SEKOLAH INDONESIA BEOGRAD GELAR
PENDIDIKAN JARAK JAUH
Oleh Zeynita Gibbons
Usai makan malam putra putri diplomat
Indonesia yang berada di kawasan Eropa Timur seperti, Sofia, Bucharest,
Sarajevo, Praha, Bratislava, Wina dan bahkan sampai di Stockholm siap di depan
komputer.
Skype pun mereka nyalakan, sementara Kepala
Sekolah Indonesia Beograd (SIB), Busjra Sampono bersama guru sekolah SIB
lainnya berada di dalam kelas yang terletak satu gedung dengan KBRI Serbia di
Bulevar Kneza Aleksandra Karadjordjevica -
juga sudah siap di depan komputer dan buku pelajaran.
Pelajaran Jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan teknologi komunikasi
seperti Skype merupakan satu satunya di
dunia bagi putra putri diplomat Indonesia yang berada di luar negeri.
Saat ini siswa PJJ Beograd mencapai 27 orang yang
mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, PKn, dan IPS/
Sejarah, selain masih menyelenggarakan
pendidikan secara tatap muka antara guru dan murid.
Kepala SIB, Busjra Sampono ketika ditemui ANTARA London, di ruang
kerjanya awal pekan mengatakan SIB
diakui berdasarkan SK Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No 0128 dan resmi memulai program PJJ-nya pada tanggal 17 Januari tahun lalu.
Dikatakannya keputusan diambil setelah
dimusyawarahkan dalam rapat staf KBRI dan para guru SIB yang dipimpin Duta
Besar RI untuk Serbia Semuel Samson.
Menurut Busjra, program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ/ distance learning)
direncanakan sudah sejak tahun 2007, namun baru dapat terlaksana pada 17
Januari tahu lalu.
"Dubes Semuel Samson sangat antusias untuk mengembangan SIB ke
depan," ujarnya, seraya menambahkan bahwa PJJ-SIB juga mendapatkan respons
positif dari para orang tua dan murid dari KBRI kawasan seperti Sofia,
Bukarest, Wina, Bratislava, Wina, Stockholm dan Sarajevo.
Hal itu diakui Dubes Samuel Samson kepada ANTARA secara terpisah, bahwa
Sekolah Internasional Belgia mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam
mengembangkan 'soft' diplomasi.
Indonesia yang telah menjadi kekuatan ekonomi dunia perlu memikirkan
lebih jauh dengan membuka sekolah internasional layaknya seperti British
Internasional School atau lainnya khususnya di wilayah Balkan.
Saat ini di seluruh dunia terdapat sebanyak 13 sekolah Indonesia luar negeri, dan SIB
merupakan satu dari tiga Sekolah Indonesia di Eropa, di samping SIN Wassenaar
dan SI Moscow. Namun, SIB satu-satunya yang menyelenggarakan program PJJ.
Sekolah Indonesia Beograd disingkat SIB, didirikan pada tanggal 13
Februari 1967 oleh Masyarakat Indonesia
(Masindo) di Beograd, dengan tujuan untuk menampung dan mendidik anak-anak
Masindo di Beograd yang masih berumur sekolah, yang keberadaannya diakui oleh
SK bersama Mendikbud dan Menlu RI tahun 1976.
Salah satu misi SIB sebagai bagian dari ¿Soft Diplomacy¿ adalah ikut
aktif berpartisipasi mendukung misi KBRI dalam mempromosikan multiragam seni
dan budaya bangsa kita kepada masyarakat setempat.
Sempat dibubarkan
Dalam perjalanannya yang hampir setengah
abad SIB mengalami perkembangan pasang surut, dan bahkan pernah dibubarkan,
ujar Busjra Sampono yang beristrikan
wanita Serbia.
Dikatakannya dari Proses Belajar Mengajar (KBM) di Sekolah Indonesia
Beograd (SIB) profilnya sudah
berubah menjadi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk siswa yang
berada di kawasan Eropa Tengah seperti Sofia, Bucharest, Bratislava, Praha,
Wina, Sarajevo, dan Stockholm.
Diakuinya beberapa orangtua murid di kawasan Balkan menginginkan anaknya
ikut pendidikan PJJ SIB, agar bila kembali ke Tanah Air anak-anak tidak tercabut dari akar budaya
bangsa.
Busjra Sampono, ayah dua anak yang berangkat dewasa menjadi kepala
sekolah SIB sejak tahun 1994 ini
mengakui pendidikan yang diberikan kepada siswa berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
yang ditetapkan Kemendikbud.
"Buku yang kami gunakan dan
menjadi pegangan sama dengan buku yang digunakan di sekolah-sekolah di
Indonesia dan SILN," ujar Busjra yang berasal dari Sumatra Barat.
Menurut Busjra, PJJ yang memanfaatkan teknologi komunikasi internet Skype
dan email dinilai cukup
efisien.
Dikatakannya SIB diresmikan Dubes Suhadi, dan menempati gedung
tersendiri di Jalan Radoja Dakica No. 1 dengan Kepala Sekolah ,Sukarno, untuk
periode 1967 - 1972.
Menurut Busjra, SIB berulang kali mengalami pindah tempat dan pernah memiliki gedung tersendiri di Jalan
Radoja Dakica No. 1 dan pada periode 1984 -1996 bergabung dengan gedung KBRI di
Bulevar Kneza Alexandria Karadjordjevica.
Pada periode 1997 -1998, SIB kembali memiliki gedung tersendiri di Jalan
Kostolacka serta di Jalan Mladena Stojanovica, dan akhirnya kembali ke gedung
KBRI di Bulevar Kneza Alexandria Karadjordjevica periode 1998 sampai sekarang.
Busjra mengakui secara keseluruhan
motivasi belajar siswa PJJ makin tinggi juga guru dalam mengajar ditunjang
dengan metode pembelajaran bervariasi. Namun buku pegangan PJJ (E-Learning)
perlu dilengkapi.
"SIB selalu mencari alternatif buku yang relevan baik dari sekolah
setempat maupun dari sekolah internasional," ujarnya.
Kegiatan keagamaan, khususnya bagi siswa yang beragama Islam berjalan
dengan baik begitupun dalam promosi budaya, siswa SIB selalu aktif
berpartisipasi setiap kali diperlukan.
Namun, Busjra mengharapkan adanya dukungan dan bantuan lebih lanjut dari
pihak Kemdiknas dan Kapusdiklat serta Kemlu dalam segala aspek pendidikan, agar
SIB terus berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan. ***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/H-KWR/H-KWR) 04-10-2012
22:38:12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar