DUBES-WNI LONDON SHALAT IDUL ADHA
DI HOTEL
London, 27/10 (ANTARA) - Duta Besar
RI untuk Kerajaan Inggris dan Ny Lastry Hamzah Thayeb bersama 300 warga negara
Indonesia dari berbagai kawasan di Inggris mengikuti Shalat Idul Adha di Hotel
Best Western Palm Hotel, 76 Hendon Way, London.
"Biasanya, Shalat Idul Adha
diadakan di KBRI London, namun karena ruangan di KBRI London digunakan rapat
tim advance kunjungan kenegaraan Presiden SBY dan KPK, maka pelaksanaan Shalat
Idul Adha diadakan di hotel," ujar Dubes Hamzah Thayeb kepada ANTARA
London, Jumat.
Shalat Idul Adha dilaksanakan dengan
imam H Hamim Syaaf dan khotbah Idul Adha 10 Dzulhijjah 1433 H disampaikan dosen
Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, Muhammad Muhtar Arifin
Sholeh PhD.
Dalam khotbah berjudul "Membangun
Masyarakat Taqwa melalui Ibadah Qurban dan Haji", Muhtar Arifin Sholeh
yang sedang studi di Information School, University of Sheffield itu
menyampaikan makna dari ibadah haji dan qurban.
"Berqurban adalah tradisi dan
tuntunan kemanusiaan yang paling akbar yang dimulai semenjak generasi manusia
yang pertama, yaitu Qabil dan Habil, putra Nabi Adam," katanya.
Secara mendalam, kurban diajarkan dan
diperintahkan Allah kepada Nabi Ibrahim
untuk mengurbankan putranya Ismail. "Makna qurban sebenarnya upaya
mendekatkan diri kepada Allah, yang berasal dari 'qaraba' yang berarti
mendekatkan diri," katanya.
Dalam arti ritual, berqurban adalah
penyembelihan binatang pada Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) dan tiga hari
sesudahnya, sedangkan dagingnya dibagikan ke fakir, miskin, dan yang berhak
menerimanya.
Selain arti ritual, berqurban dalam
arti aktual, yaitu mengorbankan apa saja, seperti tenaga, pikiran, ilmu,
nasehat, waktu, uang, harta, dalam rangka untuk mendekatkan diri dan taat
kepada-Nya.
"Membangun masyarakat yang taqwa
dapat dilakukan melalui berqurban (ritual dan aktual) dan beribadah haji
(ritual dan aktual),"
katanya.
Sementara haji adalah pelaksanaan
ibadah ritual seperti ihram, tawaf, sa'i, wukuf, lempar jumrah, dan tahalul di
Makkah al-Mukaramah, sedangkan haji aktual adalah mengamalkan makna simbolik
dari haji ke dalam kehidupan sehari-hari.
"Tawaf, mengelilingi Kabah tujuh
kali, membentuk konfigurasi lingkaran yang mempunyai makna simbolik yang
mendalam. Seluruh isi jagat raya, baik jenis makro-kosmos maupun mikrokosmos,
menunjukkan konfigurasi lingkaran," katanya.
Dalam skala makro, bulan mengelilingi
bumi sembari berputar pada porosnya. Bulan dan bumi dan mengelilingi matahari,
sementara dalam skala mikro diketahui setiap benda mempunyai molekul yang
terdiri dari atom-atom. Inti atom dikelilingi elektron.
"Gerakan melingkar dalam
tawaf merupakan simbolisasi gerakan
kehidupan yang terus-menerus disiplin," ujarnya.
Sementara Sa'i adalah berlari-lari
kecil dari bukit Shofa ke Marwa, sampai tujuh kali. Ini mengenang kembali
peristiwa ketika istri Nabi Ibrahim yaitu Siti Hajar mondar-mandir mencari air
untuk anaknya Ismail.
"Sa'i memberi makna simbolik
tentang peran dan perjuangan seorang wanita," ujarnya.
Wukuf adalah tinggal di Padang Arafah
dalam waktu tertentu yang dipenuhi dengan kegiatan ibadah seperti shalat,
zikir, baca Al Quran, dan mendengarkan ceramah agama.
Padang Arafah adalah padang kehidupan
dunia-akhirat. Kegiatan ibadah tersebut juga harus tetap dilakukan di
"Padang Arafah" lainnya apakah bernama Indonesia, United Kingdom,
Jakarta, London, Semarang, bahkan di "Padang Arafah" rumah sendiri.
"Sedangkan lempar jumrah
merupakam gambaran permusuhan manusia dengan syetan sebagai musuh yang
sesungguhnya," katanya.
Shalat Idul Adha masyarakat Indonesia
yang datang dari berbagai kota diakhiri dengan ramah tamah dengan hidangan
makanan kecil berupa lemper, kue risoles
dan kue sus dan air putih.
Sementara itu, sebagian masyarakat
melakukan "open house" seperti yang dilakukan Tjahjati Dewi Mukti,
staf lokal di bagian Atase Pendidikan yang kebetulan rumahnya berada di
belakang hotel tempat penyelenggaraan Shalat Idul Adha.
Mbak Dewi, demikian Tjahjati Dewi Mukti
biasa disapa rekan- rekannya, menyiapkan berbagai makanan seperti sate Padang,
bakso, somai dan juga lontong sayur nangka lengkap dengan rendang dan telur
balado serta kue lebaran seperti nastar dan kastengel.
"Senang bisa berkumpul bersama
sama dalam suasana kekeluargaan, apalagi kita sambil mendengarkan tausiah yang
disampaikan Rikie Fasha dari Reading," ujar Aliendheasja Fawilia, yang
baru saja menyelesaikan master di King Collage London. (ZG)
(T.H-ZG/C/E011/E011) 27-10-2012
07:43:51
Tidak ada komentar:
Posting Komentar