LONDON
INGIN JADI PUSAT KEUANGAN SYARIAH DUNIA
London, 18/9
(ANTARA) - Pakar ekonomi syariah asal Indonesia, Dr. Muhammad Syafii Antonio,
M.Ec mengatakan London sebagai pusat keuangan dunia yang memiliki keunikan juga
ingin menjadi pusat keuangan syariah.
"London
ingin juga punya keunikan lainnya sebagai pusat keuangan Islam di dunia,"
ujar M Syafii Antonio dalam wawancara khusus dengan Koresponden ANTARA London,
sebelum memberikan ceramah di hadapan pengajian masyarakat Indonesia di KBRI London, akhir pekan.
Kehadiran M
Syafii Antonio di Inggris dalam rangka mengikuti Konferensi tentang Islamic
Finance di Cambridge University dan
Workshop di London serta mempresentasikan hasil risetnya tentang
perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Menurut Syafii
Antonio, kalau posisi London tidak menjadi pusat keuangan dunia maka London
tentunya akan kehilangan keunikannya. "Makanya London juga ingin menjadi
pusat keuangan Syariah."
Dengan menjadi
pusat keuangan syariah dunia, maka London juga bisa mendapatkan dana dari
negara Islam di Timur Tengah dan juga para investornya.
Selain itu
London juga ingin memberikan pelayanan kepada kaum Muslim yang ada di Inggris
yang jumlahnya sekitar tiga juta dan ada nilai plus secara komersial dan juga
politik khususnya untuk mendapatkan dukungan dari komunitas kaum Muslim.
Pemerintah
Inggris meliat peluang itu, ujarnya selain ada beberapa kelebihan posisi London
yang menjadi pusat keuangan dunia dan juga status hukum yang sangat
memungkinkan melakukan inovasi baru.
Banyaknya lembaga
hukum yang menunjang dan juga pakar keuangan yang paham dengan bank syariah,
yang tidak banyak dimiliki oleh negara Eropa lainnya dibandingkan dengan Italia
atau Denmark.
Diakuinya
banyaknya kaum muslimin di Inggris memberikan warna lain sebagai nilai
strategis London sebagai tempat berkembangnya ekonomi syariah dan juga
pemerintah Inggris yang mempunyai minat yang tinggi pada bank syariah itu
sendiri.
Dalam
pertemuan yang diadakan oleh Institute Islamic Banking and Finance, London di
Cambridge yang bertajuk Structuring Innovative Islamic Financial Products,
Muhammad Syafii Antonio mempresentasikan perkembangan produk perbankan syariah.
Selama di
London M Syafii Antonio menjadi pembicara pada pertemuan tahunan 4th IIBI-ISRA
Annual International Thematic Workshop dengan topik Moral Failures in Banking
and Finance, bersama peneliti Tazkia yaitu Dr. Yulizar Djamaluddin Sanrego,
M.Ec, Luqyan Tamanni, M.Ec dan Murniati Mukhlisin, M.Acc. melakukan riset
mengenai perkembangan Sukuk di Indonesia, Malaysia dan Inggris.
Riset yang
dilakukan M Syafii Antonio terpilih dari sekian banyak periset dengan predikat
"Excellence Riset" proyek yang diberikan Pemerintah Indonesia memilih
enam terbaik dari ratusan, salah satunya yang dilakukan oleh M Syafii Antonio.
Selama sebulan
melakukan riset tetang sukuk Islamic Bond yang ada di Inggris dilihat dari dua
sisi praktisi dan akademisi.
Untuk tujuan itu,
M Syafii Antonio dan tim nya mengadakan diskusi dengan London Stock Exchange,
Financial Services Authority, Bank of London and the Middle East, SNR Denton,
Ethical Asset Management, Institute of Islamic Banking and Finance, Ernst &
Young Audit Firm.
Selain
pertemuan dengan beberapa universitas, seperti University of Leicester, Aston
University, Salford University, Durham University, The Markfield Institute of
Higher Education dan University of Glasgow.
Menurut salah
satu Tim M Syafii, yakni Murniati Mukhlisin, M.Acc, perkembangan Sukuk cukup
pesat dalam beberapa kurun waktu terakhir di tiga negara itu. Dari 19 negara
yang paling menyumbangkan pertumbuhan tertinggi dalam industri keuangan
syariah, Inggris adalah satu-satunya negara barat yang masuk dalam urutan ke-8,
sedangkan Indonesia menduduki urutan ke-17.
Dikatakan,
kehadiran Syafii Antonio di Inggris juga dimanfaatkan kelompok pengajian warga
Indonesia di Inggris selain di KBRI London,
juga memberikan tausiyah di Pengajian Lokaliti Al-Hijrah, Bristol, di
Aberdeen dan tausiyyah di Manchaster.
Selain itu
juga mengadakan pertemuan di University of Leicester, dengan Islamic Bank of
Britain dan Aston University, Birmingham, serta dengan ICMIF dan University of
Salford.
***2***
(ZG)
(T.H-ZG/B/S004/B/S004) 18-09-2012 09:52:43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar