BUNGA DUKA DARI WARGA RUSIA UNTUK KORBAN SUKHOI
London,
15/5 (ANTARA) - Bunga duka cita dari Warga Rusia untuk korban tragedi pesawat
Sukhoi Superjet-100 merupakan bentuk kepedulian warga Rusia dengan menaruh
bunga berwarna merah di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia yang berkantor
di Novokusnetskaya 12, Moskow.
Duka cita
yang mendalam dirasakan bukan hanya di tanah air tetapi juga di negara asal
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang mengalami kecelakaan beberapa waktu yang lalu,
ujar Ketua PPI St Petersburg/PERMIRA St Petersburg Dennis Ardianto kepada
ANTARA London, Selasa.
Menurut
Dennis Ardianto, pelajar Indonesia di St
Petersburg State Pediatric Medical University jurusan Kedokteran Umum tahun ke
5, tragedi mengenaskan ini terjadi bertepatan dengan peringatan Hari Kemenangan
Rusia atas Jerman, 9 Mei (1941-1945).
Dikatakanya
sungguh naas memang kecelakaan yang tidak disangka- sangka ini, dimana di
Rusia tepat pada tanggal 9 Mei merupakan
hari istimewa selain menjadi hari libur nasional, hari tersebut juga menjadi
suatu hari besar negara.
Bunga bunga
ini mulai ditaruh oleh warga Rusia sejak tanggal 9 Mei malam merupakan suatu
simbol belasungkawa yang biasa diberikan oleh para warga Rusia pada para
pahlawannNegara ataupun ditempat biasanya terjadi kecelakaan.
Selain itu
bukti nyata kepedulian Rusia adalah dengan dilakukannya telepon Presiden Rusia
Vladimir Putin kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dalam pembicaraan
tersebut Presiden Rusia menyatakan akan mengirimkan balabantuan ke Indonesia.
Dennis yang
sudah enam tahun menimba ilmu di St
Petersburg State Pediatric Medical University merasa kaget ketika membuka situs
yahoo.ru yang menulis berita mengenai kecelakaan pesawat ini di kawasan Gunung
Salak, Bogor tersebut.
Sebagai Ketua PPI
St Petersburg (PERMIRA St Petersburg) Dennis pun berpikir apa yang bisa
dilakukan mahasiswa Indonesia di St Petersburg, Rusia bagi para korban bencana.
Akhirnya terbersit sebuah ide untuk menggelar doa bersama dimana ternyata
PERMIRA Pusat pun sudah memikirkan hal yang sama diwakilkan mantan Ketua
Permira Pusat 2011-2012, Marten Hanura.
Alhasil pada
hari Senin tepat pukul 21.30 waktu Moskow, para mahasiswa Indonesia di Rusia
berkumpul melalui teleconference untuk mengadakan doa doa bagi para korban
tragedi ini. Karena pelajar Indonesia di sini tersebar di berbagai kota maka
jalur teleconference ini dipilih karena dianggap paling efektif.
Doa bersama
secara online ini dihadiri lima
mahasiswa dari PPI St Petersburg (PERMIRA St Petersburg) dan sisanya
dari kota kota lainnya.
"Walau
hanya sebatas doa yang bisa kami berikan untuk saat ini, kami sungguh sangat
prihatin atas musibah ini," ujarnya.
Dennis
berharap agar amal ibadah para korban bisa diterima disisi Tuhan YME. Para
mahasiswa Doa juga berdoa bagi keluarga yang ditinggalkan agar diberi ketabahan
ekstra. ***3***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar