DUBES RI TERPILIH PRESIDEN KONFERENSI
NEGARA UNTOC
London, 16/10 (ANTARA) - Duta Besar RI Rachmat Budiman secara aklamasi
terpilih sebagai Presiden pada Konferensi Negara Pihak Konvensi PBB Menentang
Kejahatan Lintas Negara Terorganisir atau "Conference of the Parties to
the United Nations Convention against Transnational Organized Crime
(COP-UNTOC)".
Dubes RI terpilih pada hari pertama
penyelenggaraan Konferensi Negara UNTOC di Wina, Austria, Senin.
Konferensi yang diselenggarakan setiap
dua tahun sekali ini berlangsung sampai tanggal 19 Oktober dihadiri oleh 172 negara pihak dan peninjau
mewakili organisasi internasional dan organisasi non-pemerintah, kata
Counsellor Pensosbud PTRI Wina, Djati Ismojo kepada ANTARA London, Selasa.
Dalam sambutannya setelah terpilih
sebagai Presiden, Dubes Rachmat Budiman mengharapkan Konferensi dapat
menghasilkan keputusan yang sifatnya konkrit terkait dengan upaya global
menanggulangi kejahatan lintas negara terorganisir, termasuk keputusan tentang
mekanisme review implementasi Konvensi dan protokolnya oleh negara-negara
pihak.
Dubes
menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam menanggulangi
kejahatan lintas negara karena besar dampak yang ditimbulkan kejahatan
tersebut, tidak hanya terhadap keamanan tetapi juga kedaulatan negara.
Dua isu utama yang menjadi pokok
bahasan Konferensi adalah mekanisme review implementasi dan partisipasi
organisasi non-pemerintah atau NGO dalam mekanisme yang dibentuk dalam kerangka
COP-UNTOC.
Konferensi juga membahas implementasi
UNTOC dan tiga protokolnya oleh negara-negara pihak, bentuk dan dimensi baru
kejahatan lintas negara, kerja sama internasional, bantuan teknis, serta aspek
finansial dan pendanaan kegiatan. Secara khusus negara-negara pihak akan
membahas mekanisme review implementasi konvensi dan tiga protokolnya.
Setelah sepuluh tahun berlaku, UNTOC
masih belum memiliki mekanisme review untuk menilai implementasi yang dilakukan
negara-negara pihak. Terdapat harapan dari berbagai negara, termasuk Indonesia,
bahwa konferensi kali ini dapat menetapkan mekanisme review implementasi
dimaksud.
Dalam sesi konferensi pers yang
digelar pada akhir sesi pembukaan Konferensi, menanggapi pertanyaan mengenai
perbedaan pandangan di antara negara-negara pihak terkait dengan partisipasi
NGO, Dubes Rachmat Budiman menegaskan bahwa civil society termasuk NGO memiliki
peran penting dalam upaya bersama menanggulangi kejahatan lintas negara
terorganisir.
Perbedaan pendapat yang muncul
merupakan hal yang wajar dan diharapkan negara-negara pihak dapat mencapai
kompromi untuk menjembatani perbedaan tersebut pada Konferensi ini.
Secara khusus Dubes Rachmat Budiman
menegaskan sikapnya untuk tidak memihak pada salah satu pendapat namun dalam
kapasitas sebagai Presiden akan berusaha secara optimal untuk membantu
negara-negara pihak mencapai kesepakatan yang menjembatani perbedaan tersebut.
Konferensi pers juga dihadiri oleh
Direktur Eksekutif United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) Yury
Fedotov dan Menteri Dalam Negeri Meksiko Alejandro Toire.
Indonesia juga akan menyelenggarakan
sebuah side event pada hari ketiga Konferensi tanggal 17 Oktober dengan tema
`Multi-stakeholder response to trafficking in persons: prevention, prosecution
and protection. Tema ini sejalan dengan perhatian dan kepentingan Indonesia
pada isu perdagangan orang dalam konteks pekerja migran.
Pekerja migran merupakan kelompok yang
rentan terhadap praktek pelanggaran HAM dan eksploitasi, sejak proses
keberangkatan, saat bekerja dan proses kepulangan. Side event ini bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat internasional dan
merumuskan mekanisme kerja sama internasional yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi persoalan ini.
Delegasi Indonesia pada COP UNTOC ini terdiri
dari pejabat Kementerian Koordinator Bidang Polhukam, Kementerian Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Luar Negeri,
Kepolisian RI, dan Kejaksaan Agung.
Selain berpartisipasi dalam
konferensi, Delegasi Indonesia juga menghadiri pertemuan kelompok kerja yang
diselenggarakan bersamaan dengan konferensi yaitu Working Group on
International Cooperation dan Working Group on Technical Assistance.
***3***(ZG)
(T.H-ZG/B/M019/M019) 16-10-2012
05:28:52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar