KANG JJ ALAMI KEJELAKAAN DI
KHAZAKSTAN
London , 13/8 (ANTARA) - Penjelajah
dunia seorang diri dengan motor
besar, Jeffrey Polnaja yang membawa misi
perdamaian kembali dihadapkan pada tantangan berat dan harus beristirahat usai kecelakaan di 201 Km
menjelang kota Astana, Khazakstan, pekan silam.
Kecelakaan yang melibatkan truk
kontainer besar telah membuat tulang tumit kaki kiri mengalami keretakan, meski
tetap dalam kondisi sadar, demikian Jeffrey Polnaja dalam surat elektronik yang
diterima ANTARA London, Senin.
Kini pria asal Bandung, Jawa Barat yang
akrab disapa Kang JJ itu masih tertahan di kota Astana. Hasil pemeriksaan
dokter di Rumah Sakit Repubican Research and Center Emergency Medical Care di
kota tersebut menyatakan, Jeffrey harus menjalani proses penyembuhan kaki
sekurangnya selama satu bulan.
"Kecelakaan itu sulit dihindari.
Saya sudah melakukan antisipasi yang maksimal. Namun seperti inilah kondisi
yang saya terima. Tulang tumit kaki kiri saya retak, dan membengkak, sehingga
membuat saya sekarang tidak bisa berjalan tanpa dua tongkat penyangga,"
kata Jeffrey.
Jeffrey menceritakan, kecelakaan dialami
dirinya pada pukul 15:00, tepatnya selepas kota Marinovka yang berjarak 201 Km
dari Astana. Saat itu Jeffrey sedang melaju di lintasan jalan raya, di mana
banyak truk besar berjalan beriringan. Namun bagi Jeffrey kondisi lalu lintas
seperti itu bukanlah pemandangan baru.
Ketika ingin mendahului laju lima truk
kontainer yang berjajar, secara tiba-tiba truk yang berada di urutan kedua dari
depan memotong lajurnya. Truk ini bermaksud menyalip kendaraan di depannya,
tanpa melihat kondisi di sisi jalan. Jeffrey yang kala itu sudah berada
sepertiga di badan truk terdorong ke sisi kiri luar lintasan.
"Seketika ketika mengetahui posisi
truk ini bergeser ke kiri maka saya mengambil keputusan untuk menghindar.
Sayangnya, tak ada lagi sisi jalan yang tersedia buat saya. Saya memilih
melompati tanggul, mendarat keras di permukaan tanah berbatu, dan menjatuhkan
sepeda motor," ungkapnya.
Bagi Jeffrey. Upaya antisipasinya
ternyata tetap membuahkan risiko. Ketika menggelincirkan diri bersama BMW
R1150GS, kaki kirinya tertimpa boks besar yang dibawanya. Rasa sakit langsung
menjalar, meski Jeffrey berusaha menahannya.
Supir membantu
Beruntung kelima truk yang sedang melaju tersebut berhenti. Para supir
dan kernet truk keluar membantunya membangunkan sepeda motor. Beberapa ada yang
memberikan pijatan ringan dan menuangkan air minum. Sementara supir ceroboh
yang memotong lintasannya, berkali-kali memohon maaf. Rekan sesama pengemudi
truk ini bahkan ikut menegur secara keras.
Usai beristirahat, Jeffrey yang telah
merasakan sakit di kaki kirinya langsung mengambil keputusan melanjutkan
perjalanan menuju Astana. Ironinya, rumah sakit terdekat yang mampu menangani
luka serius berjarak lebih dari 200 Km dan berada di kota itu. Di tengah rasa
sakit yang terus meningkat, Jeffrey menjelajah selama tiga setengah jam di atas
permukaan jalan yang sebagian besar off-road.
"Sangat menyakitkan. Dengan tulang kaki
retak saya harus melibas jalan off-road berbatu selama lebih dari tiga jam.
Bantingan dan ayunan sepeda motor membuat rasa sakit di kaki tak
terkirakan," ujarnya. Rute off-road ini memang harus menjadi santapannya mengingat
lintasan utama menuju Astana tengah menjalani konstruksi ulang.
Jeffrey akhirnya tiba di rumah sakit
pada pukul 18:30. Dia langsung dibawa ke ruang gawat darurat untuk menjalani
pemeriksaan intensif. Hasil pindai di rumah sakit menyatakan Jeffrey mengalami
keretakan tulang tumit di kaki kiri yang serius.
Kaki Jeffrey pun di "gips"
agar tumit yang retak tidak bergeser dan diharapkan tim dokter baru bisa
dilepas kurang lebih selama satu bulan. Hebatnya, tak sepeser uang dikeluarkan
Jeffrey untuk seluruh pengobatan tersebut.
Pemerintah Khazakstan telah memberikan
layanan kesehatan gratis kepada masyarakatnya, termasuk tamu asing seperti
dirinya.
Bagi Jeffrey, vonis dokter tentu
memberatkan hatinya. Dia merasa jadwal perjalanan akan terganggu. Terlebih saat
ini Jeffrey sedang dituntut mengejar waktu perjalanan agar terhindar dari cuaca
buruk musim dingin ketika memasuki kawasan Siberia yang liar nanti.
"Beginilah tantangan seorang
penjelajah. Saya memiliki rencana matang, namun nasib bisa berkata lain,"
demikian.
Dokter memintanya saya beristirahat selama satu bulan, dan
mungkin ini harus dituruti. Artinya, cuaca buruk di Siberia pasti lebih keras
ketika saya melanjutkan perjalanan usai cidera ini pulih.
***3***
(ZG/c/a011)
(T.H-ZG/C/A011/A011) 13-08-2012
08:26:52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar