Minggu, 07 Oktober 2012

SIB GELAR PJJ




SEKOLAH INDONESIA BEOGRAD GELAR PENDIDIKAN JARAK JAUH 

Oleh Zeynita Gibbons

          Usai makan malam putra putri diplomat Indonesia yang berada di kawasan Eropa Timur seperti, Sofia, Bucharest, Sarajevo, Praha, Bratislava, Wina dan bahkan sampai di Stockholm siap di depan komputer.   
    Skype pun mereka nyalakan, sementara Kepala Sekolah Indonesia Beograd (SIB), Busjra Sampono bersama guru sekolah SIB lainnya berada di dalam kelas yang terletak satu gedung dengan KBRI Serbia di Bulevar Kneza Aleksandra Karadjordjevica -  juga sudah siap di depan komputer dan buku pelajaran.    
   Pelajaran Jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan teknologi komunikasi seperti Skype  merupakan satu satunya di dunia bagi putra putri diplomat Indonesia yang berada di luar negeri.

        Saat ini  siswa PJJ Beograd mencapai 27 orang yang mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, PKn, dan IPS/ Sejarah,  selain masih menyelenggarakan pendidikan secara tatap muka antara guru dan murid.   
   Kepala SIB, Busjra Sampono ketika ditemui ANTARA London, di ruang kerjanya awal pekan mengatakan  SIB diakui berdasarkan  SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 0128 dan resmi memulai program PJJ-nya pada tanggal 17  Januari tahun lalu.

        Dikatakannya keputusan diambil setelah dimusyawarahkan dalam rapat staf KBRI dan para guru SIB yang dipimpin Duta Besar RI untuk Serbia Semuel Samson.   
   Menurut Busjra, program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ/ distance learning) direncanakan sudah sejak tahun 2007, namun baru dapat terlaksana pada 17 Januari tahu lalu.   
   "Dubes Semuel Samson sangat antusias untuk mengembangan SIB ke depan," ujarnya, seraya menambahkan bahwa PJJ-SIB juga mendapatkan respons positif dari para orang tua dan murid dari KBRI kawasan seperti Sofia, Bukarest, Wina, Bratislava, Wina, Stockholm dan Sarajevo.   
   Hal itu diakui Dubes Samuel Samson kepada ANTARA secara terpisah, bahwa Sekolah Internasional Belgia mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam mengembangkan 'soft' diplomasi.   
   Indonesia yang telah menjadi kekuatan ekonomi dunia perlu memikirkan lebih jauh dengan membuka sekolah internasional layaknya seperti British Internasional School atau lainnya khususnya di wilayah Balkan.   
   Saat ini di seluruh dunia terdapat sebanyak  13 sekolah Indonesia luar negeri, dan SIB merupakan satu dari tiga Sekolah Indonesia di Eropa, di samping SIN Wassenaar dan SI Moscow. Namun, SIB satu-satunya yang menyelenggarakan program PJJ.   
   Sekolah Indonesia Beograd disingkat SIB, didirikan pada tanggal 13 Februari 1967  oleh Masyarakat Indonesia (Masindo) di Beograd, dengan tujuan untuk menampung dan mendidik anak-anak Masindo di Beograd yang masih berumur sekolah, yang keberadaannya diakui oleh SK bersama Mendikbud dan Menlu RI tahun 1976.   
   Salah satu misi SIB sebagai bagian dari ¿Soft Diplomacy¿ adalah ikut aktif berpartisipasi mendukung misi KBRI dalam mempromosikan multiragam seni dan budaya bangsa kita kepada masyarakat setempat.

       
            Sempat dibubarkan
    Dalam perjalanannya yang hampir setengah abad SIB mengalami perkembangan pasang surut, dan bahkan pernah dibubarkan, ujar  Busjra Sampono yang beristrikan wanita Serbia.   
   Dikatakannya dari Proses Belajar Mengajar (KBM) di Sekolah Indonesia Beograd (SIB)  profilnya sudah berubah  menjadi  Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk siswa yang berada di kawasan Eropa Tengah seperti Sofia, Bucharest, Bratislava, Praha, Wina, Sarajevo, dan Stockholm.   
   Diakuinya beberapa orangtua murid di kawasan Balkan menginginkan anaknya ikut pendidikan PJJ SIB, agar bila kembali ke Tanah Air  anak-anak tidak tercabut dari akar budaya bangsa.   
   Busjra Sampono, ayah dua anak yang berangkat dewasa menjadi kepala sekolah SIB  sejak tahun 1994 ini mengakui pendidikan yang diberikan kepada siswa berpedoman pada  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang ditetapkan Kemendikbud.   
"Buku yang kami gunakan dan menjadi pegangan sama dengan buku yang digunakan di sekolah-sekolah di Indonesia dan SILN," ujar Busjra yang berasal dari Sumatra Barat.   
   Menurut Busjra, PJJ yang memanfaatkan teknologi komunikasi internet  Skype  dan email dinilai  cukup efisien.   
  Dikatakannya SIB diresmikan Dubes Suhadi, dan menempati gedung tersendiri di Jalan Radoja Dakica No. 1 dengan Kepala Sekolah ,Sukarno, untuk periode 1967 - 1972.   
   Menurut Busjra, SIB berulang kali mengalami pindah tempat dan  pernah memiliki gedung tersendiri di Jalan Radoja Dakica No. 1 dan pada periode 1984 -1996 bergabung dengan gedung KBRI di Bulevar Kneza Alexandria Karadjordjevica.   
   Pada periode 1997 -1998, SIB kembali memiliki gedung tersendiri di Jalan Kostolacka serta di Jalan Mladena Stojanovica, dan akhirnya kembali ke gedung KBRI di Bulevar Kneza Alexandria Karadjordjevica periode 1998  sampai sekarang.

        Busjra mengakui secara keseluruhan motivasi belajar siswa PJJ makin tinggi juga guru dalam mengajar ditunjang dengan metode pembelajaran bervariasi. Namun buku pegangan PJJ (E-Learning) perlu dilengkapi. 
   "SIB selalu mencari alternatif buku yang relevan baik dari sekolah setempat maupun dari sekolah internasional," ujarnya.   
   Kegiatan keagamaan, khususnya bagi siswa yang beragama Islam berjalan dengan baik begitupun dalam promosi budaya, siswa SIB selalu aktif berpartisipasi setiap kali diperlukan.   
  Namun, Busjra mengharapkan adanya dukungan dan bantuan lebih lanjut dari pihak Kemdiknas dan Kapusdiklat serta Kemlu dalam segala aspek pendidikan, agar SIB terus berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan.  ***3*** (ZG)     


 

(T.H-ZG/B/H-KWR/H-KWR) 04-10-2012 22:38:12

Tidak ada komentar: