BERAMAL LEWAT SEMUR AYAM DAN MIE DI SWISS
London, 10/9
(ANTARA) - Warga Indonesia yang
berdomisili di kota Basel, Swiss yang tergabung dalam Olla Comun, sebuah
lembaga integrasi orang asing di Swiss berinisiatif untuk berpartisipasi dalam
sebuah kegiatan amal yang dinamakan Stephanustag, akhir pekan lalu.
Koordinator
masyarakat Indonesia di Basel, Lina Schmidlin
kepada ANTARA London, Senin mengatakan merupakan pertama kalinya
Indonesia berpartisipasi dalam Stephanustag.
Bentuk
partisipasi mereka adalah dengan menyumbangkan tiga jenis makanan Indonesia
untuk dijual kepada masyarakat setempat yang hadir yaitu berupa semur ayam, mie
goreng dan sayur tumis tahu.
Lina Schmidlin
menjelaskan hasil bersih dari penjualan ini sepenuhnya diberikan kepada
Staphanus Kirchgemeinde, Basel untuk membantu pengadaan proyek air bersih di
Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, proyek bantuan yang sudah
berjalan sejak tahun 2004.
Sementara itu,
Fungsi Pensosbud, KBRI Bern, Oktavia Maludin,
menyebutkan kegiatan sosial ini mendapatkan perhatian dan bantuan dari
KBRI Bern, baik berupa pemberian dukungan perlengkapan dekorasi yang menyulap
tenda warung Indonesia ini menjadi warung khas Indonesia lengkap dengan payung
dan taplak Bali maupun bantuan lainnya.
Semur ayam
yang disajikan dengan mie goreng, dijual dengan harga sekitar 12 Swiss Francs
atau sekitar Rp120.000 perporsi, diminati warga Swiss yang tidak segan segan
antri memanjang untuk mencicipi makanan Indonesia.
Lebih dari
sekitar 300 orang memadati kegiatan sosial ini, dan ini juga dimanfaatkan KBRI
Bern untuk mempromosikan tujuan wisata Indonesia terutama daerah timur
Indonesia yang sangat berpotensi sebagai tujuan wisata bahari, dengan
memberikan brosur yang dicetak KBRI Bern.
Proyek air
bersih di Kabupaten Banggai Kepulauan secara tidak langsung juga membuka
potensi wisata didaerah itu yang belum banyak dikenal bahkan oleh warga
Indonesia sendiri.
Panitia juga
memamerkan foto-foto proyek air bersih yang yang dibangun masyarakat setempat,
sumbangan yang diberikan berupa pendanaan dan tenaga ahli Swiss.
Seorang warga
Indonesia yang bermukim di Basel, Risma Notter merasa bangga, dengan memasak
masakan sehari- hari, tanpa memerlukan keahlian khusus, juga dapat ikut
menyumbangkan untuk saudara di bagian Timur Indonesia.
Solidaritas warga Indonesia yang menjadi
ciri khas patut dibanggakan yang dapat bersatu tanpa melihat perbedaan suku,
agama dan daerah dengan modal sederhana bisa membantu proyek yang dinikmati
ribuan warga Kepulauan Banggai, demikian Mohammad Budiman Wiriakusumah,
Pensosbud KBRI Bern. ***3***
(ZG/c/a011)
(T.H-ZG/C/A011/A011) 10-09-2012 07:09:31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar