DUBES RESMIKAN RUMAH BUDAYA INDONESIA DI BERLIN
London,
28/5 (ANTARA) - Duta Besar Indonesia untuk Republik Federal Jerman Dr Eddy
Pratomo mengataka, budaya merupakan aspek diplomasi, bahkan dalam kenyataannya sering kali menjadi dasar dalam
proses interaksi bilateral dan multilateral diantara bangsa-bangsa di Dunia.
Hal itu
disampaikan Dubes saat meresmikan Rumah Budaya Indonesia di Berlin, ujar
Sekretaris III-Penerangan, Sosial dan Buudaya KBRI Berlin, Purno Widodo kepada
ANTARA, Senin.
Menurut
Dubes Eddy Pratomo, di Jerman dimana tampak semakin banyak masyarakat dari
berbagai profesi yang tertarik dengan Indonesia, baik dengan budaya, masyarakat maupun sejarahnya.
Menyikapi hal
tersebut maka dibukalah Rumah Budaya Indonesia pada hari ini untuk memberikan
pelayanan kepada mereka.
Selain
sebagai salah satu strategi diplomasi Indonesia dalam melakukan penetrasi
budaya Indonesia di Jerman, Rumah Budaya Indonesia ini juga akan berfungsi
sebagai forum untuk menaungi berbagai aktivitas
yang berhubungan dengan kebudayaan.
Selain itu,
Rumah Budaya Indonesia ini juga merupakan bukti konkrit Pemerintah RI dalam
membangun dan mempromosikan budaya Indonesia, demikian imbuh Dubes Pratomo yang
menjadikan kegiatan ini sebagai salah satu rangkaian peringatan 60 tahun hubungan
diplomatik Indonesia-Jerman.
Rumah Budaya
Indonesia diresmikan dengan pengguntingan pita oleh Dubes RI didampingi oleh
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin Dr. Yul Yunazwin Nazaruddin serta
Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Sosial dan Ekonomi
Pendidikan Dr. Taufik Hanafi mewakili Mendikbud yang sedianya membuka acara.
Dr Taufik
Hanafi dalam pidatonya juga menggarisbawahi pentingnya diplomasi budaya yang
menjadi instrumen penting dalam merekatkan hubungan dua negara. Diharapkannya
Rumah Budaya ini menjadi rujukan masyarakat Jerman serta masyarakat Eropa yang
ingin mengetahui dan mempelajari Indonesia.
Acara
pembukaan Rumah Budaya Indonesia diisi dengan parade budaya Indonesia yang
menampilkan berbagai tari dan musik
tradisional Indonesia serta sajian kuliner Indonesia.
Acara yang
dilangsungkan di akhir pekan tersebut ternyata tetap mendapatkan perhatian
masyarakat Jerman dari berbagai profesi dengan sesaknya ruangan. Mantan Duta
Besar Jerman untuk Indonesia Dr Heinrich
Seemann juga tampak hadir.
Menempati
area tak kurang dari dari 400 M2, Rumah Budaya Indonesia di Jerman ini terletak
berdekatan dengan Kedutaan Besar Indonesia.
Selain
dilengkapi dengan berbagai perangkat musik tradisional seperti Gamelan Jawa,
Sunda, Bali, Talempong, Angklung dan busana pengantin tradisional dari berbagai
propinsi di Indonesia, Rumah Budaya Indonesia ini dilengkapi juga dengan
perpustakaan yang telah dikembangkan sejak tahun 2009.
Tak kurang
dari 7000 judul buku dikelola melalui inventarisasi secara elektronik.
Buku-buku tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber seperti hibah, pengadaan
langsung atau pembelian di pameran-pameran buku seperti Frankfurt Book Fair.
Dubes mengatakan semua buku yang
tersedia merupakan referensi tentang Indonesia atau yang berhubungan dengan
Indonesia yang ditulis dalam bahasa Indonesia, Jerman maupun Inggris.
Buku-buku
koleksi lainnya sebanyak 3000an judul telah disumbangkan ke berbagai
perpustakaan lain karena terdapat berbagai judul dengan jumlah ganda atau judul
kurang selaras dengan tema Indonesia.
Perpustakaan
ini juga dapat membantu masyarakat Jerman yang ingin membeli buku-buku tentang
Indonesia dalam bahasa Jerman.
Perpustakaan
ini akan difungsikan sebagai sumber informasi bagi para akademisi maupun
masyarakat umum lainnya yang ingin melakukan penelitian tentang Indonesia atau
yang ingin tau lebih tentang Indonesia, demikian Dubes Pratomo.
***3***
(ZG)
(T.H-ZG/B/M019/M019) 28-05-2012 05:43:03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar