Selasa, 23 Oktober 2012

JAKARTA FEST


"JAKARTA ARTS FESTIVAL" TAMPILKAN JALI-JALI DI BERLIN

          London, 23/10 (ANTARA) -  "Jakarta Arts Festival" yang diadakan di beberapa lokasi di Berlin, yakni dari Berlin Timur hingga Berlin Barat, menampilakn tari Jali-Jali yangh menggambarkan kehidupan masyarakat Betawi.

         Jakarta Arts Festival diselenggarakan Dinas Budaya dan Pariwisata DKI Jakarta bekerja sama dengan KBRI Berlin, 16-20 Oktober itu, merupakan rangkaian acara peringatan 60 tahun hubungan Indonesia dan Jerman, demikian Sekretaris II-Penerangan, Sosial dan Budaya,KBRI Berlin Purno Widodo kepada ANTARA London, Selasa.

         Kuasa Usaha ad Interim KBRI Berlin R. Kusuma Pradopo secara resmi membuka Jakarta Arts Festival digelar di Berlin dengan rangkaian kegiatan Promosi Budaya di Alexa Mall di bagian timur Berlin, Festival Kuliner Jakarta di Restauran Cafe Madrid, Hotel Melia, terletak di pusat kota Berlin serta Jakarta Night di University of Arts, di Bagian Barat Berlin yang dihadiri hampir 1.000 penonton.

         Gerakan tari yang dibawakan lima pasang  penari menggunakan kain, sarung atau selendang sebagai alat menari dalam gerak yang dinamis ini tak urung menuai tepukan panjang dari penonton. Tak salah memang menjadikan tarian ini menjadi ikon budaya Jakarta yang selama seminggu penuh diadakan di Berlin.

         Selain tari Jali-Jali, para penonton dimanjakan dengan beragamnya tari Jakarta lainnya seperti Tari Topeng Subadra dan Tari Zapin Al-Zafn. Sebagai Kota Metropolitan yaitu tempat bertemunya berbagai budaya yang dibawa kaum pendatang, Jakarta juga layak disebut Indonesia Mini.

         Untuk itu, tim kesenian dari Jakarta ini juga mementaskan berbagai tarian dari daerah lainnya seperti Tari Tabang Jo Barabah dari Minangkabau, Tari Gantar Belian dari Dayak, Tari Tor Tor dari Batak, Kemilau Sriwijaya  dari Palembang dan lain sebagainya.

         Selain berbagai tarian yang dibawakan penari dari IKJ Dance Company pimpinan Tom Ibnur dengan pengarah Seniman Tari Nungki Kusumastuti, dalam acara ini juga ditampilkan peragaan busana yaitu Karya Rumah Batik Alliera serta Ramli.

         Alleira dengan garis busana berbahan batik modern dan penuh dengan warna-warna muda dan segar membawa khalayak Berlin ke era tahun 40an dan 70an serta dengan sentuhan pop art dalam sekuens pertama yang diberi tema the Ravishing Retro.

         Sementara itu, di sekuens kedua bertema "Talk" Alleira membawakan berbagai busana yang menggambarkan masa muda yang menakjubkan di era tahun 50an, yakni pada masa kaum muda penuh dengan berbagai rasa ingin tahu dan juga semangat untuk mengembangkan sayap mereka.

         Perancang senior Indonesia Ramli membawa penonton menyaksikan indahnya Pulau Sumatera, tepatnya di Kepulauan Riau dengan menampilkan berbagai motif kain batik Tarempa dipadu dengan bordir dan sulaman khas Ramli.

         Selain itu, Ramli juga memperagakan berbagai karya Gaun Malamnya yang menggambarkan indahnya Budaya Jawa yang penuh dengan gambaran kemewahan dan kedamaian dalam berbagai busana dengan dominasi warna hitam dan emas yang merefleksikan kecantikan dan keanggunan.

         "Everything is just so superlative," ungkap salah satu penonton bernama Linda Rüdriger yang juga kerap tampak di berbagai kegiatan dan acara sosial di Berlin dan sekitarnya. "Saya sudah sering menyaksikan pegelaran budaya Indonesia, namun untuk kali ini saya harus akui bahwa yang baru saya saksikan sangatlah menakjubkan," demikan ungkapnya.

         Hal lain juga diungkapkan salah satu Diplomat Filipina yang bertugas di Berlin bernama Azella Arumpak. "Amat sangat menarik pertunjukan budaya Jakarta ini, sayang sekali bahwa setiap saat saya ke Indonesia, belum pernah menyempatkan ke Jakarta. Tapi lain kali saya pasti akan mampir ke Jakarta untuk menyaksikan sendiri indahnya budaya disana," demikian tuturnya.

         Hal ini juga merupakan komitmen Pemerintah Kota Jakarta dalam mempererat rasa saling pengertian dan juga meningkatkan kontak antar manusia yang tinggal di belahan dunia yang berbeda namun terkait dalam ikatan Sister City yang dikukuhkan sejak tahun 1992.

         Duta Besar RI Dr Eddy Partomo menyatakan masyarakat di dunia ini dapat hidup dengan damai dan penuh persaudaraan hanya jika masing-masing secara bersama-sama mengembangkan rasa saling pengertian dan penghormatan  satu sama lainnya.

         "Hal ini dapat dicapai dengan mengenal dan memahami kebudayaan yang berbeda dari kebudayaannya sendiri, mengakui perbedaan  serta mengekspolarasi yang belum diketahuinya. Dan saya menyadari masyarakat Jerman dan masyarakat Indonesia telah menciptakan suatu ikatan persahabatan dan kerjasama selama bertahun-tahun, saling belajar dan saling menghormati satu sama lainnya," demikian Dubes Pratomo.

         Sebagaimana Berlin, Jakarta dalam hal ini juga meru pakan kota dengan perkembangan modernisasi yang sangat cepat, penuh dengan jejak sejarah serta tradisi dari masyarakat yang multi kultur, dengan menyediakan berbagai pengalaman yang menyenangkan melalui keramahan masyarakatnya serta berbagai bentuk pelayanan dalam industri jasanya.

         Tidak kurang dari 145.150 warga Jerman bertandang ke Indonesia, dari jumlah tersebut 89.210 orang diantaranya berkunjung ke Jakarta. ¿Dengan adanya berbagai pendekatan berkelanjutan seperti Jakarta Arts Festival ini diharapkan jumlah masyarakat Jerman mengunjungi Indonesia,  terutama Jakarta terus meningkat.

          Demikian Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta, Dr. Arie Budiman,  yang memimpin Delegasi Kesenian Jakarta untuk mengemban misi budaya di Berlin tersebut. ***3***

(T.H-ZG/B/F002/F002) 23-10-2012 11:12:17


           



    INDONESIA BORONG MEDALI PADUAN SUARA DI SPANYOL

          London, 23/10 (ANTARA) - Kontingan Indonesia memborong perolehan medali pada kompetisi paduan suara internasional (Festival Coral Internacional) Canta al Mar di Calella Spanyol, belum lama ini.

         Sebanyak sembilan grup paduan suara asal Indonesia tercatat sebagai peserta dalam kompetisi paduan suara bergengsi yang diselenggarakan oleh jaringan festival internasional inkultur ini, kata Pensosbud KBRI Madrid Krisnawati Desi Purnawestri kepada ANTARA London, Selasa.

        Kelompok paduan suara itu adalah Marsudirini Children¿s Choir, Pangudi Luhur Youth Choir, 78 Youth Choir, Nine's Voice SMAN 9 Binsus Manado, Purna Gita Bahana Nusantara Banjarbaru, The Chorale Singers Jakarta, The Hope Voice Choir Papua, Sola Fide Voice Palangkaraya, serta Jakarta Chamber Singers.

        Mereka bertanding membawa nama Indonesia melawan 70 kelompok paduan suara lainnya dari 35 negara, mulai tanggal 17 hingga 21 Oktober laalu di kota Calella, Spanyol.

        Dalam kompetisi tersebut, Sola Fide Voice Palangkaraya berhasil memenangkan medali emas untuk kategori Mixed Choir yang tingkat kesulitannya tinggi (level I), serta medali emas lainnya dalam kategori Folklore, yang sekaligus mengukuhkan paduan suara yang mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah tersebut sebagai juara umum kategori Folklore.

         Sementara itu masih dalam kategori yang sama, keharuman juga dibawa Marsudirini Children¿s Choir dengan medali emas, dan 78 Youth Choir yang berhasil membawa pulang medali perak. Selain medali perak dalam kategori Folklore, Paduan suara SMA N 78 Jakarta Barat ini juga dikukuhkan sebagai peraih medali emas dan pemenang kategori Youth Choir Mixed Voice.

         Prestasi Indonesia masih berderet dengan berhasilnya diraih medali perak oleh Pangudi Luhur Youth Choir dalam kategori Children¿s Choir. Dan last but not least, The Choral Singers Jakarta berhasil memborong medali emas dalam kategori Jazz dan kategori Popular Choral Music, yang lagi-lagi membuat Indonesia dinobatkan sebagai pemenang kategori ini.

        Prestasi ini sungguh membanggakan dan harus diketahui serta didukung bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia. Melalui kompetisi paduan suara, tercipta suatu harmoni, persatuan, persahabatan, dan perdamaian, katanya.

        Hal itu tampak jelas ketika dari berbagai kelompok paduan suara asal berbagai daerah di Indonesia, yang tadinya tidak saling kenal sebelumnya, pada ajang tersebut mereka dapat bersatu dan saling mendukung satu sama lain.

        Dalam sejarah penyelenggaraan suatu festival di Spanyol, partisipasi Indonesia dalam festival inilah yang tercatat dalam jumlah terbesar. Dan bangganya, tidak hanya karena jumlah peserta Indonesia sangat banyak yang membawa kekaguman panitia dan peserta lainnya, terbukti bahwa Indonesia berhasil membuktikan prestasinya dengan menjuarai berbagai kategori.

        Indonesia pun kini dikenal tidak hanya sebagai negara yang memajukan budaya tradisionalnya, tapi juga berprestasi dalam budaya internasional.

        Pada bulan Oktober 2013 Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 3rd Asian Chorus Games yang akan dilaksanakan di Sulawesi Utara. ***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/H-KWR/H-KWR) 24-10-2012 00:55:47

               

Tidak ada komentar: