INDONESIA
TAWARKAN INVESTASI MINYAK KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN
London, 31/5
(ANTARA) - Indonesia menawarkan
investasi minyak kelapa sawit berkelanjutan kepada pengusaha Jerman dalam
diskusi yang dihadiri wakil Kementerian Pertanian, Pangan dan Perlindungan
Konsumen Jerman.
Hal itu
dilakukan dalam Roundtable Discussion on Indonesian Sustainable Palm Oil yang diadakan KBRI Berlin dan Kementerian
Pertanian RI, ujar Counsellor Pensosbud KBRI Berlin, Ayodhia GL Kalake kepada ANTARA London,
Kamis.
Tampil sebagai
pembicara dalam diskusi M. Fadhil
Hassan, dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Darwin dari PT. Wilmar,
Endang Gumbira Sa'id dari Dewan Kelapa Sawit Indonesia, Dr. Rosediana dari
Indonesian Sustainable Palm Oil Commision, dengan moderator Paulus Tjakrawan,
Sekjen Asosiasi Produser Biodisel Indonesia.
M. Fadhil Hassan
yang tampil pada sesi pertama membahas pembangunan industri minyak kelapa sawit
Indonesia. Dikatakannya bahwa kelapa sawit memegang peranan yang cukup penting
dalam ekonomi Indonesia.
Pada tahun
2011, produksi minyak sawit Indonesia mencapai sekitar 23,5 juta ton dan volume
ekspor Crude Palm Oil (CPO) mencapai 16.5 juta ton atau setara 19.7 juta dollar
AS.
Industri
dibidang ini juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi sekitar empat juta
orang. Disamping itu, minyak kelapa sawit juga mempunyai potensi sebagai energi
terbarukan.
Biodiesel
dari minyak kelapa sawit memenuhi persyaratan Renewable Energy Directive di
Eropa.
Hal ini
diungkapkan Darwin dari PT. Wilmar yang membahas daya saing Biodiesel dari minyak kelapa sawit
sebagai salah satu alternatif energi terbarukan.
Berbagai
kalangan tampak antusias memenuhi undangan untuk melakukan diskusi yang
membahas berbagai aspek tentang kelapa sawit.
Minyak kelapa
sawit juga termasuk yang dapat dikonsumsi sebagaimana ditetapkan Codex
Alimentarius. Minyak kelapa sawit juga mengandung level vitamin A dan toco
trienol yang sangat baik, selain nutrisi lainnya. Namun demikian teknologi
pengolahan minyak kelapa sawit masih harus dikembangkan untuk menjamin
keselamatan pengguna.
Demikian
disampaikan Endang Gumbira Sa¿id dari Dewan Kelapa Sawit Indonesia yang
membahas aspek teknologi dan kesehatan
minyak kelapa sawit.
Sedangkan Dr.
Rosediana Suharto dari Indonesian Sustainable Palm Oil Commision menjelaskan berbagai upaya yang dapat
dilakukan Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Untuk itu, dilakukan pengelolaan lahan gambut yang
berkelanjutan, pengurangan tingkat deforestasi dan degradasi lahan,
meningkatkan efisiensi energi maupun pengembangan sumber energi alternatif dan
terbarukan.
Para peserta
tampak menyambut baik kegiatan diskusi tersebut dan menyarankan bahwa kegiatan
semacam tidak hanya dilakukan di Berlin, tetapi juga di kota-kota lainnya di
Jerman.
Hal ini akan
meningkatkan pemahaman mengenai perkembangan maupun kebijakan Pemerintah
Indonesia di bidang kelapa sawit.
Diskusi yang
ditutup Direktur Pasca Panen dan Pembinaan Usaha Kementerian Pertanian ,
Herdrajat Natawidjaja diharapkan dapat memberikan penjelasan yang lebih
mendalam kepada seluruh pemangku kepentingan khususnya yang berada di Jerman,
tentang kondisi dan kebijakan Pemerintah RI tentang kelapa sawit.
Sebelumnya
Menteri Pertanian Suswono, menyatakan Pemerintah Indonesia tetap menekankan
pentingnya prinsip sustainability dalam meningkatkan produk minyak kelapa
sawit. ***2***
(ZG/c/a011)
(T.H-ZG/C/A011/A011) 31-05-2012 08:31:09