Senin, 29 Oktober 2012

ORANG HUTAN


               
               
YAYASAN ORANGUTAN ADAKAN ROADSHOW DI INGGRIS

          London 25/10 (ANTARA) - Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-  Orangutan Information Centre (YOSL-OIC), melakukan roadshow kampanye publik tentang pentingnya upaya penyelematan hutan tropis dan orangutan Sumatra di beberapa tempat di UK.

         direktur sekaligus pendiri YOSL-OIC, Panut Hadisiswoyo kepada ANTARA London, Kamis mengatakan roadshow yang dilakukannya antara lain dengan memberi ceramah dan kuliah umum di beberapa tempat di UK seperti Oxford Brookes University, Oxford, Bristol Zoo Gardens, Bristol, Natural History Museum, London di David Attenborough Studio), Chester Zoo, Russell Allan Lecture Theatre, Chester  dan Bradford University, School of Management.

        Selain jadwal roadshow kampanye spotlight Sumatera yang berlangsung dari tanggal 20 hingga 31 Oktober mendatang, Panut juga akan mengunjungi beberapa organisasi lain dalam rangka menggalang dukungan untuk konservasi hutan tropis di Sumatera.

        Menurut Panut dalam beberapa pertemuan masyarakat Inggris Raya memberikan tanggapan yang positif terhadap Spotlight Sumatra.

        Di Oxford Brookes University dan Bristol Zoo misalnya masing-masing kegiatan dihadiri lebih 100 orang yang mendengarkan kuliah umum yang disampaikan Panut Hadisiswoyo dengan tajuk ancaman deforestasi terhadap orangutan Sumatera dan ekosistem global.

        Dalam kuliah umum Panut memaparkan tentang tantangan dalam konservasi orangutan Sumatera misalnya tingginya kasus konflik antara manusia dan orangutan sehingga banyak orangutan  yang mati terbunuh atau ditangkap untuk perdagangan ilegal.

        Panut memaparkan organisasinya tidak menentang dan memboikot sawit akan tetapi menentang perluasan sawit ke kawasan hutan tropis karena hutan tropis bukan untuk dieksploitasi sebagai lahan perkebunan akan tetapi harus dipertahankan untuk menciptakan keseimbangan ekosistem, habitat satwa liar.

   
¿Hal yang lebih penting adalah penyerap karbon untuk mencegah pemanasan global dan penyedia jasa lingkungan lainnya yang tidak ternilai harganya seperti sumber air bersih, pengatur iklim, dan sumber plasma nutfah,¿ ujarnya.

   
Hilangnya hutan tropis merupakan bencana ekologis terbesar dalam peradaban umat manusia. Oleh karena itu, Panut menekankan perlunya mendukung pemerintah Indonesia agar sawit di Indonesia diproduksi dengan prinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan dan upaya sertifikasi sawit berkelanjutan harus direalisasikan.

   
Panut juga memaparkan upaya-upaya yang sudah dilakukan organisanya untuk menekan laju deforestasi dan menyelamatkan orangutan Sumatera. Salah satu program yang membuat pengunjung tertarik adalah program restorasi hutan di Taman Nasional Gunung Leuser yang telah menunjukkan hasil positif dengan melibatkan masyarakat lokal.

   
Banyak pengunjung memberikan pertanyaan salah satunya kenapa sawit harus ditanam di kawasan hutan tropis, apa peran pemerintah indonesia dalam mengontrol pemberian ijin pembukaan lahan untuk sawit, apakah bisa hutan dibeli oleh pihak NGO untuk dijadikan habitat orangutan, bagaimana masa depan hutan Indonesia apabila permintaan sawit terus meningkat, dan lain-lain.

        Dalam diskusinya, Panut menekankan walau deforestasi masih terus terjadi di Indonesia, namun dirinya yakin bahwa harapan untuk hutan Sumatera masih ada.

        "Namun harapan itu perlu diikuti dengan aksi nyata dan komitmen dari kita semua termasuk pemerintah Indonesia, masyarakat, dan sektor swasta. Aksi nyata dan komitmen itu harus dilakukan sekarang dan saat ini," ujarnya.

    ***3***
T.ZG/B/Z003)
(T.H-ZG/B/Z003/Z003) 25-10-2012 14:39:26

Tidak ada komentar: