ABK INDONESIA TERDAMPAR DI PELABUHAN ANTALAHA TIMUR
MADAGASKAR
London,
17/5 (ANTARA) - Kapal Great Luck yang diawaki 11 Anak Buah Kapal
(ABK),yang tiga di antaranya adalah WNI,
ditemukan terdampar di pelabuhan Antalaha, Provinsi Tamatave, daerah bagian
Timur Madagaskar.
Informasi
ini diperoleh KBRI Antananarivo melalui seorang warga setempat yang ditengarai
adalah agen kapal tersebut di Madagaskar, demikian Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Antananarivo, Hanggoro
Nurcahyo kepada ANTARA London, Kamis.
Hanggoro Nurcahyo
menyatakan informasi yang sama diperoleh KBRI dari pihak Pengadilan Tamatave
yang meminta KBRI menyediakan jasa penerjemah guna proses pemeriksaan ABK
Indonesia.
Sementara itu
Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler, KBRI Antananarivo, Yulius Mada Kaka
mengatakan menindaklanjuti hal ini, KBRI menemui ABK Indonesia di pelabuhan
Tamatave guna melakukan pendataan.
Ketiga ABK itu adalah Marthen Kena posisi juru mesin , Priyanto Bin
Rasdi sebagai juru masak dan Giman
sebagai juru oli.
Pihak
Direktorat Pemantauan Perikanan dan Kelautan Madagaskar melakukan pemeriksaan
terhadap seluruh ABK terkait dengan ditahannya kapal Great Luck yang dari
indikasi awal terjadi kerusakan mesin.
Pemeriksaan
dilanjutkan instansi lain, yaitu Gendarmeria (Imigrasi dan Seksi Urusan
Imigrasi), Polisi dan Kementerian Air dan Hutan. Pemeriksaan dilakukan terhadap
setiap ABK sesuai dengan posisinya masing-masing.
Setelah
pemeriksaan tahap awal, dilanjutkan dengan sidang di pengadilan yang cukup lama
itu pihak pengadilan tidak menemukan adaya persoalan terhadap kapal Great Luck
termasuk awaknya dan memutuskan membiarkan kapal kembali ke China dan Myanmar.
Kapal tersebut
dan awaknya tetap berada di pelabuhan Tamatave menunggu kepulangan. Namun,
karena masalah teknis, kepulangan kapal menjadi terkatung-katung yang hingga
laporan ini dibuat, kapal tersebut masih berada di Tamatave.
Menyikapi hal
tersebut, ABK Indonesia dan ABK Myanmar memutuskan untuk kembali ke negara
masing-masing menggunakan jalur udara. Setelah mengajukan pemutusan kontrak
dengan pihak perusahan yang difasilitasi Kapten (Warga Myanmar), perusahaan
menyanggupi dan telah memfasilitasi kepulangan mereka.
Kepulangan
para ABK tersebut dari Pelabuhan Tamatave ke Bandara Internasional Ivato,
Antananarivo difasilitasi seorang tour operator termasuk membantu pengurusan
visa di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Ivato. Jarak tempuh dari Tamatave
ke Antananarivo diperkirakan 500 km
dalam waktu sembilan jam.
Pihak KBRI sempat
menemui tiga ABK Indonesia di Bandara Ivato dalam rangka pelepasan terakhir
keberangkatan ke Tanah Air.
Berdasarkan
informasi dari ABK tersebut, kapal Great Luck untuk beberapa hari kedepan masih
berada di Pelabuhan Tamatave menunggu ketibaan tujuh ABK pengganti dari
Myanmar. Kapal tersebut dijadwalkan meninggalkan Pelabuhan Tamatave menuju
Myanmar dan China.
Salah satu ABK
Indonesia telah menginformasikan kepada KBRI mengenai ketibaan mereka di Tanah
Air (Jakarta). Agen TKI pengirim ke agen
Tenaga Kerja Taiwan di atas yang disebutkan oleh ABK Indonesia hanyalah nama
perorangan bukan agen pengerah tenaga kerja resmi (perusahaan).
Sejak awal
hingga laporan ini dibuat, belum diketahui siapa pemilik Kapal Great Luck.
Kapal tersebut berbendera Sierre Leon, namun diawaki ABK dari tiga negara yaitu
Myanmar, China dan Indonesia.***3***
(ZG/c/a011)
(T.H-ZG/C/A011/A011) 17-05-2012 09:12:31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar