PERTEMUAN GUBERNUR-WALI KOTA "ASEM" DI BERLIN
London, 22/10
(ANTARA) - Sedikitnya 80 delegasi mewakili 20 kota dari 20 negara, serta
perwakilan organisasi internasional di Asia dan Eropa, menghadiri pertemuan 2nd
Asia-Europe Meeting (ASEM) for Governors and Mayors, di kantor wali kota
Berlin, 18 dan 19 Oktober 2012 lalu.
Pada pertemuan
yang berlangsung di gedung yang dikenal dengan Rote Rathaus, delegasi Indonesia
dipimpin Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan, dan
Transportasi, Prof Dr Ir Sutanto Soehodho MEng, ujar Sekretaris II-Penerangan
Sosial dan Budaya KBRI Berlin, Purno Widodo kepada ANTARA London, Minggu.
Dia
menyebutkan, dalam pertemuan itu juga hadir pejabat Pemprov DKI Jakarta,
perwakilan dari Direktorat Kerja sama Intrakawasan Amerop Kemlu RI, serta Kuasa
Usaha ad interim KBRI Berlin, R Kusuma Pradopo.
Hadir pula
Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012 sebagai tamu undangan khusus
dari Wali Kota Berlin, Klaus Wowereit.
Fauzi Bowo
merupakan inisiator dan tuan rumah pertemuan sebelumnya, yaitu The 1st
Asia-Europe Meeting (ASEM) for Governors and Mayors, Oktober 2010 di Jakarta.
Kuasa Usaha ad
interim KBRI Berlin, R Kusuma Pradopo menegaskan peran penting yang pernah dan
akan terus dilakukan Jakarta sebagai sebuah kota besar yang melahirkan ide
mengenai pembentukan forum ini.
Dia
menyatakan, di masa depan, forum ini akan terus menjadi forum dialog yang
efektif antarpengelola kota-kota besar di Asia dan Eropa dalam menghadapi
berbagai tantangan baru di era globalisasi yang mengharuskan kota besar
melakukan perubahan struktural baik pada aspek ekonomi, demografi, dan budaya.
Perubahan
tersebut tidak lain bertujuan untuk menciptakan sinergi antara pertumbuhan
ekonomi, kohesi sosial, dan kelestarian lingkungan yang menunjang peningkatan
kualitas hidup di perkotaan, ujar Kusuma lagi.
Pertemuan 2nd
ASEM MGM mengambil tema "ASEM Goes Local: Strategies for Change", dan
membahas isu utama yang dihadapi kota besar di Asia dan Eropa yaitu perubahan
iklim, pelayanan kesehatan, urbanisasi, migrasi, integrasi sosial, dan upaya
membangun good governance pada tingkat lokal.
Wali Kota
Berlin, Klaus Wowereit, dalam sambutan pembukaan acara itu mengatakan bahwa
kota-kota besar di Asia dan Eropa dewasa ini berkembang pesat menjadi
pusat-pusat metropolitan.
Perkembangan
diikuti pula dengan semakin kompleksnya tantangan yang harus dihadapi dan
dicarikan solusinya oleh pemerintah di tingkat lokal, ujar dia lagi.
Wowereit
menjelaskan, Forum 2nd ASEM MGM ini dimaksudkan sebagai wahana para pimpinan di
tingkat kota untuk saling berdialog, serta tukar menukar pengalaman terutama
untuk mengatasi masalah yang dihadapi berbagai kota besar.
Mantan
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengingatkan kembali pertemuan pertama di
Jakarta dua tahun lalu merupakan babak baru di dalam kerangka kerja sama ASEM
dalam membangun platform bagi terjalin dialog antarpemerintah kota untuk
mendorong penguatan good governance dengan menjunjung prinsip demokrasi.
Dia
mengemukakan, ketika kota besar dihadapkan dengan tantangan globalisasi yang
makin kompleks, akan memicu pemerintah kota untuk memikirkan kepemimpinan
seperti apa yang harus dijalankan guna menciptakan kualitas kehidupan yang
lebih baik bagi penduduknya.
Menteri Luar
Negeri Jerman, Guido Westerwelle, mengaku mengamati adanya perubahan signifikan
dalam tatanan politik global dengan negara berkembang dan emerging economies
kini justru semakin menunjukkan pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dua
dekade yang lalu.
Negara-negara
tersebut saat ini telah menjadi pusat-pusat baru perekonomian dunia, seperti di
kawasan Asia yang telah berkontribusi pada sepertiga dari pendapatan domestik
(GDP) dunia, kata dia.
Karena itu,
ujar Guido, Jerman menyusun strategi baru di bidang politik luar negeri untuk
lebih meningkatkan kerja sama dengan pusat-pusat ekonomi baru (emerging
economies).
Deputi
Gubernur DKI Jakarta Prof Sutanto Soehodho, mempresentasikan strategi dan
langkah yang diambil Pemprov DKI Jakarta dalam mengantisipasi dampak perubahan
iklim.
Strategi itu
di antaranya membangun infrastruktur penanggulangan banjir, car-free day, uji
emisi kendaraan bermotor, manajemen sampah, dan menyusun percontohan (pilot
project) bangunan berwawasan lingkungan.
Sejumlah
langkah tersebut, menurut dia, sejalan dengan komitmen kota Jakarta untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen pada tahun 2030.
Pada akhir
pertemuan, peserta mengadopsi "Berlin Declaration" yang berisikan
keinginan gubernur dan wali kota untuk senantiasa berdialog dan tukar
pengalaman bagi pembangunan politik dan ekonomi di perkotaan.
Para gubernur
dan wali kota menyatakan penting pengembangan energi terbarukan, kebijakan
ramah lingkungan, pengembangan kawasan perkotaan yang mengakomodir keragaman
budaya, serta mewujudkan tata pemerintahan kota yang modern, transparan dan
demokratis.
Pertemuan 3rd
ASEM Meeting for Governors and Mayors direncanakan berlangsung di Bangkok pada
tahun 2014.***3***
(T.H-ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar