan dan kebutuhan bahan baku dengan baik.
Wakil dari perusahaan kopi Malongo menyatakan keinginannya menjajaki MoU untuk pelatihan, pertukaran, seleksi kopi organik. Malongo ingin membuka kerjasama ingin dengan produsen kopi Indonesia.
Menko Perekonomian memaparkan, Indonesia salah satu penghasil kopi terbaik di dunia, bahkan sejak abad 19 telah dikenal kopi Mandailing dan Lingtong.
Dalam tiga tahun terakhir, teknologi dikembangkan lebih baik dengan bibit kopi unggul yang pernah menjadi primadona dunia. Disamping itu, Indonesia penghasil essential oil kualitas tinggi seperti Ctrinonela (serai wangi), kemenyan, kapur barus dan minyak nilam.
Peluang pasar untuk produk unggulan ekspor Indonesia di wilayah Grasse masih terbuka lebar, serta terdapat kebutuhan besar minyak atsiri dan kopi dari Indonesia yang dapat diserap di pasar Prancis Selatan. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar