GAMELAN GATHERING PERINGATI 30 KEBERADAAN SEKAR PETAK
York, 29/4
(ANTARA)-Lebih dari 200 seniman dari 30 kelompok musik gamelan di Inggris
berkumpul dalam acara Gamelan Gathering memperingati 30 tahun keberadaan
gamelan Sekar Petak di Universitas York, Inggris, empat jam perjalanan dari
London, Sabtu malam.
Dalam acara
Gamelan Gathering selain digelar diskusi
dan seminar mengenai gamelan juga diadakan pertunjukkan wayang semalam suntuk
dengan dalang bule Ki Matthew Cohen di gedung Roger Kirk, Universitas York,
Inggris.
"Tidak
ada persiapan khusus dalam pagelaran wayang malam ini," ujar dalang Bule
Ki Matthew Cohen kepada koresponden ANTARA London, Sabtu malam sebelum tampil
membawakan lakon Lokananta, atau Gamelan Playerless.
Pertunjukan
wayang kulit semalam suntuk memadukan berbagai alat musik seperti alat musik
dari skotlandia bagpipe, Irlandia, drum,
trompet dan musik keroncong memukau sekitar 500 penonton termasuk Duta
Besar RI untuk Kerajaan Inggris Raya Hamzah Thayeb dan Ny Lastry Hamzah Thayeb
serta Atase Pendidikan KBRI London Fauzi Soelaiman dan istri.
"Pertunjukan wayang yang luar biasa dengan memadukan berbagai
alat musik modern," ujar Dubes Hamzah Thayeb kepada
ANTARA London, Sabtu malam yang mengakui bahwa di tanah air jarang menyaksikan
pagelaran wayang.
Dubes Hamzah
Thayeb menyatakan kekagumannya terhadap apresiasi masyarakat Inggris akan
kesenian dan kebudayaan tradisional Indonesia seperti gamelan. Pertunjukan
wayang di York malam ini merupakan sebuah kesempatan langka dan menjadi bukti
akan rasa kedekatan antarmasyarakat kedua negara, ujarnya.
Menurut Dubes,
melalui berbagai aktivitas, konser dan pagelaran yang dilakukan, para pemusik
dan penggemar gamelan di Inggris ikut membantu mempromosikan budaya Indonesia
kepada masyarakat umum di Inggris.
Sementara itu
Deputi Vice Chancellor and Pro Vice Chancellor for Student Universitas York Dr
Jane Grenvile mengatakan Universitas York merupakan institusi di Inggris yang
pertama kali memiliki gamelan Jawa.
Banyak pemain
gamelan professional , guru maupun komposer mengawali karirnya di bidang musik
gamelan setelah mendapat pendidikan di York sebelum membuat grup di berbagai
negara, ujarnya.
"Kami
ingin bersama sama merayakan 30 tahun gamelan di York dan mengajak semua untuk
tampil dalam pementasan wayang semalam suntuk yang menampilkan budaya
tradisional Jawa yang mendapat sentuhan seni kontemporer Inggris,"
katanya..
Sementara itu
Neil Sorrell yang pertama kalinya memperkenalkan gamelan di Universitas York
mengatakan bahwa musik gamelan ada di York
pertama kalinya sejak tahun 1982 . Diakuinya musik gamelan itu unik
dan sangat spesial, dan mudah
dipelajari.
Selain itu
dalam gamelan semua pemain mempunyai kedudukan yang sama dan mudah diterima.
Musik gamelan mempunyai suara yang sangat
menentramkan selain itu gamelan tampak sangat indah.
Ki Matthew
Cohen, Staf pengajar di Departemen Drama dan Teater Universitas Royal Holloway
London menggelar wayang kulit dengan sutradara John Pawson serta penari Ni Made Pujawati dibantu sinden Esther Danmeri dengan bintang tamu Aloysius Suwardi
dari Solo menampilkan wayang dengan mengunakan bahasa Inggris.
Pemain musik
skotlandia yang disebut dengan bagpipes, memberikan warna bagi pengelaran
wayang kulit semalam suntuk dengan menampilkan musik Iron Pipes, Menwhile dan
Budmalan.
Hazen Metro,
yang pernah belajar Schottis Music mengakui bahwa ia perlu melakukan waktu selama empat bulan untuk bisa
menyatukan musik gamelan dan musik skotlandia.
"Saya
belum pernah belajar gamelan sebelumnya," ujar Hazen Metro dan mengakui ia membutuhkan waktu selama
empat bulan untuk bisa memadukan seni musik tradisional gamelan dengan musik asal
Skotlandia.
Bahasa Inggris
Ki Matthew
Cohen mendalang dengan berbagai bahasa
dan logat, mendalami budaya Indonesia terutama wayang sejak pertengahan tahun
80-an. Ketika dia menjadi mahasiswa Harvard University program undergraduate
dengan konsentrasi jurusan kebudayaan Asia.
Dalam mendalang,
Ki Matthew sangat luwes dalam menyampaikan cerita dan bahkan cengkokannya
sangat mirip meskipun ia mengunakan bahasa Inggris dengan dialek bahasa Jawa
bahkan ia juga menampilkan musik dari Dr Who yang cukup populer dan bahkan
sinden Hester.
Hal ini membuat
Marumi (70) wanita asal Semarang yang lama menetap di Inggris merasa terobati
rasa rindunya akan musik gamelan dan pertunjukkan wayang kulit semalam suntuk.
"Saya
teringat dengan kakak saya yang menjadi dalang," ujarnya Marumi yang
senang menikmati pertunjukkan gamelan.puncak
Pagelaran wayang
kulit menjadi acara gamelan gathering itu menjadi ajang bagi para pemain
gamelan yang tersebar di Inggris saling berbagi informasi dan bersama sama
bermain gamelan yang pernah belajar di York seperti Dr Aris Daryono yang meraih
Phd dalam composing gamelan and non gamelan.
Musik gamelan
itu menurut Aris Daryono setara dengan alat musik kontemporer lainnya tanpa
memandang gamelan itu eksotis, melainkan salah satu alat untuk mengekspresikan
diri. Seperti malam ini pertunjukan wayang yang juga diiringi dengan beragam
musik lainnya seperti musik asal skotlandia maupun alat musik gesek lainnya .
***3***
(ZG/b/a011)
(T.H-ZG/B/A011/A011) 29-04-2012 10:18:02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar