JARANAN KUDA LOMPAT PUKAU
PENDUDUK BERN SWISS
London, 4/10 (ANTARA) - Jaranan Kuda
Lompat berhasil memukau pendududuk Bern Ibu Kota Swiss dalam acara "Amazing Asia Event" yang
digelar setiap tahun diikuti warga Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand,
Vietnam, India, Srilanka, China dan Nepal yang bermukim di berbagai Kanton di
Swiss.
Dalam acara pementasan "Amazing
Asia Event" meskipun hujan turun dari pagi hari tidak mengurungkan niat
masyarakat Swiss untuk datang meramaikan
acara, kata Pensosbud KBRI Bern Mohammad Budiman Wiriakusumah kepada ANTARA
London, Kamis.
Partisipasi Indonesia dalam acara
"Amazing Asia Event" adalah
untuk yang kedua kalinya dengan
mendatangkan dua penari dari Padepokan Tari Parmin Ras, Kabupaten Lumajang,
Jawa Timur.
Ribuan warga memenuhi lapangan
Waisenhausplatz yang berada di tengah kota Bern, dan mencapai puncaknya pada
minggu siang.
Dikatakannya yang menarik adalah
penampilan ilmu bela diri dari China yang juga mendapatkan sambutan meriah,
terutama dari remaja Swiss.
Dengan menampilkan dua tarian yang diambil langsung dari tarian
rakyat Kabupaten Lumajang, Jaranan Kuda
Lompat dan Tari Topeng Kaliwungu, yang menurut Parmin Ras kedua tarian ini
dikembangkan di padepokan yang dipimpinnya.
Selain tarian dari Jawa Timur,
Indonesia juga menampilkan tari-tarian dari daerah Bali yang disumbangkan oleh
warga Indonesia yang bermukim di Swiss.
Ketua Penyelenggara Sven Gruenig, mengatakan acara digelar sebagai upaya
memperkenalkan budaya Asia, melalui pementasan Kesenian, Wisata Kuliner serta
memperkenalkan produk Khas Asia. Selain itu acara ini juga untuk memperlihatkan
warga Asia di Swiss dapat berintegritas dengan warga setempat.
Di sudut lain warung tenda Indonesia
menampilkan stand perhiasan Mutiara Indonesia yang berasal dari daerah Lombok,
Sumbawa dan Flores, yang di-impor Sinta Lehmann Pearl, perusahaan yang khusus
mengimpor mutiara Indonesia untuk dapat dipasarkan di Swiss.
Menurut Susie Lehmann, salah satu
Direktur Sinta Lehmann Pearl, mutiara Indonesia mempunyai kwalitas yang bagus
dan tidak mengalami kesulitan untuk dapat dipasarkan di Swiss. Selain kwalitas
tinggi, hargapun dapat bersaing dengan mutiara dari Tahiti sehingga banyak
diminati.
Namun demikian penjualan mutiara ini
harus disertai dengan tehnik yang jitu sambil menjelaskan tentang proses
natural dalam penciptaan mutiara, mengingat warga Swiss menaruh perhatian
terhadap lingkungan.
Sedangkan Parmin Ras selain
berpartisipasi dalam panggung budaya ini, juga memberikan pelatihan singkat
tentang gerak dasar tari traidisional Lumajang dan yang tidak kalah pentingnya
adalah pelatihan dasar tehnik pernapasan.
Dubes RI untuk Konfederasi Swiss dan
Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo ikut berbaur dengan warga lainnya
yang hadir, menjawab pertanyaan warga Swiss tentang tarian asal Jawa Timur yang
tampil dinamis dan memukau warga setempat.
***3***(ZG)
(T.H-ZG/B/M019/M019) 04-10-2012
05:32:50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar