KBRI LONDON GELAR SOSIALISASI KELAPA SAWIT
London 26/5
(ANTARA) - Deputy Chief of Mission KBRI
London, Harry Kandou mengatakan kelapa sawit merupakan produk ekspor pertanian
yang amat penting karena sumbangannya bagi penciptaan pekerjaan dan pengentasan
kemiskinan di Indonesia.
Hal itu
disampaikan Harry Kandou dalam acara sosialisasi kebijakan Pemerintah Indonesia
untuk produk kelapa sawit yang ramah lingkungan (sustainable palm oil),
demikian Sekretaris Tiga KBRI London, Billy Wibisono kepada ANTARA London,
Sabtu.
Harry Kandou menyampaikan Pemerintah Indonesia melihat
pengembangan perkebunan kelapa sawit yang dapat dilakukan sejalan dengan
komitmen Indonesia dalam menjaga lingkungan hidup dan mendorong pembangunan
yang berkelanjutan.
Oleh karena
itu, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan standar ISPO (Indonesian
Sustainable Palm Oil) yang mewajibkan produsen untuk menerapkan proses produksi
yang ramah lingkungan pada segala tingkat.
Sementara
itu, Direktur Kerjasama Bilateral
Kementerian Perdagangan Sri Nastiti Budianti menjelaskan kebijakan Pemerintah
Indonesia yang pro-poor, pro-job, pro-growth dan pro-sustainability serta
berbagai komitmen dan upaya Indonesia menjalankan pembangunan yang
berkelanjutan.
Acara
sosialisasi kelapa sawit yang dihadiri berbagai perusahaan pembeli kelapa sawit
Indonesia dari Inggris, antara lain perwakilan perusahaan Jardine Matheson,
Kerfoot, Godrej dan Chris Happy serta perwakilan instansi terkait Pemerintah
Inggris.
Dalam acara
sosialisasi tersebut Wakil Ketua
Indonesian Palm Oil Board (IPOB) Derom Bangun, yang sering disebut
sebagai" duta keliling kelapa sawit" menjadi pembicara utama.
Selain untuk
mempromosikan dan meningkatkan ekspor kelapa sawit Indonesia, diharapkan acara
ini dapat membangun pengertian mengenai berbagai upaya Pemerintah Indonesia
untuk menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam produk kelapa sawit
tersebut.
Sosialisasi
kelapa sawit tersebut merupakan salah satu acara dalam rangkaian pertemuan
antarwaktu Annual Trade Talks antara Indonesia dengan Inggris yang dilaksanakan
pada tanggal 24 dan 25 Mei lalu.
Dalam pertemuan
dibahas berbagai macam isu yang terkait dengan kepentingan ekonomi dalam
hubungan bilateral Indonesia-Inggris, antara lain masalah penghindaran
pengenaan pajak berganda, akses pasar bagi komoditas Indonesia, investasi asing
di bidang farmasi, standarisasi produk, sertifikat kesehatan bagi produk
ekspor, dan sebagainya. ***2***
(ZG/b/a011)
(T.H-ZG/C/A011/A011) 26-05-2012 14:40:00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar