Film "Maryam" raih juara di Venice
2 hari lalu | Dibaca 5331 kali
London (ANTARA News) - Film Indonesia berjudul "Maryam" karya sutradara Sidi Saleh meraih juara pada kategori film horizon pendek yang jenis ceritanya belum pernah ada sebelumnya pada "71st Venice International Film Festival".
"Sebelumnya film tersebut terpilih menjadi 12 film horizon terbaik dari 2.500 film lainnya yang masuk nominasi pada 71st Venice International Film Festival," kata Pensosbud KBRI Roma, Nindarsari Utomo kepada Antara London, Senin.
Film tersebut merupakan karya kedua Sidi Saleh yang sebelumnya juga berhasil ke tingkat internasional pada 2013 dengan judul "Fitri" dengan menyabet juara pada Clermont-fd International Film Festival di Paris. Film Fitri terpilih menjadi 75 film kategori pendek terbaik dari 7.500 film yang masuk ke panitia.
Film "Maryam" diputar pada festival film bergengsi dengan skala internasional pada tanggal 5 September di Sala Casino bersama dengan lima film pendek lainnya yang berjudul Mademoiselle karya Guillaume Gouix, Pat-lehem karya Idan Hubal, Castillo y el Armando karya Pedro Harres, Cams karya Carl-Johan Westegard, 3/105 karya Avelina Prat and Diego Opazo serta Lift You Up karya Ramini Bahrain.
Sehari sebelumnya juga diputar enam film kategori pendek lainnya yang juga bersaing dengan enam film yang diputar pada hari tersebut. Keenam film itu menampilkan ciri khas masing-masing dan sangat bersaing satu sama lain.
Film ditonton oleh sekitar 100 orang dari kalangan terbatas insan perfilman, karena film tidak dikonsumsi oleh masyarakat umum. Produser pada film karya Sidi Saleh berjudul Fitri dan Maryam adalah seorang gadis muda berbakat bernama Amalia Trisna Sari.
Amalia dan Sidi Saleh mengaku membuat film tersebut tanpa ambisi dan target yang tinggi. Mereka bekerja dalam tim dengan ikhlas dan berusaha maksimal.
"Alhamdulillah bisa menjadi juara pada 71st Venice International Film Festival tahun 2014," kata Sidi Saleh yang juga berharap film Maryam juga masuk dalam nominasi Ozu Film Fetival yang akan berlangsung di Italia pada November mendatang.
Sutradara muda berbakat dan lahir di Jakarta pada tahun 1979 menyampaikan biasanya film yang masuk nominasi pada festival film internasional baru akan diputar untuk umum setahun setelah dikompetisikan.
Film "Maryam" menceritakan bagaimana seorang pembantu rumah tangga bernama Maryam yang sedang hamil bekerja di salah satu rumah keluarga Katholik yang ditinggal sendirian untuk mengurus majikan laki-laki yang memiliki gangguan autis.
Majikannya meminta Maryam yang seorang Muslim dan tidak mengerti apa-apa tentang Natal dan prosesi misa untuk mau membawanya pergi merayakan Natal ke salah satu gereja mewah di Jakarta.
Dengan pikiran yang masih ragu dalam kondisi hamil, Maryam mencoba mengikuti keinginan majikannya tersebut. Setelah sampai di gereja dengan menggunakan bajaj terdapat gejolak batin di hati Maryam, namun dia tidak mungkin meninggalkan majikannya sendirian.
Majikan Maryam ikut berdoa dan merasakan suasana misa di dalam gereja, sementara Maryam mencoba mengikuti prosesi misa dengan hati yang berkecamuk antara keharusan membantu sang majikan dan ketidaktahuannya mengenai prosesi misa sendiri.
Akhirnya, prosesi misa dilalui Maryam bersama majikan dalam gereja tersebut, namun tidak sampai selesai karena Maryam dan majikannya keluar dan memutuskan untuk pulang.
"Sebelumnya film tersebut terpilih menjadi 12 film horizon terbaik dari 2.500 film lainnya yang masuk nominasi pada 71st Venice International Film Festival," kata Pensosbud KBRI Roma, Nindarsari Utomo kepada Antara London, Senin.
Film tersebut merupakan karya kedua Sidi Saleh yang sebelumnya juga berhasil ke tingkat internasional pada 2013 dengan judul "Fitri" dengan menyabet juara pada Clermont-fd International Film Festival di Paris. Film Fitri terpilih menjadi 75 film kategori pendek terbaik dari 7.500 film yang masuk ke panitia.
Film "Maryam" diputar pada festival film bergengsi dengan skala internasional pada tanggal 5 September di Sala Casino bersama dengan lima film pendek lainnya yang berjudul Mademoiselle karya Guillaume Gouix, Pat-lehem karya Idan Hubal, Castillo y el Armando karya Pedro Harres, Cams karya Carl-Johan Westegard, 3/105 karya Avelina Prat and Diego Opazo serta Lift You Up karya Ramini Bahrain.
Sehari sebelumnya juga diputar enam film kategori pendek lainnya yang juga bersaing dengan enam film yang diputar pada hari tersebut. Keenam film itu menampilkan ciri khas masing-masing dan sangat bersaing satu sama lain.
Film ditonton oleh sekitar 100 orang dari kalangan terbatas insan perfilman, karena film tidak dikonsumsi oleh masyarakat umum. Produser pada film karya Sidi Saleh berjudul Fitri dan Maryam adalah seorang gadis muda berbakat bernama Amalia Trisna Sari.
Amalia dan Sidi Saleh mengaku membuat film tersebut tanpa ambisi dan target yang tinggi. Mereka bekerja dalam tim dengan ikhlas dan berusaha maksimal.
"Alhamdulillah bisa menjadi juara pada 71st Venice International Film Festival tahun 2014," kata Sidi Saleh yang juga berharap film Maryam juga masuk dalam nominasi Ozu Film Fetival yang akan berlangsung di Italia pada November mendatang.
Sutradara muda berbakat dan lahir di Jakarta pada tahun 1979 menyampaikan biasanya film yang masuk nominasi pada festival film internasional baru akan diputar untuk umum setahun setelah dikompetisikan.
Film "Maryam" menceritakan bagaimana seorang pembantu rumah tangga bernama Maryam yang sedang hamil bekerja di salah satu rumah keluarga Katholik yang ditinggal sendirian untuk mengurus majikan laki-laki yang memiliki gangguan autis.
Majikannya meminta Maryam yang seorang Muslim dan tidak mengerti apa-apa tentang Natal dan prosesi misa untuk mau membawanya pergi merayakan Natal ke salah satu gereja mewah di Jakarta.
Dengan pikiran yang masih ragu dalam kondisi hamil, Maryam mencoba mengikuti keinginan majikannya tersebut. Setelah sampai di gereja dengan menggunakan bajaj terdapat gejolak batin di hati Maryam, namun dia tidak mungkin meninggalkan majikannya sendirian.
Majikan Maryam ikut berdoa dan merasakan suasana misa di dalam gereja, sementara Maryam mencoba mengikuti prosesi misa dengan hati yang berkecamuk antara keharusan membantu sang majikan dan ketidaktahuannya mengenai prosesi misa sendiri.
Akhirnya, prosesi misa dilalui Maryam bersama majikan dalam gereja tersebut, namun tidak sampai selesai karena Maryam dan majikannya keluar dan memutuskan untuk pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar