INDONESIA BIDIK KERJASAMA KESEHATAN DENGAN JERMAN
London, 16/5
(ANTARA) - Dubes RI untuk Republik Federal Jerman Eddy Pratomo mengatakan
kebutuhan Indonesia akan industri kesehatan baik disektor produk maupun jasa
sangat mendesak, sementara di Jerman
sudah sedemikian majunya.
Hal itu ditegaskan
Dubes Eddy, kata Sekretaris Tiga KBRI Berlin Purno Widodo kepada ANTARA London,
Rabu, saat membuka acara Indonesia Health Forum di Berlin (15/5).
Purno
menyebutkan acara yang bertemakan Potentials of Partnership between Indonesia
and Germany on Health Care Industry ini digagas sebagai langkah konkrit untuk
mewujudkan skema kerjasama di bidang perawatan kesehatan.
Untuk itu,
kata Dubes Eddy, sebagaimana disampaikan Purno, diperlukan kemitraan antara
Indonesia dan Jerman di bidang ini, baik di tataran sektor publik maupun pada
sektor swasta.
Selain
kerjasama bidang kesehatan, empat bidang
lainnya yaitu Ekonomi, Pendidikan, Ristek, dan Pertahanan, menjadi prioritas
kerjasama bilateral.
Hal itu telah
disepakati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Christian Wulff pada
saat kunjungannya ke Jakarta Desember tahun lalu.
Dubes Pratomo
menjelaskan bahwa yang tengah dilakukan saat ini adalah mengidentifikasi dan
menindaklanjuti berbagai potensi kerjasama dan mendukung dunia usaha di
Indonesia dan Jerman.
Selain itu,
membangun jembatan untuk kontak bisnis antara berbagai pemangku kepentingan di
sektor kesehatan, termasuk industrinya di kedua negara.
Diharapkan
nantinya akan terwujud produksi bersama
industri alat-alat kesehatan kedua negara, sehingga Indonesia tidak
hanya menjadi pasar dari produk alat kesehatan Jerman.
Acara Health
Forum dihadiri berbagai pemangku kepentingan dari Indonesia dan Jerman, baik
dari unsur pemerintah maupun kalangan dunia usaha.
Hadir dalam
kesempatan itu Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemkes RI Dr. Supriyantoro, Dirjen
Alat-Alat kesehatan dan Farmasi Kemkes RI Dra. Linda Maura Sitanggang, Ph.D.
Selain itu,
pimpinan Rumah Sakit Harapan Kita, Persahabatan, Fatmawati dan Kanker Dharmais serta Ketua Gabungan
Pengusaha Alat-Alat Kesehatan RI dan Gabungan Pengusaha Alat-Alat Kesehatan dan
Laboratorium Indonesia.
Industri kesehatan
Jerman, baik di sektor produk maupun jasa kesehatan dikenal sebagai salah satu
yang terbaik di dunia.
Berdasarkan data
German Trade and Investment 2008, Jerman merupakan negara ketiga terbesar di
dunia dalam hal pengeluaran di bidang kesehatan, yaitu sejumlah 10,4 persen
dari GDP.
Penerimaan
industri Farmasi 31,8 milyar Euro,
Peralatan Kesehatan 17,76 milyar Euro, Biofarmasi 1,1 Milyar Euro. Sebanyak 56 persen produk farmasi Jerman dan
65 persen produk alat kesehatan Jerman diekspor ke pasar internasional.
Jerman juga pasar
produk kesehatan potensial karena jumlah penduduk 82 juta orang dan sistem
pelayanan kesehatan sangat baik, maka kebutuhan produk kesehatan di Jerman
sangat besar.
Pasar Jerman
Berdasarkan
kajian pasar oleh Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Hamburg pada
2010, khusus untuk alat kesehatan, besarnya pasar Jerman mencapai 14,23 milyar
Euro di 2009, dengan tingkat konsumsi 174 Euro/kapita.
Jerman merupakan
konsumen dan produsen untuk alat kesehatan dan bahan sekali pakai (disposables)
dengan pertumbuhan konsumsi 0,4 persen pertahunnya.
Pemasok dari
negara berkembang saat ini terbesar dikuasai oleh China sebesar 3,6 persen dan
Malaysia 2,3 persen. Pada tahun 2009, Indonesia tercatat memasok 0,53
persen peralatan medis dan disposable ke
Jerman.
Disisi lain,
Indonesia juga memiliki potensi pasar dan investasi tinggi di industri
kesehatan.
"Indonesia
telah menjadi salah satu negara di kawasan Asia Pasifik yang menarik perhatian
kalangan swasta Jerman," katanya.
Pada acara
Indonesia Health Forum juga dilakukan penandatanganan Letter of Intent (LOI)
antara GAKESLAB dengan SPECTARIS dan kunjungan ke beberapa fasilitas kesehatan
dan rumah sakit di Jerman.
***2***
(ZG)
(T.H-ZG/B/E008/E008) 16-05-2012 06:58:44
Tidak ada komentar:
Posting Komentar