GELAR
FESTIVAL BUDAYA INDONESIA DI NUERNBERG JERMAN
London,16/10 (ANTARA) -
Perkumpulan masyarakat Indonesia Jerman yang dikenal sebagai "Indonesia
Nuernberg" menyelenggarakan festival antar budaya dengan motto "Batik
menghubungkan kita" atau dalam bahasa Jerman "Batik verbindet
uns".
Festival dihadiri tidak kurang 250
pengunjung bertempat di Kultur Garten yang berada ditengah kota Nuernberg
Jerman Selatan pada akhir pekan.
Ketua Penyelenggara kegiatan Dwi Anoraganingrum kepada ANTARA London, Selasa mengatakan
sejak UNESCO meresmikan seni batik
Indonesia menjadi "Warisan Dunia" yang hidup pada 2009, Presiden
Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Hari Batik, keberadaan Batik di
dunia internasional makin dikenal.
Dalam acara festival antar budaya itu
hadir Konjen RI di Frankfurt, Damos
Dumoli Agusman serta Perwakilan Persatuan Afro-Deutsche, Barbara Steiniger dan
Kepala Dinas Budaya kota Nürnberg,
Jürgen Markwith yang dalam sambutannya
berharap acara ini dapat
berlanjut dan menjadi agenda rutin kota Nuernberg.
Sementara itu Konjen KJRI Frankfurt,
Damos Dumoli Agusman mengaku bangga atas inisiatif masyarakat Indonesia yang
berada di Jerman dalam mensosialisasikan batik Indonesia, "Baru kali ini
saya melihat fashion show batik yang dijahit sendiri oleh anggota masyarakat
setempat. tentunya ini akan membuat batik lebih membumi dengan masyarakat
Jerman"
Dalam festival antar budaya yang digelar
dalam rangka "Hari Batik" serta peringatan 60 tahun hubungan
diplomasi antara Indonesia dan Jerman juga digelar Workshop Batik untuk
anak-anak yang dibimbing Ibu Anne Sonia.
Ahli ahli Batik asal Jerman
seperti Joachim Blank dan Annegret Haake dari Kronberg, memberi
penjelasan mengenai batik dalam bahasa Jerman.
Annegret Haake adalah penulis buku tentang Batik Jawa yang juga
memamerkan sebagian koleksi batik
pribadinya yang klasik. Semenatara ahli batik asal Indoensia yang tinggal di
Berlin, Niyah Dewi mendemonstrasikan
penulisan Batik klasik.
Acara ini didukung oleh Departmen Budaya Kota
Nürnberg, KJRI Frankfurt, IndoCon, Kultur Garten, Afrika Recycled,
Afro-Deutsche, African Fashion, Kinder Museum, Indigoes, Batix, Snap, Kanue dan
Dolleadoll Indonesia.
Festival juga dimeriahkan tarian Jawa
"Jingkrung kuoso" oleh Tarasita Gilar, mahasiswi Indonesia di
Mannheim, musik tradisional dari Group
Angklung KJRI-Frankfurt dan group Trommel Afrika dari Afro-Deutsche serta musik
modern dari Band Indigoes Nuerrnberg.
Acara
ditutup dengan peragaan busana desainer
Katharina Nugraha. Ibu muda yang tinggal di Nuernberg ini merancang dan
menjahit sendiri semua busana batik yang diperagakan oleh lima orang model
berasal dari Indonesia, Jerman, Spanyol
dan Afrika.
***2***(ZG)
(T.H-ZG/B/M019/M019) 16-10-2012
05:28:51
Tidak ada komentar:
Posting Komentar