INDONESIA-JERMAN
KERJA SAMA GARAP ENERGI PANAS BUMI
London, 23/9 (ANTARA) - Duta Besar Indonesia
untuk Jerman Eddy Pratomo mengatakan sejumlah studi ilmiah dan survei
membuktikan Indonesia memiliki potensi energi panas bumi terbesar di dunia
hingga mencapai 40 persen dari cadangan panas bumi dunia.
Selama ini Jerman mengakui potensi
energi panas bumi di Indonesia, kata Dubes Pratomo dalam sambutannya yang
dikutip Counsellor Pensosbud KBRI Berlin Ayodhia G.L. Kalake, dan diterima
ANTARA London, Minggu.
Dubes Pratomo berbicara pada pembukaan
lokakarya Potensi Energi Panas Bumi Indonesia yang diselenggarakan KBRI Berlin
bekerja sama dengan Kementerian Ekonomi dan Teknologi Jerman, di Berlin.
Menurut Dubes, Jerman bahkan melakukan
kerja sama di sektor energi terbarukan termasuk energi panas bumi sebagai salah
satu upaya perlindungan iklim.
Lokakarya bertujuan menjaring pebisnis
dan teknologi energi panas bumi Jerman guna memperkuat kemitraan energi
Indonesia-Jerman.
Energi panas bumi sebagai sumber energi
terbarukan digunakan dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil di
Indonesia sangat besar.
Dikatakannya, berbagai proyek kerja
sama tersebut melibatkan penelitian dan pengembangan teknologi untuk
pengembangan energi panas bumi di daerah Aceh, Jawa Barat, dan Sulawesi sejak
2010.
Pada saat kunjungan Kanselir Jerman
Angela Merkel ke Indonesia Juli lalu, kedua negara menyepakati kemitraan
komprehensif sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Jakarta, meliputi
pengembangan kerja sama di bidang energi terbarukan termasuk energi panas bumi.
Dubes Pratomo menegaskan sudah saatnya
kedua negara mengisi kemitraan komprehensif tersebut dengan kegiatan kongkrit
yang dapat mendorong kerja sama di bidang energi panas bumi.
"Hal ini tidak hanya terfokus pada
riset dan teknologi, namun juga aspek ekonomi berupa pengembangan produksi,
kerjasama bisnis dan investasi," ujarnya.
Untuk itu, dalam rangka menindaklanjuti
kemitraan komprehensif, KBRI Berlin bekerja sama dengan Kementerian Ekonomi dan
Teknologi Jerman, menggelar lokakarya mengenai potensi panas bumi Indonesia
yang dihadiri sekitar 70 peserta yang berasal dari berbagai pemangku
kepentingan Jerman, termasuk pelaku bisnis, akademisi dan praktisi.
Direktur Energi Panas Bumi Kementerian
ESDM Sugiharto Harsoprayitno, Ketua Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Abadi
Poernomo dan Direktur PT Pertamina Geothermal Energy Slamet Riadhy berbicara
dalam forum itu.
Pembicara lainnya Dr. Makky Sandra Jaya
dari Deutsches GeoForschungsZentrum (GFZ), Robert Wilms dari Siemens AG Energie
Sektor, Renat Heuberger, Direktur South Pole Carbon Asset Management Ltd, serta
Wakil Presiden Asosiasi Panas Bumi Jerman Prof. Dr. Horst Rüter.
Antusias
Dalam sesi paparan dan diskusi terungkap antusiasme yang tinggi dari
pihak Jerman terhadap peluang merealisasikan potensi energi panas bumi
Indonesia tersebut.
Ditawarkan sekitar 54 proyek
pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia yang merupakan
bagian dari 'Fast Track Phase II' guna memenuhi target pencapaian penggunaan
energi panas bumi sejumlah 9500 MW tahun 2025.
Berbagai kendala dan resiko
pengembangan industri energi panas bumi dikupas dalam diskusi yang berlangsung
hangat di antaranya faktor "feed in tariff", lokasi area panas bumi
di dalam hutan lindung, upaya mitigasi resiko oleh pemerintah serta berbagai kebijakan
baru.***3***
(Tz.ZG)
(T.H-ZG/B/M016/M016) 23-09-2012
06:52:58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar