Rabu, 10 September 2014

AMAZON

Jeffrey Polnaja Bawa Misi Ride For Peace

Posted on 06 Sep 2014. Hits : 410
Penjelajah dunia dengan sepeda motor seorang diri asal Bandung, Jawa Barat, Jeffrey Polnaja yang membawa misi 'Ride for Peace,' berhasil menembus 10 negara di Amerika Tengah, dan Amerika Selatan sampai di Amazon.
Jeffrey yang sejak seminggu lalu mulai memasuki Brasil, Sabtu mengaku masih dalam kondisi tubuh bugar dan sepanjang tujuh bulan terakhir tempuh tidak kurang dari 25.000 kilometer dengansepeda motor BMW R 1150 GS bernomor polisi B 5010 JP.
Pria yang akrab disapa Kang JJ ini masuk ke wilayah Brasil melalui gerbang perbatasan Peru dengan Brasil di daerah Assis Brasil. Sayangnya, ketika melanjutkan perjalanan ke Cuiaba sepeda motornya, 'Silver Line', mengalami masalah teknis. 'Plat kopling Silver Line rusak dan riskan memaksakan diri. Saya terpaksa berhenti sambil menunggu teman-teman dari Brasil membantu,' ucapnya.
Jeffrey menceritakantitik lokasi kerusakan sepeda motornya di daerah Vista Alegre do Abuna jauh dari kota. Diperlukan perjalanan sejauh 260 kilometer selama enam jam untuk mencapai Porto Velho.
'Saya sangat berterimakasih kepada teman-teman di Brasil yangberupaya menolongmeski punbutuh waktu 15 jam perjalanan untuk pergi dan pulang. Rutenya cukup ganas karena harus melintasi sungai Madeira dan Amazon yang penuh piranha,' ujar Kang JJ.
Sebelum mencapai Brasil Jeffrey mengekplorasiPeru, Guatemala, Belize, El Savador, Honduras, Nikaragua, dan Costa Rica, dan menyeberang di terusan Suez di Panama, Kolombia, dan Venezuela.
Jeffrey sempat melakukan pelayaran di laut ganas Karibia selama lima hari bersama tunggangannya.
'Kondisi tubuh saya normal, dan boleh dibilang bugar untuk melanjutkan perjalanan misi Ride for Peace yang masih panjang,' kata Jeffrey. 'Saya masuk ke Brasil pekan lalu setelah tiga bulan mengeksplorasi Peru,' lanjut pria berkepala plontos yang telah menembus 90 negara ini.
Menurut Kang JJ di Peru ia bertahan hampir tiga bulan. 'Negaraindah dengan penduduknya ramah, budaya kunonya masih kental, dan banyak daerah di Pegunungan Andes berketinggian di atas 4.000 meter dari permukaan laut yang dikunjungi,' ujar pria yang juga mengunjungi Macchu Pichu, serta berkendara dari Tumbez ke CaƱon el Pato, Nazka dan Danau Titicaca di Peru.
Promosi Indonesia di Peru Selama di Peru Jeffrey banyak melakukan aktivitas berbicara di depan forum. Selain menceritakan kisah perjalanan panjang yang dimulai dari tanah air, Jeffrey juga mempromosikan Indonesia, serta pentingnya perdamaian di seluruh dunia.
Jeffrey juga mengajak orang asing yang mengikuti forumnya merasakan wisata kuliner dengan menikmati kuliner khas Indonesia hasil olahan StaffKedutaan Besar Indonesia.
'Di Amerika Latin memang tidak ada peperangan yang dipicu konflik politik. Namun perang melawan sindikat narkoba dan kriminal sering dilihat Itu sama-sama menghancurkan,' kata pria yang meninggalkan Indonesia untuk misi Ride for Peace kedua sejak awal 2012 itu.
Jeffrey bercerita tentang bahaya kriminal di sepanjang penjelajahannya di Amerika Latin.Kolombia dinilainya sebagai salah satu negara dengan tingkat kriminalitas tinggi yang dibekap kejahatan kartel-kartel obat bius dan tidak bersahabat dengan orang asing.
'Saya pernah mendengar suara letupan pistol. Ada sekitar enam sampai delapan letusan. Tak lama kemudian saya melalui jalan asal suara pistol itu, dan saya melihat enam tubuh tergeletak. Saat itu saya ingin memotret korban, tapi seorang teman melarang saya,' ungkapnya.
Misi Ride for Peace yang dijalani bukanperjalanan tanpa resiko. Berkendara seorang sendiri, di mana pun itu, selalu memiliki potensi bahaya. Terlebih di sebuah negara yang masih asing baginya.
'Saya hanya berusaha untuk selalu mampu menyatu dengan alam.Dengan membaca dan memahami berbagai fenomena alam, maka kita akan lebih mengerti dan memahami situasi serta kondisi medan yang akan dilalui. Ketika kita dekat dengan alam dan mensyukuri kebesaranNya, dengan sendirinya kita juga akan merasa dekat dengan Sang Pencipta'.


'Banyak pengalaman yang saya terima sepanjang perjalanan ini. Ternyata, bila kita sensitif, alam mampu memberikan peringatan. Contohnya, ketika saya melihat banyak capung terbang maka saya harus segera mempercepat atau sebaliknya memperlambat tunggangan karena munculnya banyak capung bisa jadi pertanda akan segera turun hujan,' ceritanya.(ant/rd)

Tidak ada komentar: