FILM
INDONESIA HADIR DI FESTIVAL FILM OSLO
London, 13/10 (ANTARA) - Tiga film karya sutradara Indonesia, Joko
Anwar Kala, Pintu Terlarang, dan Modus
Anomali hadir pada Festival Films from the South di Oslo, yang berlangsung dari
tanggal 4 hingga 14 Oktober mendatang.
Di samping tiga film Joko Anwar, Film
Kebun Binatang karya sutradara Edwin juga turut diputar di festival ini, kata
Sekretaris Tiga KBRI Oslo, Dyah Wisnu Kusumawardani kepada ANTARA London,
Sabtu.
Festival Films from the South
merupakan ajang tahunan di Oslo, Norwegia, diikuti sineas dan film dari
berbagai negara di belahan lain dunia, umumnya di negara berkembang.
Selain memperkenalkan budaya asing
melalui film, pascatragedi 22 Juli acara seni-budaya semacam ini merupakan alat
yang efektif untuk meningkatkan integrasi masyarakat di Norwegia, yang kini
semakin multikultural.
Pada acara masterclass, Joko
menyampaikan kegembiraannya dapat hadir di Oslo mewakili Indonesia pada
festival ini.
Dikatakannya, dua tahun yang lalu ia
juga diundang bersama Garin Nugroho, namun sayangnya tidak dapat hadir karena
kesibukan dengan proyek musikalnya.
Hadir dalam acara masterclass tersebut,
Dubes RI di Oslo, Esti Andayani, yang menyampaikan rasa bangganya bahwa empat
film Indonesia diputar pada festival tahun ini.
Berbicara dengan Artistic Director
Films from the South, Lasse Skagen, Dubes Esti menyampaikan apresiasinya
terhadap penyelenggaraan acara dan perhatian yang diberikan panitia terhadap
film-film Indonesia.
"Film Indonesia kini cukup maju, semakin
bermutu dan bernilai artistik. Senang dapat melihat film Indonesia diputar pada
berbagai festival di dunia," ujarnya.
Membuka masterclass dengan Joko Anwar,
Lasse menggarisbawahi bahwa perfilman Indonesia juga mewakili kawasan Asia dan
telah menghasilkan banyak film berkualitas. "Oleh karena itu, perfilman
Indonesia patut diamati," ujarnya.
Lasse Skagen mengatakan ia sudah sejak lama
mengikuti jejak karir Joko. "Kami sudah mengikuti jejak karir Joko sejak
lama, perkembangan karyanya, dan kami sangat senang akhirnya dapat menghadirkan
Joko di Oslo," ujarnya.
Dalam masterclass yang dipandu Kalle
Løchen - editor senior majalah Film & Kino, Joko mengatakan perfilman
Indonesia belum dapat disebut sebagai industri, karena belum cukup kuat.
Misalnya, sutradara masih harus datang
sendiri ke pemilik bioskop untuk meminta agar film mereka diputar.
Kadang-kadang film dapat menjadi box office, namun sering pula tidak.
Joko juga menyampaikan perkembangan
perfilman Indonesia kini semakin maju. Dulu, hanya terdapat satu sekolah yang
mengajarkan perfilman, yaitu Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Menurut Joko, ia belajar perfilman secara
otodidak, dengan langsung terjun di lapangan.
Namun, kini sudah terdapat tiga sekolah
yang mengajarkan perfilman, yang menghasilkan bakat-bakat baru bagi dunia
perfilman Indonesia. Dirinya merasa senang dengan perkembangan perfilman
Indonesia tersebut.
Ditanya mengenai genre filmnya, Joko
mengungkapkan dirinya tidak ingin distereotipekan dengan aliran tertentu.
Berbagai filmnya menampilkan genre yang berbeda, seperti komedi pada Janji
Joni, thriller pada Kala, Pintu Terlarang dan Modus Anomali.
Mengenai karyanya, Joko mengatakan
bahwa karakteristik penyampaian ceritanya juga dilakukan melalui pengambilan
dan editing gambar yang sesuai dengan setting waktu yang dapat dikatakan
'timeless'.
Masterclass Joko mendapatkan sambutan
cukup hangat dari pengamat dan pencinta film di Oslo, dengan diskusi yang cukup
interaktif. Acara dilanjutkan dengan pemutaran film Kala.
Respons hadirin terhadap film tersebut
sangat bagus, dan bahkan diskusi pada masterclass berlanjut setelah pemutaran
film tersebut. Acara berakhir dengan tepuk tangan panjang bagi Joko. ***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/H-KWR/H-KWR) 13-10-2012
20:56:01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar