"JAKARTA
ARTS FESTIVAL" TAMPILKAN JALI-JALI DI BERLIN
London,
23/10 (ANTARA) - "Jakarta Arts
Festival" yang diadakan di beberapa lokasi di Berlin, yakni dari Berlin
Timur hingga Berlin Barat, menampilakn tari Jali-Jali yangh menggambarkan kehidupan
masyarakat Betawi.
Jakarta Arts
Festival diselenggarakan Dinas Budaya dan Pariwisata DKI Jakarta bekerja sama
dengan KBRI Berlin, 16-20 Oktober itu, merupakan rangkaian acara peringatan 60
tahun hubungan Indonesia dan Jerman, demikian Sekretaris II-Penerangan, Sosial
dan Budaya,KBRI Berlin Purno Widodo kepada ANTARA London, Selasa.
Kuasa Usaha
ad Interim KBRI Berlin R. Kusuma Pradopo secara resmi membuka Jakarta Arts
Festival digelar di Berlin dengan rangkaian kegiatan Promosi Budaya di Alexa
Mall di bagian timur Berlin, Festival Kuliner Jakarta di Restauran Cafe Madrid,
Hotel Melia, terletak di pusat kota Berlin serta Jakarta Night di University of
Arts, di Bagian Barat Berlin yang dihadiri hampir 1.000 penonton.
Gerakan tari
yang dibawakan lima pasang penari
menggunakan kain, sarung atau selendang sebagai alat menari dalam gerak yang
dinamis ini tak urung menuai tepukan panjang dari penonton. Tak salah memang
menjadikan tarian ini menjadi ikon budaya Jakarta yang selama seminggu penuh
diadakan di Berlin.
Selain tari
Jali-Jali, para penonton dimanjakan dengan beragamnya tari Jakarta lainnya
seperti Tari Topeng Subadra dan Tari Zapin Al-Zafn. Sebagai Kota Metropolitan
yaitu tempat bertemunya berbagai budaya yang dibawa kaum pendatang, Jakarta
juga layak disebut Indonesia Mini.
Untuk itu,
tim kesenian dari Jakarta ini juga mementaskan berbagai tarian dari daerah
lainnya seperti Tari Tabang Jo Barabah dari Minangkabau, Tari Gantar Belian
dari Dayak, Tari Tor Tor dari Batak, Kemilau Sriwijaya dari Palembang dan lain sebagainya.
Selain
berbagai tarian yang dibawakan penari dari IKJ Dance Company pimpinan Tom Ibnur
dengan pengarah Seniman Tari Nungki Kusumastuti, dalam acara ini juga
ditampilkan peragaan busana yaitu Karya Rumah Batik Alliera serta Ramli.
Alleira
dengan garis busana berbahan batik modern dan penuh dengan warna-warna muda dan
segar membawa khalayak Berlin ke era tahun 40an dan 70an serta dengan sentuhan
pop art dalam sekuens pertama yang diberi tema the Ravishing Retro.
Sementara
itu, di sekuens kedua bertema "Talk" Alleira membawakan berbagai
busana yang menggambarkan masa muda yang menakjubkan di era tahun 50an, yakni
pada masa kaum muda penuh dengan berbagai rasa ingin tahu dan juga semangat
untuk mengembangkan sayap mereka.
Perancang
senior Indonesia Ramli membawa penonton menyaksikan indahnya Pulau Sumatera,
tepatnya di Kepulauan Riau dengan menampilkan berbagai motif kain batik Tarempa
dipadu dengan bordir dan sulaman khas Ramli.
Selain itu,
Ramli juga memperagakan berbagai karya Gaun Malamnya yang menggambarkan
indahnya Budaya Jawa yang penuh dengan gambaran kemewahan dan kedamaian dalam
berbagai busana dengan dominasi warna hitam dan emas yang merefleksikan
kecantikan dan keanggunan.
"Everything is just so superlative," ungkap salah satu
penonton bernama Linda Rüdriger yang juga kerap tampak di berbagai kegiatan dan
acara sosial di Berlin dan sekitarnya. "Saya sudah sering menyaksikan
pegelaran budaya Indonesia, namun untuk kali ini saya harus akui bahwa yang
baru saya saksikan sangatlah menakjubkan," demikan ungkapnya.
Hal lain juga
diungkapkan salah satu Diplomat Filipina yang bertugas di Berlin bernama Azella
Arumpak. "Amat sangat menarik pertunjukan budaya Jakarta ini, sayang
sekali bahwa setiap saat saya ke Indonesia, belum pernah menyempatkan ke
Jakarta. Tapi lain kali saya pasti akan mampir ke Jakarta untuk menyaksikan
sendiri indahnya budaya disana," demikian tuturnya.
Hal ini juga
merupakan komitmen Pemerintah Kota Jakarta dalam mempererat rasa saling
pengertian dan juga meningkatkan kontak antar manusia yang tinggal di belahan
dunia yang berbeda namun terkait dalam ikatan Sister City yang dikukuhkan sejak
tahun 1992.
Duta Besar RI
Dr Eddy Partomo menyatakan masyarakat di dunia ini dapat hidup dengan damai dan
penuh persaudaraan hanya jika masing-masing secara bersama-sama mengembangkan
rasa saling pengertian dan penghormatan
satu sama lainnya.
"Hal ini
dapat dicapai dengan mengenal dan memahami kebudayaan yang berbeda dari
kebudayaannya sendiri, mengakui perbedaan
serta mengekspolarasi yang belum diketahuinya. Dan saya menyadari
masyarakat Jerman dan masyarakat Indonesia telah menciptakan suatu ikatan
persahabatan dan kerjasama selama bertahun-tahun, saling belajar dan saling
menghormati satu sama lainnya," demikian Dubes Pratomo.
Sebagaimana
Berlin, Jakarta dalam hal ini juga meru pakan kota dengan perkembangan
modernisasi yang sangat cepat, penuh dengan jejak sejarah serta tradisi dari
masyarakat yang multi kultur, dengan menyediakan berbagai pengalaman yang
menyenangkan melalui keramahan masyarakatnya serta berbagai bentuk pelayanan
dalam industri jasanya.
Tidak kurang
dari 145.150 warga Jerman bertandang ke Indonesia, dari jumlah tersebut 89.210
orang diantaranya berkunjung ke Jakarta. ¿Dengan adanya berbagai pendekatan
berkelanjutan seperti Jakarta Arts Festival ini diharapkan jumlah masyarakat
Jerman mengunjungi Indonesia, terutama
Jakarta terus meningkat.
Demikian
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta, Dr. Arie Budiman, yang memimpin Delegasi Kesenian Jakarta untuk
mengemban misi budaya di Berlin tersebut. ***3***
(T.H-ZG/B/F002/F002) 23-10-2012 11:12:17
INDONESIA
BORONG MEDALI PADUAN SUARA DI SPANYOL
London,
23/10 (ANTARA) - Kontingan Indonesia memborong perolehan medali pada kompetisi
paduan suara internasional (Festival Coral Internacional) Canta al Mar di
Calella Spanyol, belum lama ini.
Sebanyak
sembilan grup paduan suara asal Indonesia tercatat sebagai peserta dalam
kompetisi paduan suara bergengsi yang diselenggarakan oleh jaringan festival
internasional inkultur ini, kata Pensosbud KBRI Madrid Krisnawati Desi
Purnawestri kepada ANTARA London, Selasa.
Kelompok
paduan suara itu adalah Marsudirini Children¿s Choir, Pangudi Luhur Youth
Choir, 78 Youth Choir, Nine's Voice SMAN 9 Binsus Manado, Purna Gita Bahana
Nusantara Banjarbaru, The Chorale Singers Jakarta, The Hope Voice Choir Papua,
Sola Fide Voice Palangkaraya, serta Jakarta Chamber Singers.
Mereka bertanding
membawa nama Indonesia melawan 70 kelompok paduan suara lainnya dari 35 negara,
mulai tanggal 17 hingga 21 Oktober laalu di kota Calella, Spanyol.
Dalam
kompetisi tersebut, Sola Fide Voice Palangkaraya berhasil memenangkan medali
emas untuk kategori Mixed Choir yang tingkat kesulitannya tinggi (level I),
serta medali emas lainnya dalam kategori Folklore, yang sekaligus mengukuhkan
paduan suara yang mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah tersebut sebagai juara umum kategori Folklore.
Sementara itu
masih dalam kategori yang sama, keharuman juga dibawa Marsudirini Children¿s
Choir dengan medali emas, dan 78 Youth Choir yang berhasil membawa pulang
medali perak. Selain medali perak dalam kategori Folklore, Paduan suara SMA N
78 Jakarta Barat ini juga dikukuhkan sebagai peraih medali emas dan pemenang
kategori Youth Choir Mixed Voice.
Prestasi
Indonesia masih berderet dengan berhasilnya diraih medali perak oleh Pangudi
Luhur Youth Choir dalam kategori Children¿s Choir. Dan last but not least, The
Choral Singers Jakarta berhasil memborong medali emas dalam kategori Jazz dan
kategori Popular Choral Music, yang lagi-lagi membuat Indonesia dinobatkan
sebagai pemenang kategori ini.
Prestasi ini
sungguh membanggakan dan harus diketahui serta didukung bersama oleh seluruh
masyarakat Indonesia. Melalui kompetisi paduan suara, tercipta suatu harmoni,
persatuan, persahabatan, dan perdamaian, katanya.
Hal itu tampak
jelas ketika dari berbagai kelompok paduan suara asal berbagai daerah di
Indonesia, yang tadinya tidak saling kenal sebelumnya, pada ajang tersebut
mereka dapat bersatu dan saling mendukung satu sama lain.
Dalam sejarah
penyelenggaraan suatu festival di Spanyol, partisipasi Indonesia dalam festival
inilah yang tercatat dalam jumlah terbesar. Dan bangganya, tidak hanya karena
jumlah peserta Indonesia sangat banyak yang membawa kekaguman panitia dan
peserta lainnya, terbukti bahwa Indonesia berhasil membuktikan prestasinya
dengan menjuarai berbagai kategori.
Indonesia pun
kini dikenal tidak hanya sebagai negara yang memajukan budaya tradisionalnya,
tapi juga berprestasi dalam budaya internasional.
Pada bulan Oktober
2013 Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 3rd Asian Chorus
Games yang akan dilaksanakan di Sulawesi Utara. ***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/H-KWR/H-KWR) 24-10-2012 00:55:47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar