WNI
TERIMA PENGHARGAAN DR. GUISLAIN AWARD PERDANA
London, 15/10 (ANTARA) - Seorang warga negara Indonesia, Bagus Utomo,
terpilih dari 20 kandidat lainnya dari seluruh dunia mendapatkan kehormatan
menerima Dr. Guislain Award Perdana dari Dr. Guissain Museum, di hadapan lebih
dari 200 undangan dari kalangan medis dan masyarakat umum, di Brusel.
Dr. Guislain Award diberikan kepada
orang-orang yang dinilai melakukan upaya besar dalam mengubah stigma negatif
masyarakat terhadap penyakit mental, demikian Sekretaris Ketiga Fungsi
Pensosbud Diplik KBRI Brussel, Mulyanto Sastrowiranu kepada ANTARA London,
Senin.
Dalam proses pemilihan calon, Museum Dr.
Guislain menerima masukan dari masyarakat umum, dan pemilihan pemenang ditentukan oleh enam orang juri, yang salah satunya adalah Patrick
Kennedy, mantan US Congressman yang juga co-founder dan co-chairman institusi
One Mind for Research.
Nama Dr. Guislain Award diambil dari
nama dokter dan psikiater Belgia, Dr. Jozef Guislain (1797-1860), yang terkenal
sebagai Profesor di Universitas Ghent dan Kepala Psychiatric Hospital (Guislain
Institute).
Ia menggunakan metode baru pada
masanya dalam perawatan pasien sakit jiwa. Dia meninggalkan metode sebelumnya,
dimana pasien rumah sakit jiwa dirantai dan disekap dalam ruangan yang
tertutup.
Setelah wafat, rumah sakit jiwa
yang dikepalai Dr. Guislain dinamai Dr. Guislain Psychiatric Center, dan pada
tahun 1986 fungsi rumah sakit tersebut diubah menjadi museum. Saat ini, Museum
Dr. Guislain menjalankan misi untuk mengubah stigma negatif masyarakat di
berbagai negara di dunia mengenai penyakit kejiwaan dan pasien penyakit
kejiwaan.
Sebagai orang yang tidak memiliki
latar belakang medis atau psikologi, Bagus tergerak untuk mengajak orang lain
peduli mengenai penyakit kejiwaan terinspirasi penyakit schizophrenia yang
diderita kakaknya.
Bagus Utomo mendirikan Komunitas Peduli Skizofrenia
Indonesia (KPSI), yang diawali dengan membuat grup KPSI di Facebook, saat ini
sudah diikuti oleh lebih dari 6.000 anggota.
Beberapa grup KPSI ¿lokal¿ di
beberapa kota di Indonesia, didirikan antara lain Yogyakarta dan Medan, dengan
kegiatan antara lain workshop dan seminar edukasi yang bertujuan untuk
memberikan pemahaman kepada masyarakat
di Indonesia mengenai penyakit kejiwaan.
Selain itu, KPSI juga
menyelenggarakan pertemuan-pertemuan untuk menyalurkan aktifitas dan
kreatifitas penyandang penyakit kejiwaan seperti pameran hasil karya seni yang
diciptakan oleh penyandang penyakit kejiwaan.***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/M020/M020) 15-10-2012
23:18:42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar