PRESIDEN SBY PENUHI UNDANGAN RATU
ELIZABETH
Oleh Zeynita Gibbons
Kunjungan kenegaraan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono ke Kerajaan Inggris untuk memenuhi undangan Ratu Elizabeth II
akhirnya dapat dipenuhi setelah tertundah karena waktu kurang pas bagi kedua
Kepala Negara.
"Sebenarnya undangan kepada
Presiden sedianya untuk dilakukan pada tahun 2011," ujar Duta Besar RI
untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia, Hamzah Thayeb kepada ANTARA
London, Senin.
Bagi Inggris tahun 2012 cukup padat,
disela-sela kesibukan Ratu Elizabeth II yang merayakan 60 tahun naik takhta
(Diamond Jubilee) dan juga penyelenggaraan pesta olahraga internasional
Olimpiade dan Paralympic, undangan itu pun diajukan kembali saat Perdana
Menteri Inggris David Cameron berkunjung
ke Indonesia April lalu.
Undangan Ratu Elizabeth dan Pemerintah
Inggris bukan sekedar basa basi kalau saja Indonesia tidak dipandang sebagai
negara besar dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta serta negara
dengan demokrasi dan penduduk Muslim terbesar.
Kebesaran nama Indonesia dan juga keberhasilan yang diraih setelah
Reformasi, membuat Inggris memandang Indonesia sebagai suatu negara yang sangat
penting.
Bahkan nama Indonesia disebut sebut
oleh David Cameron pada saat menyampaikan sambutannya dalam konferensi Partai
Conservative di Birmingham baru-baru ini.
Hal itu juga diperkuat dengan kunjungan
delegasi parlemen Inggris yang berjumlah tujuh orang terdiri dari enam anggota Parlemen Inggris dari partai politik
yang berbeda (cross party) dan seorang
anggota sekretariat Parlemen Inggris ke Indonesia Juni lalu.
"Disebutkan Indonesia merupakan
negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara, dengan jumlah penduduk Muslim
terbesar di dunia dan menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,"
demikian laporan dari hasil kunjungan anggota Parlemen Inggris ke Indonesia
yang ditulis anggota Parlemen partai Anne McGuire dari Partai Buruh.
Kunjungan Parlemen tersebut selain
dimaksudkan untuk memperkuat hubungan kerjasama bilateral antara Parlemen
Inggris dengan Parlemen Indonesia, juga ditujukan untuk mengetahui lebih jauh
mengenai sistem parlementer yang diterapkan di Indonesia.
Juga bertukar pandangan mengenai
berbagai isu kerjasama bilateral maupun internasional yang menjadi kepentingan
bersama.
"Kunjungan juga merupakan salah
satu bentuk implementasi konkrit bagi peningkatan dan penguatan kerjasama
bilateral Indonesia," kata Dubes Hamzah Thayeb.
Keberhasilan Indonesia dalam bidang
ekonomi di saat berbagai negara mengalami resesi dan di Eropa terjadi krisis
ekonomi termasuk di Inggris, membuat Inggris semakin melihat jauh ke Indonesia.
"Indonesia menuju ekonomi terbesar enam di dunia," ujar PM
Cameron saat memberikan kuliah umum di Universitas Al Azhar, Jakarta ketika
berkunjung ke Indonesia April lalu.
Dengan tegas Cameron memuji Indonesia
"Right now this country ¿ your country - is one of the most exciting and
dynamic places on the planet. You have made it that way".
Lalu Cameron pun dengan bahasa
Indonesia sleng menyebutkan "Saya salut dengan anda".
Indonesia mampu
Pujian PM Cameron memang bukan basa basi karena dengan bahasa Indonesia ia
pun menyebutkan bahwa Indonesia mampu memimpin dunia.
Kata-kata yang diucapkannya dengan bahasa Indonesia dimaksudkan agar
seluruh masyarakat Indonesia tahu kalau kita mampu memimpin dunia kalau mau.
Di Asia Tenggara, Indonesia yang tahun
lalu menjadi ketua ASEAN dan adanya pencitraan Bahasa Indonesia menjadi bahasa
ASEAN, merupakan langkah awal apa yang disampaikan oleh Cameron.
Bahkan Indonesia satu satunya negara di
Asia Tenggara yang masuk dalam G20 bersama negara besar dunia lainnya dan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun mengikuti berbagai pertemuan yang digelar
oleh G20.
Apakah itu bukan suatu pengakuan dunia
kalau Indonesia adalah negara yang akan dapat memimpin dunia?
Di bidang ekonomi, investasi dan perdagangan, Inggris adalah salah satu
penanaman modal yang signifikan di Indonesia.
Indonesia merupakan mitra penting bagi
Inggris, dan pemerintah Inggris berkomitmen untuk membangun hubungan yang lebih
mendalam di antara kedua negara.
Dubes Inggris di Indonesia Mark Canning
mengakui Indonesia merupakan pasar
berkembang yang besar bagi produk-produk serta jasa pelayanan Inggris, dimana
Inggris menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia.
Inggris dan Indonesia bekerja sama di G20,
PBB, dan lainnya untuk menanggulangi beberapa permasalahan sulit yang tengah
dihadapi dunia, yakni meningkatkan ekonomi global, mengatasi perubahan iklim,
memerangi ekstrimisme dan terorisme, memberantas penyebaran senjata nuklir dan
senjata lainnya, mendorong perdagangan yang lebih bebas.
Isu terorisme pun menjadi perhatian
pemerintah di Inggris, dengan kesediaan "Metropolitan Police dan Joint
Terrorism Analysis Center" (JTAC) mau menerima delegasi Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang melakukan kunjungan kerja ke Inggris Juni
lalu.
Pertemuan dengan Metropolitan Police
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kerjasama antara aparat penegak hukum
kedua negara di bidang kapasitas institusiona mengenai strategi dan
penanggulangan terorisme di Indonesia dan Inggris.
Strategi penanggulangan terorisme di
Inggris ditujukan untuk mengurangi seminim mungkin resiko ancaman teroris baik
di dalam negeri maupun kepentingan Inggris di luar negeri agar orang Inggris
dapat merasakan hidup yang aman dan bebas dari ancaman teroris.
Strategi penanggulangan teroris di
Inggris atau yang populer disebut sebagai CONTEST (Counter-Terrorism Strategy)
selalu dimutakhirkan untuk menjawab tingkat ancaman teroris yang senantiasa
berubah dari waktu ke waktu.
Hubungan antar manusia, khususnya
melalui pendidikan dan pariwisata, merupakan hal yang penting dan semakin
berkembang.
Pemerintah Inggris menempatkan upaya
untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara yang sedang berkembang pesat
seperti Indonesia, di posisi teratas agenda pemerintah.
"Hubungan kemitraan seperti inilah
yang sedang dibangun," ujar Dubes Hamzah Thayeb.
Begitupun di bidang kebudayaan, Inggris
merupakan negara yang memiliki grup gamelan yang terbesar di dunia dengan
jumlah 300 kelompok yang berkembang di berbagai universitas bahkan gamelan
diajarkan di universitas di York sejak 30 tahun lalu.
Undangan yang akhirnya dapat dipenuhi
oleh Presiden Bambang Yudhoyono ini diharapkan akan semakin memperkokoh
hubungan kedua negara setelah dalam sejarah kedua negara, Ratu Inggris Raya
Elizabeth II melakukan Kunjungan
Kenegaraan ke Jakarta pertama kali pada 1974.
Waktu itu Ratu Elizabeth didampingi
suaminya, Pangeran Phillip. Kemudian Presiden Soeharto melakukan kunjungan
balasan pada 1979.
***1***
(T.H-ZG/B/A025/A025) 29-10-2012
10:30:46